Ada Ancaman Lain dari Terbukanya Akses Trans Papua
Pembangunan Jalan Trans Papua ruas Jayapura-Wamena menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini
Prof. Dr. Drs. Avelinus Lefaan, BA, MS (Foto: Jimi/Cepos)
Dengan begitu akan terjadi transformasi pola pikir dan teknologi ditengah masyarakat. Sehingga masyarakat tidak lagi dianggap diasingkan atau tersingkir dari daerah-daerah yang maju.
Lanjut profesor menjelaskan, dampak lain dari pembangunan itu juga dapat dirasakan masyarakat untuk mempercepat pelayanan-pelayanan pemerintah, serta pelayanan publik lainnya disetiap kampung atau desa yang dianggap terisolir selama ini.
Beberapa diantaranya pelayanan tersebut antara lain pelayanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Ungkapnya dengan adanya transportasi darat ini, akan sangat membantu dan menutupi kekurangan yang dirasakan masyarakat selama ini.
Lebih jauh prof. Ave mengatakan dampak dari pembangunan ruas jalan Jayapura-Wamena tidak hanya berdampak pada, sektor ekonomi, sosial dan budaya tetapi juga bersifat multi dimensi yang harus semuanya berjalan.
“Karena ini adalah daerah otonomi khusus, maka pemberdayaan orang asli Papua itu sudah harus dan menjadi diutamakan. Jangan sampai masyarakat ini menjual tanahnya untuk orang lain, dan dirinya menjadi terasing diatas tanahnya sendiri,” tutur prof. Ave. Menurutnya pemerintah harus memperdayakan masyarakat asli Papua agar dapat menghasilkan tanaman, perkebunan dan sebagainya dapat diakses melalui jalan darat tersebut.
Karena itu dia menghimbau masyarakat Papua untuk tidak menjual tanah miliknya untuk orang lain. Sebab jika itu dilakukan maka akan mengakibatkan dampak yang serius untuk anak, cucu dikemudian hari.
“Untuk apa buka jalan raya, tetapi tanah di sekitarnya dikuasai oleh non Orang Asli Papua (Non-Oap) sehingga mengakibatkan akses untuk pemberdayaan masyarakat tidak berjalan baik,” bebernya.
Prof. Dr. Drs. Avelinus Lefaan, BA, MS (Foto: Jimi/Cepos)
Dengan begitu akan terjadi transformasi pola pikir dan teknologi ditengah masyarakat. Sehingga masyarakat tidak lagi dianggap diasingkan atau tersingkir dari daerah-daerah yang maju.
Lanjut profesor menjelaskan, dampak lain dari pembangunan itu juga dapat dirasakan masyarakat untuk mempercepat pelayanan-pelayanan pemerintah, serta pelayanan publik lainnya disetiap kampung atau desa yang dianggap terisolir selama ini.
Beberapa diantaranya pelayanan tersebut antara lain pelayanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Ungkapnya dengan adanya transportasi darat ini, akan sangat membantu dan menutupi kekurangan yang dirasakan masyarakat selama ini.
Lebih jauh prof. Ave mengatakan dampak dari pembangunan ruas jalan Jayapura-Wamena tidak hanya berdampak pada, sektor ekonomi, sosial dan budaya tetapi juga bersifat multi dimensi yang harus semuanya berjalan.
“Karena ini adalah daerah otonomi khusus, maka pemberdayaan orang asli Papua itu sudah harus dan menjadi diutamakan. Jangan sampai masyarakat ini menjual tanahnya untuk orang lain, dan dirinya menjadi terasing diatas tanahnya sendiri,” tutur prof. Ave. Menurutnya pemerintah harus memperdayakan masyarakat asli Papua agar dapat menghasilkan tanaman, perkebunan dan sebagainya dapat diakses melalui jalan darat tersebut.
Karena itu dia menghimbau masyarakat Papua untuk tidak menjual tanah miliknya untuk orang lain. Sebab jika itu dilakukan maka akan mengakibatkan dampak yang serius untuk anak, cucu dikemudian hari.
“Untuk apa buka jalan raya, tetapi tanah di sekitarnya dikuasai oleh non Orang Asli Papua (Non-Oap) sehingga mengakibatkan akses untuk pemberdayaan masyarakat tidak berjalan baik,” bebernya.