Didominasi Ibu Hamil, Dicurigai Tertular Oleh Suami yang Ngeseks Beresiko
JAYAPURA – Dinamika di Papua satu persatu mencuat. Jika dari segi keamanan kalimat yang biasa digunakan adalah darurat kekerasan bersenjata namun dari aspek kesehatan tidak hanya darurat HIV/AIDS tetapi juga sifilis.
Penyakit kelamin ini digadang-gadang sebagai pintu masuk HIV/AIDS. Ironisnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebut kasus sifilis banyak ditemukan di Kota Jayapura. Sifilis atau yang dikenal masyarakat awam sebagai penyakit raja singa adalah salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri.
Kepala Seksi AIDS dan IMS Dinkes Papua, dr Rindang Pribadi Marahaba menyebut kasus ini banyak ditemukan pada ibu hamil. Bahkan dari data mereka tahun 2024, ada sekitar 7,3 persen ibu hamil yang terinfeksi sifilis.
“Dari rata-rata 2.385 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahunnya di layanan kesehatan, 7,3 persen (175 ibu hamil terinfeksi) sifilis,” ungkap dr Rindang kepada Cenderawasih Pos, Senin (23/6).
Angka ini diketahui saat pemeriksaan kesehatan pada ibu hamil yang pada kunjungan pertama dilakukan skrining. Dari hasil pemeriksaan banyak ditemukan ibu hamil terinfeksi sifilis. Sambungnya, sementara secara umum, sebanyak 10,57 persen (1.532 orang) di Papua yang terinfeksi sifilis. Dengan rata-rata umur mereka 25-49 tahun.
Ia pun menerangkan, ibu hamil yang rentang terinfeksi sifilis dimungkinkan karena suami mereka melakukan perilaku berisiko dengan yang bukan pasangannya.
“Penularan sifilis ini melalui hubungan seksual yang berisiko,” tegasnya.
Dikatakan bahwa sifilis jarang membuat kematian pada penderitanya, namun penyakit ini membuat kecacatan pada bayi yang baru lahir. Ia mudah diobati namun susah dieliminasi karena butuh waktu dan pemantauannya hingga dua tahun.
“Dampak sifilis untuk perempuan bisa menyebabkan kemandulan, bisa juga menyebabkan kecacatan pada bayi yang baru lahir,” terangnya.