Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Akui Masyarakat Lebih Mudah Percaya Isu

JAYAPURA – Daerah Otonomi Baru sudah disahkan dan pelan-pelan pembangunan di daerah ini mulai digenjot. Untuk wilayah Papua Selatan nampaknya masih lebih mudah dibandingkan dengan Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Selain menyangkut akses transportasi yang terhubung namun semangat pembangunan di wilayah ini juga tumbuh perlahan.

Liaison Officer (LO) Polda Papua Tengah, Kombes Pol Gustaf Urbinas menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang menangani pembentukan instrument keamanan di wilayah Papua Tengah dan diakui ini tidak mudah. Pasalnya pihaknya harus lebih banyak melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Menjelaskan secara detail dan lebih sabar terkait apa peran dan fungsi kepolisian di tengah masyarakat.

Dikatakan butuh waktu yang cukup panjang untuk benar benar bisa diterima oleh masyarakat dari kehadiran polisi itu sendiri. “Yang jelas kami harus bekerja keras. Ini tidak mudah dan kami pikir membutuhkan waktu yang cukup lama,”  kata Gustaf Urbinas  di Mako Brimob Kotaraja, Senin (24/7) kemarin.

Baca Juga :  Dramatis, Heli Mendarat, 18 Warga Sipil Berhamburan Minta Diselamatkan

Satu contoh yang diberikan adalah ketika melakukan penanganan hukum pasca keributan di Kabupaten Dogiyai. Disana ia melihat bahwa masyarakat masih sulit mematuhi yang namanya aturan hukum.

Masih suka membenarkan pendapat sendiri ditambah dengan informasi atau isu yang  mudah dipercaya tanpa mau mengkroscek. Kondisi itu diperparah dengan adanya doktrin dari pihak-pihak tertentu yang selama ini berseberangan dengan NKRI. Kelompok tersebut terus menebar hasutan untuk membenci Polri sehingga dampaknya apapun yang dilakukan Polisi dipastikan sulit untuk diterima.

“Ini (Doktrin) sudah lama sekali dilakukan dan itu oleh kelompok yang berseberangan dengan NKRI ditambah dengan banyaknya anak-anak muda yang tak memiliki pekerjaan sehingga ketika ada isu yang kemudian direspon dengan aksi maka besar kemungkinan aksi itu akan pecah. Mudah sekali terprovokasi dan tak mau mendengar penjelasan,”  sambung Gustaf. Belum lagi banyaknya informasi di media sosial dan itu mudah dipercaya.

Baca Juga :  Cari Senpi yang Hilang, Aparat Diberondong Tembakan

Ini yang menurut Gustaf yang patut diantisipasi. “Bahaya sekali. Banyak pesan, gambar, tulisan di media social itu mereka percaya. Dan parahnya lagi tidak mau mengkonfirmasi. Doktrin ini sudah  dalam sekali lagi berjalan bertahun-tahun sehingga saya bilang tadi ini sulit dan butuh kerja keras untuk mengembalikan kondisi ke lebih stabil,” tambahnya.

Lanjut Gustaf, ia membutuhkan peran stakeholder lainnya untuk membantu pihak kepolisian mengembalikan rasa percaya dan tertib hukum di tengah masyarakat. Dogiyai harus dibantu dan dibenahi.

  “Kami akan tetap menjalankan peran fungsi kami membantu masyarakat sekaligus mengajak masyarakat untuk peduli pada daerahnya dan ini tak bisa sendiri melainkan harus bersama-sama. Kami juga berharap pemerintah disana lebih peduli dengan generasi mudanya. Jika ada yang bisa dilibatkan untuk kerja kerja ringan kami pikir ini jauh lebih baik,” tutup Gustaf. (ade/wen)

JAYAPURA – Daerah Otonomi Baru sudah disahkan dan pelan-pelan pembangunan di daerah ini mulai digenjot. Untuk wilayah Papua Selatan nampaknya masih lebih mudah dibandingkan dengan Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Selain menyangkut akses transportasi yang terhubung namun semangat pembangunan di wilayah ini juga tumbuh perlahan.

Liaison Officer (LO) Polda Papua Tengah, Kombes Pol Gustaf Urbinas menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang menangani pembentukan instrument keamanan di wilayah Papua Tengah dan diakui ini tidak mudah. Pasalnya pihaknya harus lebih banyak melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Menjelaskan secara detail dan lebih sabar terkait apa peran dan fungsi kepolisian di tengah masyarakat.

Dikatakan butuh waktu yang cukup panjang untuk benar benar bisa diterima oleh masyarakat dari kehadiran polisi itu sendiri. “Yang jelas kami harus bekerja keras. Ini tidak mudah dan kami pikir membutuhkan waktu yang cukup lama,”  kata Gustaf Urbinas  di Mako Brimob Kotaraja, Senin (24/7) kemarin.

Baca Juga :  Jayakusuma Kembali Nahkodai NPCI Papua

Satu contoh yang diberikan adalah ketika melakukan penanganan hukum pasca keributan di Kabupaten Dogiyai. Disana ia melihat bahwa masyarakat masih sulit mematuhi yang namanya aturan hukum.

Masih suka membenarkan pendapat sendiri ditambah dengan informasi atau isu yang  mudah dipercaya tanpa mau mengkroscek. Kondisi itu diperparah dengan adanya doktrin dari pihak-pihak tertentu yang selama ini berseberangan dengan NKRI. Kelompok tersebut terus menebar hasutan untuk membenci Polri sehingga dampaknya apapun yang dilakukan Polisi dipastikan sulit untuk diterima.

“Ini (Doktrin) sudah lama sekali dilakukan dan itu oleh kelompok yang berseberangan dengan NKRI ditambah dengan banyaknya anak-anak muda yang tak memiliki pekerjaan sehingga ketika ada isu yang kemudian direspon dengan aksi maka besar kemungkinan aksi itu akan pecah. Mudah sekali terprovokasi dan tak mau mendengar penjelasan,”  sambung Gustaf. Belum lagi banyaknya informasi di media sosial dan itu mudah dipercaya.

Baca Juga :  Diingatkan Wajib Laksanakan Program Strategis Nasional dan Daerah

Ini yang menurut Gustaf yang patut diantisipasi. “Bahaya sekali. Banyak pesan, gambar, tulisan di media social itu mereka percaya. Dan parahnya lagi tidak mau mengkonfirmasi. Doktrin ini sudah  dalam sekali lagi berjalan bertahun-tahun sehingga saya bilang tadi ini sulit dan butuh kerja keras untuk mengembalikan kondisi ke lebih stabil,” tambahnya.

Lanjut Gustaf, ia membutuhkan peran stakeholder lainnya untuk membantu pihak kepolisian mengembalikan rasa percaya dan tertib hukum di tengah masyarakat. Dogiyai harus dibantu dan dibenahi.

  “Kami akan tetap menjalankan peran fungsi kami membantu masyarakat sekaligus mengajak masyarakat untuk peduli pada daerahnya dan ini tak bisa sendiri melainkan harus bersama-sama. Kami juga berharap pemerintah disana lebih peduli dengan generasi mudanya. Jika ada yang bisa dilibatkan untuk kerja kerja ringan kami pikir ini jauh lebih baik,” tutup Gustaf. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya