Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Tingkat Penularan Malaria di Lima Kabupaten Masih Tinggi

SERAHKAN: Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giay, M.Kes, saat menyerahkan alat semprot sprayer spraycan IRS malaria kepada salah satu petugas dalam tim IRS yang akan melakukan pencegahan dan penanganan malaria di di halaman Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Rabu (26/2).( FOTO: Yewen/Cepos)

Empat Kabupaten Akan Diusulkan ke WHO Untuk Bebas Malaria

JAYAPURA- Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giay, M.Kes mengatakan, tingkat penularan malaria di lima kabupaten yang ada di Papua masih tinggi. 

Lima kabupaten ini menjadi atensi khusus dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, karena mengingat Annual Parasit Insiden (API) masih cukup tinggi.

“Lima kabupaten menjadi atensi khusus karena API masih cukup tinggi. Lima kabupaten itu adalah Kabupaten Jayapura, Keerom, Boven Digoel dan Sarmi,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/2).

Walaupun demikian, Giay memberikan apresiasi dan salut kepada dinas kabupaten setempat yang selama ini sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi API terhadap penularan malaria di kabupatennya masing-masing.

Baca Juga :  Mendung, Hilal  Ramadan Tidak Tampak di Papua

Giay mengatakan, jarang sekali ada kejadian orang meninggal karena terkena penyakit malaria. Tetapi biasanya meninggal karena adanya faktor predisposisi atau yang biasanya multi faktor. Misalnya penyakit malaria itu kebanyakan menjadi pencetus. Padahal faktor utamanya adalah, seperti pasien mempunyai penyakit kronis paru-paru, gula darah yang tidak terkontrol, kelainanan penyakit jantung, syaraf, dan ginjal.

“Malaria itu kadang-kadang hanya sebagai faktor pencetus. Sekarang sudah jarang kita temukan penyakit malaria tropika, puji Tuhan ada kemajuan di Papua. Kalau dekade tahun 70-80-an kematian karena malaria itu luar biasa. Tetapi hari ini kita bisa cegah, karena masyarakat bisa tahu tentang kesehatan lingkungan, sanitasi dan sudah semakin baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Rumasukun Langsung Gelar Pertemuan dengan Forkopimda

Selain itu Giay mengatakan, ada empat daerah atau kabupaten yang saat ini sedang diusulkan untuk menjadi kabupaten bebas malaria, yaitu Kabupaten Biak Numfor, Lanny Jaya, Jayawijaya, dan Supiori.  Keempat kabupaten ini akan diusulkan ke Kementerian Kesehatan RI dan akan diusulkan ke WHO, sehingga nanti WHO yang akan menilai bebas atau tidak kabupaten tersebut dari penyakit malaria.

“Empat kabupaten ini karena adanya intervensi program malaria dan juga karena faktor alami. Seperti di Biak Numfor, Supiori dan Kabupaten Jayawijaya, karena intervensi program. Sementara di Lanny Jaya karena faktor alami atau alam yang mendukung,”tambahnya. (bet/nat)

SERAHKAN: Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giay, M.Kes, saat menyerahkan alat semprot sprayer spraycan IRS malaria kepada salah satu petugas dalam tim IRS yang akan melakukan pencegahan dan penanganan malaria di di halaman Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Rabu (26/2).( FOTO: Yewen/Cepos)

Empat Kabupaten Akan Diusulkan ke WHO Untuk Bebas Malaria

JAYAPURA- Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giay, M.Kes mengatakan, tingkat penularan malaria di lima kabupaten yang ada di Papua masih tinggi. 

Lima kabupaten ini menjadi atensi khusus dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, karena mengingat Annual Parasit Insiden (API) masih cukup tinggi.

“Lima kabupaten menjadi atensi khusus karena API masih cukup tinggi. Lima kabupaten itu adalah Kabupaten Jayapura, Keerom, Boven Digoel dan Sarmi,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/2).

Walaupun demikian, Giay memberikan apresiasi dan salut kepada dinas kabupaten setempat yang selama ini sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi API terhadap penularan malaria di kabupatennya masing-masing.

Baca Juga :  Dua Warga yang Meninggal Negatif Covid-19

Giay mengatakan, jarang sekali ada kejadian orang meninggal karena terkena penyakit malaria. Tetapi biasanya meninggal karena adanya faktor predisposisi atau yang biasanya multi faktor. Misalnya penyakit malaria itu kebanyakan menjadi pencetus. Padahal faktor utamanya adalah, seperti pasien mempunyai penyakit kronis paru-paru, gula darah yang tidak terkontrol, kelainanan penyakit jantung, syaraf, dan ginjal.

“Malaria itu kadang-kadang hanya sebagai faktor pencetus. Sekarang sudah jarang kita temukan penyakit malaria tropika, puji Tuhan ada kemajuan di Papua. Kalau dekade tahun 70-80-an kematian karena malaria itu luar biasa. Tetapi hari ini kita bisa cegah, karena masyarakat bisa tahu tentang kesehatan lingkungan, sanitasi dan sudah semakin baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Kantor Sekretariat DPRD Dogiyai Terbakar

Selain itu Giay mengatakan, ada empat daerah atau kabupaten yang saat ini sedang diusulkan untuk menjadi kabupaten bebas malaria, yaitu Kabupaten Biak Numfor, Lanny Jaya, Jayawijaya, dan Supiori.  Keempat kabupaten ini akan diusulkan ke Kementerian Kesehatan RI dan akan diusulkan ke WHO, sehingga nanti WHO yang akan menilai bebas atau tidak kabupaten tersebut dari penyakit malaria.

“Empat kabupaten ini karena adanya intervensi program malaria dan juga karena faktor alami. Seperti di Biak Numfor, Supiori dan Kabupaten Jayawijaya, karena intervensi program. Sementara di Lanny Jaya karena faktor alami atau alam yang mendukung,”tambahnya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya