Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Gawat, Pilot Susi Air Diancam Segera Ditembak

JAYAPURA – Sebuah video berisi ancaman yang dilontarkan kelompok TPN OPM pimpinan Egianus beredar. Dari dua video tersebut selain terlihat kelompok OPM yang membawa senjata, ada juga sang pilot, Philips Mark Mehrtens. Pilot kewarganegaraan New Zealand ini nampak menggunakan kaos yang sudah pernah ia gunakan beberapa bulan lalu.

Dalam video tersebut sebuah statemen dibacakan Komandan Batalyon Kodap III Ndugama, Derakma, Rumianus Wandikbo bahwa apabila negara Amerika, Belanda, Inggris dan Vanuatu yang mendukung kemerdekaan Papua tidak mendesak Pemerintah Indonesia untuk kemerdekaan Papua maka sang pilot diancam akan ditembak.

Selain itu pemerintah Indonesia diberi waktu selama 2 bulan untuk mengakui kemerdekaan Papua. Rumianus menyatakan bahwa pihaknya memberi waktu selama 2 bulan. “Indonesia harus mengaku (kemerdekaan Papua) dan kami memberi waktu 2 bulan. Jika negara tidak bicara dan Indonesia tidak mengaku maka kami akan menembak pilot,” beber Rumianus yang dalam videonya berada di samping Egianus Kogoya.

Baca Juga :  Perayaan Malam Tahun Baru di Papua Meriah

Dikatakan apa yang dilakukan saat ini adalah meneruskan sejumlah tokoh yang dianggap sebagai pejuang terutama ketika masih dipimpin Kelly Kwalik cs.

“Kami bukan minta pembangunan, bukan minta uang, bukan minta bisnis ekonomi atau karena PT Freeport atau kelola minyak tanah di Sorong tapi kami minta merdeka dari Sorong hingga Samarai,” tegasnya.

Selain itu pihak OPM meminta agar mendatangkan uskup, duta besar dari negara yang disebut di atas ke Nduga dan menemui Egianus guna membicarakan kemerdekaan dan pembebasan pilot. Selain itu mereka meminta personil TNI di Nduga ditarik. “Indonesia harus segera mengakui kemerdekaan Papua,” tutupnya.

Sementara sang pilot, Philips Mark Mehrtens juga menyampaikan hal serupa. “Mereka (OPM) memberi waktu 2 bulan lagi untuk negara – negara berbicara dengan Indonesia. Jika tidak bicara maka mereka akan tembak saya,” singkat Philips. (ade/nat)

Baca Juga :  Memperkuat Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Kualitas SDM

JAYAPURA – Sebuah video berisi ancaman yang dilontarkan kelompok TPN OPM pimpinan Egianus beredar. Dari dua video tersebut selain terlihat kelompok OPM yang membawa senjata, ada juga sang pilot, Philips Mark Mehrtens. Pilot kewarganegaraan New Zealand ini nampak menggunakan kaos yang sudah pernah ia gunakan beberapa bulan lalu.

Dalam video tersebut sebuah statemen dibacakan Komandan Batalyon Kodap III Ndugama, Derakma, Rumianus Wandikbo bahwa apabila negara Amerika, Belanda, Inggris dan Vanuatu yang mendukung kemerdekaan Papua tidak mendesak Pemerintah Indonesia untuk kemerdekaan Papua maka sang pilot diancam akan ditembak.

Selain itu pemerintah Indonesia diberi waktu selama 2 bulan untuk mengakui kemerdekaan Papua. Rumianus menyatakan bahwa pihaknya memberi waktu selama 2 bulan. “Indonesia harus mengaku (kemerdekaan Papua) dan kami memberi waktu 2 bulan. Jika negara tidak bicara dan Indonesia tidak mengaku maka kami akan menembak pilot,” beber Rumianus yang dalam videonya berada di samping Egianus Kogoya.

Baca Juga :  Persipura Segera Perkenalkan Pemain Asingnya

Dikatakan apa yang dilakukan saat ini adalah meneruskan sejumlah tokoh yang dianggap sebagai pejuang terutama ketika masih dipimpin Kelly Kwalik cs.

“Kami bukan minta pembangunan, bukan minta uang, bukan minta bisnis ekonomi atau karena PT Freeport atau kelola minyak tanah di Sorong tapi kami minta merdeka dari Sorong hingga Samarai,” tegasnya.

Selain itu pihak OPM meminta agar mendatangkan uskup, duta besar dari negara yang disebut di atas ke Nduga dan menemui Egianus guna membicarakan kemerdekaan dan pembebasan pilot. Selain itu mereka meminta personil TNI di Nduga ditarik. “Indonesia harus segera mengakui kemerdekaan Papua,” tutupnya.

Sementara sang pilot, Philips Mark Mehrtens juga menyampaikan hal serupa. “Mereka (OPM) memberi waktu 2 bulan lagi untuk negara – negara berbicara dengan Indonesia. Jika tidak bicara maka mereka akan tembak saya,” singkat Philips. (ade/nat)

Baca Juga :  Harus Punya Strategi agar Tidak Tertinggal Kemajuan Zaman

Berita Terbaru

Artikel Lainnya