Bupati Keerom: Kampung Niliti, Masuk Wilayah Indonesia
JAYAPURA – Aktivitas salah satu sekolah dasar di Kampung Niliti, Distrik Towe perbatasan RI – PNG mendadak terhenti. Ini diduga tak lepas dari konflik yang melibatkan aparat keamanan dari PNG dengan tenaga pengajar dan warga setempat. Ini diduga lantaran aparat dari PNG ini mengklaim jika kampung tersebut masuk dalam wilayah mereka.
Hal tersebut disampaikan Bupati Keerom, Piter Gusbager yang menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menyiapkan laporan terkait kejadian pengusiran tersebut. Menurut Piter dari pengusiran ini kini para guru dan murid terpaksa dipindahkan ke kampung terdekat yaitu Kampung Bias, Distrik Towe.
Hanya mirisnya kata bupati Pieter, pasca insiden pengusiran ternyata ada sejumlah barang milik sekolah yang hilang. “Saya pikir ini perlu diklarifikasi oleh Pemerintah PNG dan kejadian tersebut masih baru, baru dua hari lalu,” kata Piter Gusbager usai mengikuti fit and propertest bakal calon kepala daerah yang digelar DPW Partai Perindo, Papua di Hotel Horison Kotaraja, Sabtu (25/5).
Disini Gusbager menjelaskan bahwa jika dilihat dari sejarah dan wiwayat nenek moyang dulu, Keerom secara turun temurun mulai dari pinggir Moso, Skopro, Kibay, Paitenda hingga pinggiran Yabanda dan Kampung Niliti masih menjadi bagian dari Keerom atau Republik Indonesia.
Dan Kampung Niliti merupakan kampung paling terluar. Karena itulah lokasi ini diklaim oleh negera tetangga. “Jika melihat peta resmi administrasi Kabupaten Keerom, Kampung Niliti berada di wilayah Indonesia, tepatnya di Distrik Towe dan kampung ini sudah ada sebelum Keerom berdiri.
Bupati Piter mengatakan jika menarik garis batas koordinat, Kampung Niliti itu masih berada atau menyinggung garis netral. Jadi tidak masuk wilayah PNG. “Ya kami minta klarifikasi terkait insiden pengusiran itu juga dan Pemprov Papua, Badan Perbatasan dan aparat keamanan juga perlu melakukan peninjauan,” imbuhnya.
Pemkab Keerom sendiri kata Pieter telah mengirim petugas untuk mengecek kejadian tersebut. Hanya saja karena masih harus dijangkau lewat udara akhirnya sedikit menyulitkan. “Segera kami minta laporan lengkapnya,” tutup Gusbager. (ade/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos