Sementara Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram mengawal langsung proses evakuasi hingga pengiriman jenasah tenaga guru, Rosalina Sogen ke Jayapura. Ia sampai masuk dan mendampingi jenasah sampai ke ruangan. Ia mengaku sedih karena yang menjadi korban adalah tenaga pendidik, dan tenaga kesehatan yang sepatutnya tidak disentuh dalam pusara kepentingan konflik apapun.
Apalagi seorang guru disebut sebagai sosok yang nantinya mendorong perubahan peradaban satu daerah sehingga menganggap kejadian penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata ini adalah tindakan jahat dan harus ditindak.
“Salah kalau mencurigai tenaga guru atau kesehatan ini adalah aparat. Mereka kami rekrut murni untuk kepentingan daerah. Mereka murni sipil,” jelas Esau Miram, Senin (24/3). Ia merasa prihatin sebab Anggruk adalah salah satu tempat yang aman di Yahukimo namun itu dinodai.
“Sejak tahun 1961 daerah ini aman sekali dan dari insiden ini akhirnya memberi luka. Ini pukulan telak bagi pemerintah daerah dan kami sedih sekali. Seorang guru, wanita harus meregang nyawa ditempat tugas oleh ulah kelompok yang tidak bertanggungjawab. Yang tidak mau daerah ini maju,” cecarnya.
“Kami punya misi baik misi mulia menciptakan kecerdasan anak bangsa terutama di pedalaman tapi karena insiden ini akhirnya misi itu makin sulit terwujud. Ini perbuatan jahat,” tambahnya. Dikatakan usai evakuasi selanjutnya aparat keamanan melakukan olah TKP dan melakukan pengejaran,” beber Esau.