Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Pengamanan di Rumah Ibadah Diperketat

Anggota polisi Indonesia berjaga di luar gereja setelah ledakan di Makassar (28/3) 2021. (Foto oleh INDRA ABRIYANTO / AFP)

Ustadz Payage: Sel Teroris Ajaran Sempalan Negara Luar

JAYAPURA-Masyarakat di Provinsi Papua diminta untuk tidak terprovokasi dengan kejadian bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) kemarin,

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan masing-masing seperti tempat kerja atau rumah-rumah ibadah.

“Tidak perlu takut berlebihan. Tetap waspada dan saling memberikan informasi apabila ada hal hal yang mecurigakan,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Minggu (28/3).

Lanjut Kapolda, terkait dengan kejadian di Makassar, dirinya telah memerintahkan Polres jajaran untuk melakukan pengamanan ekstra di rumah-rumah ibadah. “Pengamanan tempat ibadah akan diperketat, kita akan mengambil langkah langkah antisipasi,” tambahnya.

Sementara itu,  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua, K.H. Ust Islami Al Payage mengegaskan bahwa salah jika menganggap ada ajaran agama yang mengajarkan sahnya sebuah perbuatan kekerasan. Apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain. Dengan cara apapun tak ada ajaran agama yang mengajarkan kekerasan kepada umatnya. Kalaupun ada biasanya karena mendapat ajaran yang salah, yang dilatarbelakangi kepentingan lain dan bukan dilatarbelakangi kepentingan agama.

Ini disampaikan Ust Islami Al Payage merespon kasus teror bom di Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3). Pihaknya juga mengutuk keras tindakan bom bunuh diri tersebut karena apapun alasannya tidak dibenarkan menyebarkan teror, ketakutan apalagi ketika ada umat lain yang sedang beribadah.

“Saya meyakini agama apapun tidak mengajarkan soal kekerasan seperti ini. Karena itu negara harus hadir di tengah masyarakat terutama teman-teman yang minoritas untuk memberikan kepastian keamanan dan kenyamanan dalam melakukan ibadah di manapun,” kata Payage melalui ponselnya, kemarin.

Ia meyakini teror semacam ini tidak perlu lagi terjadi jika semua memahami pluralisme, keharmonisan dan toleransi beragama. Ia meminta publik tidak cepat – cepat berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.

Disini Payage kembali menegaskan bahwa salah jika ada yang mengaitkan perbuatan bom ini dengan agama. “Jika ada yang menyebut itu Islam maka itu salah sebab Islam tidak mengajarkan menyebar teror, tidak mengajarkan jihad yang salah. Jihad yang sekarang adalah bagaimana  memperbaiki diri, bekerja keras menumbuhkan keimanan dan ketakwaan,” tambahnya.

Lalu menurutnya Kementerian Agama perlu mengambil peran melakukan edukasi kepada sempalan atau kelompok yang tidak nasionalis, tidak memahami kebhinekaan dan merusak keberagaman. Ini dilakukan oleh jaringan atau sel – sel teroris ini yang menumbuhkan kebencian dengan  kelompok agama lain dan faham-faham ini bukan murni agama. “Ini organisasi sempalan dari negara – negara luar yang muncul karena kepentingan politik dan agama hanya menjadi tameng untuk memuluskan targetnya,” jelas Payage.

“Kementerian agama perlu membereskan dan ini bukan lagi bicara edukasi dan segera diambil tindakan tegas,” tutupnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Persatuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom menyampaikan duka cita mendalam atas ledakan bom yang terjadi di depan gereja Katedral Makassar. Khususnya kepada para korban luka. Peristiwa nahas itu menambah daftar panjang aksi kekerasan dan teror yang terjadi di nusantara.

’’Saya mengimbau seluruh umat untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat terkait,’’ jelasnya. Dia menyerukan kepada seluruh umat untuk tidak takut dan resah. Tetapi tetap waspada. Dia juga mengaimbau supaya tidak memposting gambar atau video tentang peristiwa tersebut. Sebab bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.

Menurut dia pengeboman itu sangat mengenaskan. Sebab dilakukan saat umat Kristen di Indonesia merayakan Minggu Palmarum. Perayaan ini merujuk pada peristiwa masuknya Yesus ke Jerusalem dengan mengendarai keledai betina. Dari kejadian ini, Yesus sedang membangun persepti tntang diri-Nya sebagai Mesias atau Raja Damai yang lemah lembut, rendah hati, dan menghadirkan kehidupan.

’’Dia (Yesus, Red) tidak datang dengan kekuasaan, kekuatan, apalagi kekerasan untuk berperang dan menghancurkan kehidupan,’’ jelasnya.

Dalam semangat kelembutan seperti itulah, Gumar mengajar umat Kristen menghadapi peristiwa tersebut. Seraya terus berdoa bagi kedamaian masyarakat Indonesia.

Baca Juga :  23 Kelompok Sipil Bersenjata di Papua

Aksi terorisme di Makasar juga mendapat respon dari Presiden Joko Widodo. Kemarin Jokowi memberikan pernyataan bahwa dirinya mengutuk keras aksi tersebut. ”Saya sudah memerintahkan kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku sampai ke akarnya,” ujarnya.

Menurut Jokwi, terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agaman apapun. ”Semua ajaran agama menolak terorisme,” ucapnya.

Dia meminta agar seluruh masyarakat tetap tenang. Menurutnya, negara menjamin hak setiap masyarakat untuk menjalankan ibadah. ”Negara menjamin keamanan beragama,” katanya.

Selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi terorisme. Selain itu juga memerangi radikalisme yang bertentangan demgan milao agama fan bangsa. ”Bagi korban luka, semoga segera diberi kesembuhan dan negara menjamin biaya pengobatan,” bebernya.

Masduki Baidlowi selaku Juru Bicara Wakil Presiden (Wapres) menyampaikan penyesalan atas tindakan kekerasan berupa pengeboman di gereja katedral di Kota Makassar itu. ’’Saya mengutuk pelakunya bahwa tindakan ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab,’’ jelasnya.

Menurut dia pelaku bom bunuh diri itu menyalahgunakan pemahaman agama. Menurut dia aksi tersebut dari kacamata agama manapun salah besar. Dia berharap kepolisian segera mencari tahu siapa pelaku lapangan serta dalang di balik bom tersebut. Termasuk juga menggali atau mengungkap latar belakangnya.

Kepada masyarakat Masduki berharap jangan sampai melakukan spekulasi. Sebab hanya akan menimbulkan kekeruhan. Khususnya di media sosial. Dia meminta masyarakat untuk menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian serta tidak terpancing provokasi.

Menag Yaqut Cholil Qoumas juga menyampaikan kutukan keras terhadap pengeboman tersebut. Yaqut menilai pengeboman itu sebagai tindakan keji dan menodai ketenanangan hidup bermasyarakat. Serta jauh dari ajaran agama. ’’Apapun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama. Karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga sangat merugikan orang lain,’’ kata dia.

Atas kejadian tersebut, dia berharap kepolisian perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah. Sehingga masayrakat bisa samakin tenang dan khusyuk dalam beribadah. Yaqut juga mengimbau kepada para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik. Kemudian menekankan pentingnya beragama yang moderat.

Menurut dia agama apapun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan. Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan juga rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik. Dia juga mengajak semua pihak mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalan. Seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi, dan lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menyatakan bahwa aksi teror di Makassar tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Dia tegas menyebut, semua agama mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak satu pun agama mengakui aksi teror sebagai tindakan yang benar. Karena itu, dia menyebutkan bahwa pemerintah mengutuk keras aksi teror tersebut. “Itu adalah betul-betul teror seperti disebutkan dalam devinisi UU nomor 5 tahun 2018. Itu adalah musuh kemanusiaan,” tegasnya.

Oleh karena itu, pemerintah juga meminta supaya tidak ada satu pun pihak yang terpancing dengan kejadian kemarin. Mahfud menyatakan, pihaknya tidak ingin masyarakat termakan isu-isu bersifat adu domba. Baik adu domba antar agama, antar suku, atau antar golongan. Dia menekankan bahwa aksi teror merupakan musah bersama yang harus dilawan bersama-sama. Karena itu, selain menurunkan tim dari instansi-instansi terkait, pemerintah mengharapkan dukungan masyarakat untuk mengungkap kasus insiden memilukan tersebut.

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan, apa pun motif dan siapa pun pelakunya, tindakan pengeboman harus dilawan. Dia juga meminta masyarakat tenang dan mempercayakan penanganan kepada pihak berwajib. “Semoga situasi kembali kondisif dan umat Kristiani dapat kembali beribadah dengan tenang,” ungkapnya.

Partai NasDem juga menyampaikan hal yang sama. Bahkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyayangkan kejadian yang menimpa umat Kristiani ini di masa-masa Paskah dan di tengah upaya negara menangani Covid-19 juga.

“Perbuatan ini merupakan teror yang dari segi etis dan ajaran agama apa pun tidak dibenarkan. (Saya) meminta aparat kepolisian mengusut kasus sampai tuntas dan mendalami kemungkinan aksi bom bunuh diri ini terkait debgan jaringan-jaringan teroris lainnya,” jelasnya dalam pernyataan tertulis kemarin.

Baca Juga :  Kasus Positif dan Meninggal Dunia Bertambah

Sementara itu, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengharapkan kepada aparat untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan jelang hari raya umat Kristiani pekan depan. “Intelijen dan TNI harus meningkatkan kewaspadaan serta menjamin keamanan demi keberlangsungan momentum peringatan Wafat Isa Almasih dan perayaan Paskah,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah juga mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Makassar. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai aksi tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Apa yang mereka lakukan telah menyakiti hati kita semua sebagai anak bangsa, perbuatan mereka sangat jelas adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu mendesak Polri segera menangkap pihak-pihak yang terlibat tindakan teror tersebut. Siapapun, jika terbukti maka harus mempertanggungjawabkan.

Cak Nanto menambahkan, tindakan teror tersebut diduga dilakukan dengan kebencian dan berupaya memunculkan rasa takut muncul di hati publik. “Tetapi hal tersebut tidak boleh terjadi, sebaliknya, kita harus kuat dan melawan segala tindakan atau aksi terorisme semacam itu,” imbuhnya.

Terakhir, pria asal Madura itu menghimbau masyarakat tidak terlalu cemas namun tetap bersikap waspada. Pihaknya yakin Polri bisa bekerja profesional dan secepatnya dapat menemukan pelaku tindakan teror tersebut.

Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyampaikan keprihatinan, doa, dan dukacita mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa, yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.

Ketua Komisi HAK KWI, Yohanes Harun Yuwono dalam pernyataan resminya kemarin menyatakan bahwa peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia.

”Kami mengecam keras atas tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang  kita cintai,” katanya, kemarin.

Ia mengimbau kepada seluruh umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Seruan juga kepada seluruh umat dan masyarakat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada. “Kami juga menghimbau agar tidak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang peristiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” jelasnya.

Ia juga mengajak untuk memberikan kepercayaan penuh bahwa Pemerintah, TNI, dan Polri, mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Makassar. “Kami berharap agar peristiwa ini tidak merusak atau melemahkan hubungan antara umat beragama dan kepercayaan yang selama ini terus menerus kita bangun, kita rawat, dan kita kembangkan,” jelasnya.

Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras pelaku pengeboman yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. “Saya atas nama warga Nahdliyin mengutuk keras terjadinya pengeboman di Katedral Makassar,” katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT KAI ini menuturkan, tidak ada satu agama pun, termasuk agama Islam yang membenarkan tindakan kekerasan, apalagi terorisme.

Said mengungkapkan kisah seorang ayah yang dilarang memaksa anaknya dengan cara kekerasan agar masuk Islam. Katanya, seorang ayah saja tidak boleh melakukan kekerasan terhadap anaknya, apalagi kekerasan dilakukan kepada orang lain. “Melakukan kekerasan terhadap anaknya karena gak mau masuk Islam, itu dilarang oleh Alquran,” ucapnya.

Said menyebut, dengan terjadinya pengeboman ini menandakan bahwa bahaya terorisme masih ada di Indonesia. Bahaya ini lebih laten dan mengancam jika dibandingkan dengan bahaya PKI yang sering digaungkan oleh sebagian masyarakat. “Bukan bahaya PKI. Setidaknya sampai hari ini,” jelasnya.

Ia meyakini bahwa pelaku pengeboman masih berkaitan dengan jaringan teroris Poso hingga ke Filipina Selatan. “Kita (harus) selalu waspada, tapi tidak boleh takut dan selalu waspada. Ini jaringan Filipina, Poso, masih ada dimana-mana,” jelasnya. (fia/ade/nat/JPG)

Anggota polisi Indonesia berjaga di luar gereja setelah ledakan di Makassar (28/3) 2021. (Foto oleh INDRA ABRIYANTO / AFP)

Ustadz Payage: Sel Teroris Ajaran Sempalan Negara Luar

JAYAPURA-Masyarakat di Provinsi Papua diminta untuk tidak terprovokasi dengan kejadian bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) kemarin,

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan masing-masing seperti tempat kerja atau rumah-rumah ibadah.

“Tidak perlu takut berlebihan. Tetap waspada dan saling memberikan informasi apabila ada hal hal yang mecurigakan,” ucap Kapolda Mathius Fakhiri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Minggu (28/3).

Lanjut Kapolda, terkait dengan kejadian di Makassar, dirinya telah memerintahkan Polres jajaran untuk melakukan pengamanan ekstra di rumah-rumah ibadah. “Pengamanan tempat ibadah akan diperketat, kita akan mengambil langkah langkah antisipasi,” tambahnya.

Sementara itu,  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua, K.H. Ust Islami Al Payage mengegaskan bahwa salah jika menganggap ada ajaran agama yang mengajarkan sahnya sebuah perbuatan kekerasan. Apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain. Dengan cara apapun tak ada ajaran agama yang mengajarkan kekerasan kepada umatnya. Kalaupun ada biasanya karena mendapat ajaran yang salah, yang dilatarbelakangi kepentingan lain dan bukan dilatarbelakangi kepentingan agama.

Ini disampaikan Ust Islami Al Payage merespon kasus teror bom di Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3). Pihaknya juga mengutuk keras tindakan bom bunuh diri tersebut karena apapun alasannya tidak dibenarkan menyebarkan teror, ketakutan apalagi ketika ada umat lain yang sedang beribadah.

“Saya meyakini agama apapun tidak mengajarkan soal kekerasan seperti ini. Karena itu negara harus hadir di tengah masyarakat terutama teman-teman yang minoritas untuk memberikan kepastian keamanan dan kenyamanan dalam melakukan ibadah di manapun,” kata Payage melalui ponselnya, kemarin.

Ia meyakini teror semacam ini tidak perlu lagi terjadi jika semua memahami pluralisme, keharmonisan dan toleransi beragama. Ia meminta publik tidak cepat – cepat berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.

Disini Payage kembali menegaskan bahwa salah jika ada yang mengaitkan perbuatan bom ini dengan agama. “Jika ada yang menyebut itu Islam maka itu salah sebab Islam tidak mengajarkan menyebar teror, tidak mengajarkan jihad yang salah. Jihad yang sekarang adalah bagaimana  memperbaiki diri, bekerja keras menumbuhkan keimanan dan ketakwaan,” tambahnya.

Lalu menurutnya Kementerian Agama perlu mengambil peran melakukan edukasi kepada sempalan atau kelompok yang tidak nasionalis, tidak memahami kebhinekaan dan merusak keberagaman. Ini dilakukan oleh jaringan atau sel – sel teroris ini yang menumbuhkan kebencian dengan  kelompok agama lain dan faham-faham ini bukan murni agama. “Ini organisasi sempalan dari negara – negara luar yang muncul karena kepentingan politik dan agama hanya menjadi tameng untuk memuluskan targetnya,” jelas Payage.

“Kementerian agama perlu membereskan dan ini bukan lagi bicara edukasi dan segera diambil tindakan tegas,” tutupnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Persatuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom menyampaikan duka cita mendalam atas ledakan bom yang terjadi di depan gereja Katedral Makassar. Khususnya kepada para korban luka. Peristiwa nahas itu menambah daftar panjang aksi kekerasan dan teror yang terjadi di nusantara.

’’Saya mengimbau seluruh umat untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat terkait,’’ jelasnya. Dia menyerukan kepada seluruh umat untuk tidak takut dan resah. Tetapi tetap waspada. Dia juga mengaimbau supaya tidak memposting gambar atau video tentang peristiwa tersebut. Sebab bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.

Menurut dia pengeboman itu sangat mengenaskan. Sebab dilakukan saat umat Kristen di Indonesia merayakan Minggu Palmarum. Perayaan ini merujuk pada peristiwa masuknya Yesus ke Jerusalem dengan mengendarai keledai betina. Dari kejadian ini, Yesus sedang membangun persepti tntang diri-Nya sebagai Mesias atau Raja Damai yang lemah lembut, rendah hati, dan menghadirkan kehidupan.

’’Dia (Yesus, Red) tidak datang dengan kekuasaan, kekuatan, apalagi kekerasan untuk berperang dan menghancurkan kehidupan,’’ jelasnya.

Dalam semangat kelembutan seperti itulah, Gumar mengajar umat Kristen menghadapi peristiwa tersebut. Seraya terus berdoa bagi kedamaian masyarakat Indonesia.

Baca Juga :  Mensos RI Salurkan Bantuan Kepada Warga Gereja Di Kota Jayapura

Aksi terorisme di Makasar juga mendapat respon dari Presiden Joko Widodo. Kemarin Jokowi memberikan pernyataan bahwa dirinya mengutuk keras aksi tersebut. ”Saya sudah memerintahkan kapolri untuk mengusut tuntas jaringan pelaku sampai ke akarnya,” ujarnya.

Menurut Jokwi, terorisme adalah kejahatan kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agaman apapun. ”Semua ajaran agama menolak terorisme,” ucapnya.

Dia meminta agar seluruh masyarakat tetap tenang. Menurutnya, negara menjamin hak setiap masyarakat untuk menjalankan ibadah. ”Negara menjamin keamanan beragama,” katanya.

Selanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi terorisme. Selain itu juga memerangi radikalisme yang bertentangan demgan milao agama fan bangsa. ”Bagi korban luka, semoga segera diberi kesembuhan dan negara menjamin biaya pengobatan,” bebernya.

Masduki Baidlowi selaku Juru Bicara Wakil Presiden (Wapres) menyampaikan penyesalan atas tindakan kekerasan berupa pengeboman di gereja katedral di Kota Makassar itu. ’’Saya mengutuk pelakunya bahwa tindakan ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab,’’ jelasnya.

Menurut dia pelaku bom bunuh diri itu menyalahgunakan pemahaman agama. Menurut dia aksi tersebut dari kacamata agama manapun salah besar. Dia berharap kepolisian segera mencari tahu siapa pelaku lapangan serta dalang di balik bom tersebut. Termasuk juga menggali atau mengungkap latar belakangnya.

Kepada masyarakat Masduki berharap jangan sampai melakukan spekulasi. Sebab hanya akan menimbulkan kekeruhan. Khususnya di media sosial. Dia meminta masyarakat untuk menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian serta tidak terpancing provokasi.

Menag Yaqut Cholil Qoumas juga menyampaikan kutukan keras terhadap pengeboman tersebut. Yaqut menilai pengeboman itu sebagai tindakan keji dan menodai ketenanangan hidup bermasyarakat. Serta jauh dari ajaran agama. ’’Apapun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama. Karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga sangat merugikan orang lain,’’ kata dia.

Atas kejadian tersebut, dia berharap kepolisian perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah. Sehingga masayrakat bisa samakin tenang dan khusyuk dalam beribadah. Yaqut juga mengimbau kepada para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik. Kemudian menekankan pentingnya beragama yang moderat.

Menurut dia agama apapun mengajarkan umatnya untuk menghindari aksi kekerasan. Sebab kekerasan akan menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan juga rawan mengoyak tatanan kehidupan masyarakat yang sudah terbina dengan rukun dan baik. Dia juga mengajak semua pihak mengutamakan jalan damai dalam menghadapi persoalan. Seperti dengan dialog, diskusi, silaturahmi, dan lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD menyatakan bahwa aksi teror di Makassar tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Dia tegas menyebut, semua agama mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak satu pun agama mengakui aksi teror sebagai tindakan yang benar. Karena itu, dia menyebutkan bahwa pemerintah mengutuk keras aksi teror tersebut. “Itu adalah betul-betul teror seperti disebutkan dalam devinisi UU nomor 5 tahun 2018. Itu adalah musuh kemanusiaan,” tegasnya.

Oleh karena itu, pemerintah juga meminta supaya tidak ada satu pun pihak yang terpancing dengan kejadian kemarin. Mahfud menyatakan, pihaknya tidak ingin masyarakat termakan isu-isu bersifat adu domba. Baik adu domba antar agama, antar suku, atau antar golongan. Dia menekankan bahwa aksi teror merupakan musah bersama yang harus dilawan bersama-sama. Karena itu, selain menurunkan tim dari instansi-instansi terkait, pemerintah mengharapkan dukungan masyarakat untuk mengungkap kasus insiden memilukan tersebut.

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyatakan, apa pun motif dan siapa pun pelakunya, tindakan pengeboman harus dilawan. Dia juga meminta masyarakat tenang dan mempercayakan penanganan kepada pihak berwajib. “Semoga situasi kembali kondisif dan umat Kristiani dapat kembali beribadah dengan tenang,” ungkapnya.

Partai NasDem juga menyampaikan hal yang sama. Bahkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyayangkan kejadian yang menimpa umat Kristiani ini di masa-masa Paskah dan di tengah upaya negara menangani Covid-19 juga.

“Perbuatan ini merupakan teror yang dari segi etis dan ajaran agama apa pun tidak dibenarkan. (Saya) meminta aparat kepolisian mengusut kasus sampai tuntas dan mendalami kemungkinan aksi bom bunuh diri ini terkait debgan jaringan-jaringan teroris lainnya,” jelasnya dalam pernyataan tertulis kemarin.

Baca Juga :  Kasus Positif dan Meninggal Dunia Bertambah

Sementara itu, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengharapkan kepada aparat untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan jelang hari raya umat Kristiani pekan depan. “Intelijen dan TNI harus meningkatkan kewaspadaan serta menjamin keamanan demi keberlangsungan momentum peringatan Wafat Isa Almasih dan perayaan Paskah,” tegasnya.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah juga mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Makassar. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menilai aksi tersebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Apa yang mereka lakukan telah menyakiti hati kita semua sebagai anak bangsa, perbuatan mereka sangat jelas adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu mendesak Polri segera menangkap pihak-pihak yang terlibat tindakan teror tersebut. Siapapun, jika terbukti maka harus mempertanggungjawabkan.

Cak Nanto menambahkan, tindakan teror tersebut diduga dilakukan dengan kebencian dan berupaya memunculkan rasa takut muncul di hati publik. “Tetapi hal tersebut tidak boleh terjadi, sebaliknya, kita harus kuat dan melawan segala tindakan atau aksi terorisme semacam itu,” imbuhnya.

Terakhir, pria asal Madura itu menghimbau masyarakat tidak terlalu cemas namun tetap bersikap waspada. Pihaknya yakin Polri bisa bekerja profesional dan secepatnya dapat menemukan pelaku tindakan teror tersebut.

Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyampaikan keprihatinan, doa, dan dukacita mendalam atas peristiwa yang menciderai rasa kemanusiaan seluruh bangsa, yang telah mengakibatkan adanya korban luka-luka.

Ketua Komisi HAK KWI, Yohanes Harun Yuwono dalam pernyataan resminya kemarin menyatakan bahwa peristiwa bom bunuh diri tersebut bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata, melainkan keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia.

”Kami mengecam keras atas tindakan bom bunuh diri yang merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan menambah daftar panjang tindakan terorisme di bumi Nusantara yang  kita cintai,” katanya, kemarin.

Ia mengimbau kepada seluruh umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Seruan juga kepada seluruh umat dan masyarakat untuk tidak takut dan resah, namun tetap waspada. “Kami juga menghimbau agar tidak ada di antara kita yang memposting gambar atau video tentang peristiwa ini yang justru dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” jelasnya.

Ia juga mengajak untuk memberikan kepercayaan penuh bahwa Pemerintah, TNI, dan Polri, mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Makassar. “Kami berharap agar peristiwa ini tidak merusak atau melemahkan hubungan antara umat beragama dan kepercayaan yang selama ini terus menerus kita bangun, kita rawat, dan kita kembangkan,” jelasnya.

Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras pelaku pengeboman yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. “Saya atas nama warga Nahdliyin mengutuk keras terjadinya pengeboman di Katedral Makassar,” katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT KAI ini menuturkan, tidak ada satu agama pun, termasuk agama Islam yang membenarkan tindakan kekerasan, apalagi terorisme.

Said mengungkapkan kisah seorang ayah yang dilarang memaksa anaknya dengan cara kekerasan agar masuk Islam. Katanya, seorang ayah saja tidak boleh melakukan kekerasan terhadap anaknya, apalagi kekerasan dilakukan kepada orang lain. “Melakukan kekerasan terhadap anaknya karena gak mau masuk Islam, itu dilarang oleh Alquran,” ucapnya.

Said menyebut, dengan terjadinya pengeboman ini menandakan bahwa bahaya terorisme masih ada di Indonesia. Bahaya ini lebih laten dan mengancam jika dibandingkan dengan bahaya PKI yang sering digaungkan oleh sebagian masyarakat. “Bukan bahaya PKI. Setidaknya sampai hari ini,” jelasnya.

Ia meyakini bahwa pelaku pengeboman masih berkaitan dengan jaringan teroris Poso hingga ke Filipina Selatan. “Kita (harus) selalu waspada, tapi tidak boleh takut dan selalu waspada. Ini jaringan Filipina, Poso, masih ada dimana-mana,” jelasnya. (fia/ade/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya