Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Tim Musafir yang Tak Kunjung Menemukan Home Base

Skuat Persipura Jayapura saat menjamu tamunya, PSIS Semarang di Stadion Klabat Manado, 1 Oktober 2019 silam. (foto: Erik/Cepos)

JAYAPURA – Tim Persipura Jayapura menjalani kompetisi Liga 1 2019 dan 2020 kurang mengenakan. Pasalnya dalam dua musim tersebut, Persipura harus menyandang status sebagai tim musafir.

Sejak musim 2019, tim kebanggaan masyarakat Papua itu hanya melakoni 5 partai home di Stadion Mandala Jayapura. Selebihnya, semua laga kandang dimainkan di luar Papua.

Stadion Aji Imbut, Kalimantan Timur dan Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur menjadi rumah persinggahan pasukan Mutiara Hitam selama musim 2019.

Di awal musim 2020, Persipura tak lagi menggunakan Stadion Aji Imbut maupun Delta Sidoarjo. Persipura kembali berkelana dan memilih Stadion Klabat Manado, Sulawesi Utara.

Faktor geografis Kota Manado dengan Kota Jayapura menjadi alasan utama manajemen Persipura memilih bermarkas di Manado. Renovasi stadion pun dilakukan oleh manajemen Persipura untuk mencapai standar kelayakan dari pihak PT LIB selalu operator kompetisi.

Laga perdana menjamu PSIS Semarang berjalan lancar di markas Sulut United itu. Persipura sukses benamkan tamunya dengan skor 2-0. Boaz Solossa dan Gunansar Mandowen menjadi aktor kemenangan pasukan Mutiara Hitam julukan Persipura.

Start mulus dilakukan oleh anak-anak Mutiara Hitam dan Persipura juga mendapatkan dukungan penuh dari para suporter Sulut United. Bahkan, suporter Persipura seperti The Karaka’s pun berbondong-bondong mendatangi Stadion Klabat demi Persipura.

Baca Juga :  PNG Masih Tutup Pintu Perbatasan di Skouw

Sayangnya, saat kompetisi baru berjalan tiga pekan, wabah Corona menyerang tanah air. PSSI bersama PT LIB pun menghentikan kompetisi dan dilanjutkan pada awal Oktober mendatang.

Melihat kasus virus Corona yang terus meningkat, PSSI dan PT LIB pun berencana melanjutkan kompetisi dengan sistem home turnamen yang difokuskan di pulau Jawa.

Kebijakan tersebut membuat Persipura harus kembali angkat kaki dari Stadion Klabat Manado. Manajemen Persipura pun akhirnya memilih Stadion Gajayana Malang. Surat menyurat pun dilakukan oleh manajemen Persipura dengan pemerintah setempat.

Sempat yakin akan mendapatkan lampu hijau dari Pemkot Malang untuk menggunakan Stadion Gajayana Malang, pil pahit kembali ditelan Persipura. Pemerintah Kota Malang, menyatakan tak memberikan izin mengenai penggunaan stadion dengan alasan stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu akan dipugar.

Petualangan Persipura pun berlanjut. Tak mendapatkan restu di Gajayana, pilihan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menjadi opsi kedua.

Persipura harus berkelana, karena Stadion Mandala Jayapura yang selalu menjadi markas panji Mutiara Hitam itu sedang direnovasi guna penyiapan venue pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 mendatang.

“Sejak tanggal 14 Agustus kita sudah menyurat ke Wali Kota Malang untuk penggunaan Stadion Gajayana dan jawabannya bahwa Gajayana tidak bisa dipakai. Karena alasannya mau direnovasi dalam waktu dekat ini,” ungkap Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena, Kamis (24/9).

Baca Juga :  Pergeseran KKB Ingin Mencari Simpati

“Kita menyampaikan terima kasih kepada pihak Wali Kota Malang dan mungkin berikutnya kita bisa diberikan kesempatan lagi,” sambung mantan wartawan itu.

Pria yang kini menjabat sebagai Plt Dispora Kota Jayapura menuturkan bahwa sehari setelah mendapatkan jawaban dari Pemerintah Kota Malang, manajemen Persipura pun menyurati Pemerintah Kabupaten Malang untuk penggunaan Stadion Kanjuruhan.

“Kami manajemen berusaha untuk mencari alternatif dan secara lisan kita sudah komunikasi kepada Pemerintah Kabupaten Malang, dalam hal ini Dinas Olahraga Kabupaten Malang untuk penggunaan stadion Kanjuruhan. Semoga secepatnya sudah ada jawaban untuk home base kita. Surat juga sudah kita mampiri dengan jadwal pertandingan,” ujarnya.

Rocky berharap, dengan waktu yang semakin mepet, Pemerintah Kabupaten Malang, dalam hal ini Dispora Kabupaten Malang bisa memberikan kejelasan soal penggunaan Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

“Dengan waktu yang semakin dekat, kita berharap dengan waktu sepekan ini semunya beres. Semoga secepatnya bisa kita selesaikan,” tandasnya. (eri/nat)

Skuat Persipura Jayapura saat menjamu tamunya, PSIS Semarang di Stadion Klabat Manado, 1 Oktober 2019 silam. (foto: Erik/Cepos)

JAYAPURA – Tim Persipura Jayapura menjalani kompetisi Liga 1 2019 dan 2020 kurang mengenakan. Pasalnya dalam dua musim tersebut, Persipura harus menyandang status sebagai tim musafir.

Sejak musim 2019, tim kebanggaan masyarakat Papua itu hanya melakoni 5 partai home di Stadion Mandala Jayapura. Selebihnya, semua laga kandang dimainkan di luar Papua.

Stadion Aji Imbut, Kalimantan Timur dan Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur menjadi rumah persinggahan pasukan Mutiara Hitam selama musim 2019.

Di awal musim 2020, Persipura tak lagi menggunakan Stadion Aji Imbut maupun Delta Sidoarjo. Persipura kembali berkelana dan memilih Stadion Klabat Manado, Sulawesi Utara.

Faktor geografis Kota Manado dengan Kota Jayapura menjadi alasan utama manajemen Persipura memilih bermarkas di Manado. Renovasi stadion pun dilakukan oleh manajemen Persipura untuk mencapai standar kelayakan dari pihak PT LIB selalu operator kompetisi.

Laga perdana menjamu PSIS Semarang berjalan lancar di markas Sulut United itu. Persipura sukses benamkan tamunya dengan skor 2-0. Boaz Solossa dan Gunansar Mandowen menjadi aktor kemenangan pasukan Mutiara Hitam julukan Persipura.

Start mulus dilakukan oleh anak-anak Mutiara Hitam dan Persipura juga mendapatkan dukungan penuh dari para suporter Sulut United. Bahkan, suporter Persipura seperti The Karaka’s pun berbondong-bondong mendatangi Stadion Klabat demi Persipura.

Baca Juga :  Zona Konflik Sedapat Mungkin Tidak Ada Aktifitas Warga Sipil

Sayangnya, saat kompetisi baru berjalan tiga pekan, wabah Corona menyerang tanah air. PSSI bersama PT LIB pun menghentikan kompetisi dan dilanjutkan pada awal Oktober mendatang.

Melihat kasus virus Corona yang terus meningkat, PSSI dan PT LIB pun berencana melanjutkan kompetisi dengan sistem home turnamen yang difokuskan di pulau Jawa.

Kebijakan tersebut membuat Persipura harus kembali angkat kaki dari Stadion Klabat Manado. Manajemen Persipura pun akhirnya memilih Stadion Gajayana Malang. Surat menyurat pun dilakukan oleh manajemen Persipura dengan pemerintah setempat.

Sempat yakin akan mendapatkan lampu hijau dari Pemkot Malang untuk menggunakan Stadion Gajayana Malang, pil pahit kembali ditelan Persipura. Pemerintah Kota Malang, menyatakan tak memberikan izin mengenai penggunaan stadion dengan alasan stadion berkapasitas 25 ribu penonton itu akan dipugar.

Petualangan Persipura pun berlanjut. Tak mendapatkan restu di Gajayana, pilihan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menjadi opsi kedua.

Persipura harus berkelana, karena Stadion Mandala Jayapura yang selalu menjadi markas panji Mutiara Hitam itu sedang direnovasi guna penyiapan venue pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 mendatang.

“Sejak tanggal 14 Agustus kita sudah menyurat ke Wali Kota Malang untuk penggunaan Stadion Gajayana dan jawabannya bahwa Gajayana tidak bisa dipakai. Karena alasannya mau direnovasi dalam waktu dekat ini,” ungkap Sekretaris Umum Persipura Jayapura, Rocky Bebena, Kamis (24/9).

Baca Juga :  PNG Masih Tutup Pintu Perbatasan di Skouw

“Kita menyampaikan terima kasih kepada pihak Wali Kota Malang dan mungkin berikutnya kita bisa diberikan kesempatan lagi,” sambung mantan wartawan itu.

Pria yang kini menjabat sebagai Plt Dispora Kota Jayapura menuturkan bahwa sehari setelah mendapatkan jawaban dari Pemerintah Kota Malang, manajemen Persipura pun menyurati Pemerintah Kabupaten Malang untuk penggunaan Stadion Kanjuruhan.

“Kami manajemen berusaha untuk mencari alternatif dan secara lisan kita sudah komunikasi kepada Pemerintah Kabupaten Malang, dalam hal ini Dinas Olahraga Kabupaten Malang untuk penggunaan stadion Kanjuruhan. Semoga secepatnya sudah ada jawaban untuk home base kita. Surat juga sudah kita mampiri dengan jadwal pertandingan,” ujarnya.

Rocky berharap, dengan waktu yang semakin mepet, Pemerintah Kabupaten Malang, dalam hal ini Dispora Kabupaten Malang bisa memberikan kejelasan soal penggunaan Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

“Dengan waktu yang semakin dekat, kita berharap dengan waktu sepekan ini semunya beres. Semoga secepatnya bisa kita selesaikan,” tandasnya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya