“Beliau adalah sosok guru yang mengabdikan diri tanpa pamrih di daerah pedalaman Papua. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi dunia pendidikan. Kita semua berduka,” ujar Bupati Anton Doni yang hadir dalam prosesi penerimaan jenazah.
Sekedar diketahui, setelah menempuh perjalanan udara selama delapan jam dari Sentani, Papua, pesawat Cessna Caravan PK-VIG yang membawa jenazah Ibu Rosalia akhirnya mendarat di tanah leluhur. Isak tangis dan doa mengiringi kedatangannya.Rekan-rekan guru yang tergabung dalam PGRI Flores Timur memberikan penghormatan terakhir dengan penuh rasa solidaritas, mengakui jasa dan pengabdian almarhumah sebagai pahlawan pendidikan.
“Terima kasih atas dedikasimu yang luar biasa dalam mendidik dan membuka jendela dunia bagi anak-anak di Angguruk dan seluruh pedalaman Papua,” ucap Vico Amalo, seorang rekan yang mengenang perjuangan almarhumah.
Kepergiannya menjadi pengingat betapa besar pengorbanan para guru yang bertugas di daerah terpencil demi mencerdaskan anak bangsa. “Ibu Rosalia pantas dikenang sebagai Pahlawan Pendidikan,” kata Niko, warga Larantuka.
Pihak Pemda Yahukimo sendiri diwakili oleh Kepala Dinas P dan P, Akso Balingga. Kepala Dinas P dan P, Akso Balingga atas nama Pemda Yahukimo menyampaikan permohonan maaf. “Atas nama Pemda Yahukimo menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang sama-sama tidak diinginkan. Ini tragedi kemanusiaan yang tidak diharapkan,” ucap Akso di hadapan keluarga dan warga setempat seperti yang disampaikan dalam siaran langsung, akun Flores Timur, Rabu (26/3)
Ia menyampaikan permohonan maaf juga karena jenasah tidak bisa langsung dibawa ke kampung halaman karena situasi di daerah. “Kami juga sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah mengutus anak Rosalia untuk mengabdi di Yahukimo. Sekali lagi kami sampaikan permohonan maaf atas insiden ini,” imbuh Akso. (ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos