Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Ribuan Warga Distrik Okika dan Kiwirok Masih Mengungsi

Disinyalir KKB Beli Amunisi di PNG Menuju Kiwirok

JAYAPURA-Tak bisa dipungkiri bahwa ada ribuan warga Kabupaten Pegunungan Bintang khususnya Distrik Okika dan Kiwirok mengungsi akibat konflik yang terjadi di daerah mereka pada 13 September lalu.

Pemerintah setempat saat ini tengah berupaya untuk memulangkan warganya yang masih berada di lokasi pengungsian.

Penyampaian dari Plt Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pegunungan Bintang, Yustinus Oropka, ada 6.000 warga Kiwirok sedang mengungsi dengan sistem terpencar. Sebanyak 304 orang ada di Oksibil sementara lima ribuan warga lainnya mengungsi ke distrik terdekat di Kiwirok serta ada yang mengungsi ke PNG.

“Yang paling dibutuhkan  pengungsi saat ini adalah perlindungan keamanan. Mereka juga meminta agar bangunan Puskesmas, Sekolah dan rumah mereka yang dibakar segera dibangun. Dengan begitu mereka bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” kata Yustinus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Secara terpisah, Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Provnsi Papua, Iwanggin Sabar Oliv menyampaikan, pemerintah dalam hal ini TNI-Polri harus melihat penyebab yang mengakibatkan terjadinya pengungsian serta  siapa yang melakukan pembakaran fasilitas publik.

“Kejadian di Pegunungan Bintang harus dibuktikan ke publik, sehigga publik tahu yang melakukan pembakaran siapa. Hal ini jangan dibiarkan, masyarakat harus terlayani dengan baik,” kata Iwanggin saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Baca Juga :  Satu Anggota Egianus Kogoya Ditangkap di Nabire

Sabar juga mempertanyakan kehadiran negara dalam hal ini TNI-Polri di suatu daerah jika pada akhirnya ada warga yang mengunsi akibat konflik. “TNI-Polri harusnya mampu menghalau mereka yang menganggu stabilitas keamanan,” tegasnya.

Terkait dengan konflik di Pegunungan Bintang hingga berdampak pada pengungsian, Sabar meminta pemerintah provinsi dan kabupaten harus duduk bersama untuk melihat hal ini.

“Perlunya duduk bersama untuk mendengar semua pihak, tidak bisa lagi dengan pendekatan keamanan yang digunakan. Jika selalu mengedepankan pendekatan keamanan, pengungsian akan terus terjadi dimana-mana. Jangan karena persoalan TPN-OPM dampaknya ke masyarakat,” tuturnya.

Ia meminta pemerintah harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa memiliki bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana tanggung jawab negara untuk  memberikan rasa aman terhadap warga negaranya.

“Dengan adanya rasa aman tersebut, warga yang mengungsi di beberapa distrik di Pegunungan Bintang bisa kembali ke kampungnya untuk melakukan aktivitasnya,” harapnya.

Secara terpisah, Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Cahyo Sukarnito menyampaikan, situasi Kamtibmas di Pegunungan Bintang berangsur normal pasca penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi di Distrik Kiwirok dan Okika pada 13 September 2021.

Dijelaskan, TNI-Polri telah mempertebal pasukan di beberapa pos untuk mengantisipasi gangguan keamanan dari KKB. “Terakhir pada Minggu (24/10) sekira pukul 05:30 WIT, patroli Satgas Pamrahwan Brimob Mabes Polri yang ditempatkan di Distrik Okbibab mendapat gangguan dari KKB. Dimana saat itu, KKB mau melakukan pembakaran gedung SMP di Okbibab. Untungnya ada anggota sehingga pembakaran tidak jadi dilakukan dan KKB lari ke hutan,” jelas Kapolres, Rabu (27/10).

Baca Juga :  Calon Jamaah Umrah Tidak Perlu Takut

Lanjut Kapolres, terkait pengungsi, Pemkab Pegunungan Bintang telah mengambil langkah-langkah mengupayakan untuk pengungsi kembali ke distrik mereka masing-masing. Para pegungsi juga sudah mendapatkan bahanan makanan dan perlengkapan kebutuhan lainnya dari Bupati Pegunungan Bintang.

“Tercatat saat ini sebanyak 282 orang warga Kiwirok yang mengungsi di Oksibil dan ditampung  pemerintah daerah di Gereja GIDI,” kata Kapolres.

Terkait dengan keamanan sendiri, TNI-Polri senantiasa meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengantisipasi pergerakan KKB. Pasalnya kelompok ini disinyalir sedang membeli amunisi dari PNG dan sedang menuju Kiwirok. “TNI-Polri sedang melakukan penyekatan dan patroli yang ditingkatkan untuk mencegah gangguan keamanan yang ditimbulkan KKB,” ucapnya.

Terkait dengan jaminan keamanan kepada warga yang mau kembali ke kampungya masing- masing, TNI-Polri akan  bersinergi dengan Pemda untuk memberikan jaminan keamanan termasuk dalam pengembalian pengungsi.

 “Sedang kami rumuskan dengan Pemda untuk menempatkan personel di distrik-distrik yang   mempunyai potensi gangguan keamanan. Termasuk di distrik yang belum mempunyai pos TNI-Polri,” jelasnya. (fia/nat)

Disinyalir KKB Beli Amunisi di PNG Menuju Kiwirok

JAYAPURA-Tak bisa dipungkiri bahwa ada ribuan warga Kabupaten Pegunungan Bintang khususnya Distrik Okika dan Kiwirok mengungsi akibat konflik yang terjadi di daerah mereka pada 13 September lalu.

Pemerintah setempat saat ini tengah berupaya untuk memulangkan warganya yang masih berada di lokasi pengungsian.

Penyampaian dari Plt Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pegunungan Bintang, Yustinus Oropka, ada 6.000 warga Kiwirok sedang mengungsi dengan sistem terpencar. Sebanyak 304 orang ada di Oksibil sementara lima ribuan warga lainnya mengungsi ke distrik terdekat di Kiwirok serta ada yang mengungsi ke PNG.

“Yang paling dibutuhkan  pengungsi saat ini adalah perlindungan keamanan. Mereka juga meminta agar bangunan Puskesmas, Sekolah dan rumah mereka yang dibakar segera dibangun. Dengan begitu mereka bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” kata Yustinus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Secara terpisah, Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Provnsi Papua, Iwanggin Sabar Oliv menyampaikan, pemerintah dalam hal ini TNI-Polri harus melihat penyebab yang mengakibatkan terjadinya pengungsian serta  siapa yang melakukan pembakaran fasilitas publik.

“Kejadian di Pegunungan Bintang harus dibuktikan ke publik, sehigga publik tahu yang melakukan pembakaran siapa. Hal ini jangan dibiarkan, masyarakat harus terlayani dengan baik,” kata Iwanggin saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Baca Juga :  Kapolda Papua: Tantangan Polri Semakin Berat dan Kompleks

Sabar juga mempertanyakan kehadiran negara dalam hal ini TNI-Polri di suatu daerah jika pada akhirnya ada warga yang mengunsi akibat konflik. “TNI-Polri harusnya mampu menghalau mereka yang menganggu stabilitas keamanan,” tegasnya.

Terkait dengan konflik di Pegunungan Bintang hingga berdampak pada pengungsian, Sabar meminta pemerintah provinsi dan kabupaten harus duduk bersama untuk melihat hal ini.

“Perlunya duduk bersama untuk mendengar semua pihak, tidak bisa lagi dengan pendekatan keamanan yang digunakan. Jika selalu mengedepankan pendekatan keamanan, pengungsian akan terus terjadi dimana-mana. Jangan karena persoalan TPN-OPM dampaknya ke masyarakat,” tuturnya.

Ia meminta pemerintah harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa memiliki bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana tanggung jawab negara untuk  memberikan rasa aman terhadap warga negaranya.

“Dengan adanya rasa aman tersebut, warga yang mengungsi di beberapa distrik di Pegunungan Bintang bisa kembali ke kampungnya untuk melakukan aktivitasnya,” harapnya.

Secara terpisah, Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP. Cahyo Sukarnito menyampaikan, situasi Kamtibmas di Pegunungan Bintang berangsur normal pasca penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi di Distrik Kiwirok dan Okika pada 13 September 2021.

Dijelaskan, TNI-Polri telah mempertebal pasukan di beberapa pos untuk mengantisipasi gangguan keamanan dari KKB. “Terakhir pada Minggu (24/10) sekira pukul 05:30 WIT, patroli Satgas Pamrahwan Brimob Mabes Polri yang ditempatkan di Distrik Okbibab mendapat gangguan dari KKB. Dimana saat itu, KKB mau melakukan pembakaran gedung SMP di Okbibab. Untungnya ada anggota sehingga pembakaran tidak jadi dilakukan dan KKB lari ke hutan,” jelas Kapolres, Rabu (27/10).

Baca Juga :  Persipura Gagal Datangkan Pemain Anyar

Lanjut Kapolres, terkait pengungsi, Pemkab Pegunungan Bintang telah mengambil langkah-langkah mengupayakan untuk pengungsi kembali ke distrik mereka masing-masing. Para pegungsi juga sudah mendapatkan bahanan makanan dan perlengkapan kebutuhan lainnya dari Bupati Pegunungan Bintang.

“Tercatat saat ini sebanyak 282 orang warga Kiwirok yang mengungsi di Oksibil dan ditampung  pemerintah daerah di Gereja GIDI,” kata Kapolres.

Terkait dengan keamanan sendiri, TNI-Polri senantiasa meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengantisipasi pergerakan KKB. Pasalnya kelompok ini disinyalir sedang membeli amunisi dari PNG dan sedang menuju Kiwirok. “TNI-Polri sedang melakukan penyekatan dan patroli yang ditingkatkan untuk mencegah gangguan keamanan yang ditimbulkan KKB,” ucapnya.

Terkait dengan jaminan keamanan kepada warga yang mau kembali ke kampungya masing- masing, TNI-Polri akan  bersinergi dengan Pemda untuk memberikan jaminan keamanan termasuk dalam pengembalian pengungsi.

 “Sedang kami rumuskan dengan Pemda untuk menempatkan personel di distrik-distrik yang   mempunyai potensi gangguan keamanan. Termasuk di distrik yang belum mempunyai pos TNI-Polri,” jelasnya. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya