Kata dr James, saat ini, bayi kembar siam sedang menjalani perawatan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). “Kami harus memeriksa apakah organ di dalamnya, seperti jantung, hati, atau paru-paru, saling melekat atau tidak. Hasil pemeriksaan ini akan menentukan langkah selanjutnya, apakah pemisahan tubuh bisa dilakukan di sini atau perlu dirujuk ke luar,” jelasnya.
James menyebut ini kasus langka. Sebelumnya, pada tahun 2000-an RSUD Jayapura pernah menangani kasus serupa. Ia berharap bayi yang lahir ini bisa bertahan. “Semampunya, kita berusaha menolong bayi perempuan ini,” ujarnya.
Sementara itu, untuk operasi pemisahan tubuh bayi, James menyampaikan tergantung pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah dilakukan di RSUD Jayapura atau dirujuk ke luar.
“Kalaupun diperiksa di sini, kami punya alat-alat sudah cukup lengkap. Namun kembali lagi, tergantung dari organ di dalamnya. Jika jantungnya melekat, jelas kita tidak bisa lakukan di sini, harus di luar,” ujarnya.
Kasus kembar siam ini menjadi yang kedua dalam 20 tahun terakhir di Papua, setelah kasus serupa terjadi pada tahun 2000-an. Namun, kali ini, kondisi bayi jauh lebih baik karena gizi ibu selama kehamilan terjaga dengan baik. (fia/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos