Friday, April 19, 2024
25.7 C
Jayapura

34 Kali Gempa Susulan Guncang Mamberamo

JAYAPURA-Wilayah Pantai Utara Papua tepatnya di sekitar wilayah Mamberamo, Senin (24/6) kemarin diguncang gempa bumi. Dari hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tercatat 34 kali aktivitas gempa bumi susulan (after shock) terjadi di wilayah Mamberamo.

 Bila ditinjau dari kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Mamberamo Tengah Papua. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. 

Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili mengatakan, hingga pukul 19:30 WIT, hasil monitoring BMKG sudah ada 34 kali aktivitas gempa bumi susulan (after shock). Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 “Karena gempa ini terjadinya di darat, maka tidak ada  potensi  tsunami. Masyarakat tetap  beraktivitas seperti biasa,” ucap Petrus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (24/6).

Ia meminta masyarakat dalam memastikan sebuah informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Gempa yang terjadi kemarin lanjut Petrus, disebabkan adanya tumbukan lempeng wilayah Papua dari arah sisi Timur Pasifik dan dari arah Selatan  lempeng Indo Austaralia. Tumbukan ini menimbulkan  16 patahan lokal di wilayah Papua salah  satunya adalah sesar Mamberamo.

“Patahan di sesar Mamberamo yang menimbulkan gempa hingga terjadi gempa susulan. Sebelumnya pada tahun 2019 pernah terjadi  gempa besar di daerah tersebut dengan posisi di darat,”katanya.

Dikatakan, dampak dari gempa yang berlokasi di Mamberamo ini tidak  terlalu signifikan ke tempat lain. Selain itu, belum ditemukan laporan kerusakan di lapangan akibat gempa tersebut.“Tim kami masih berada di lapangan untuk mensurvei gempa-gempa susulan,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Persipura Tetap Pakai 30 Pemain

Sepanjang senin (24/6) kemarin, wilayah Laut Banda diguncang beberapa gempa tektonik. Satu diantaranya ber magnitude besar, yakni 7,4 Skala Richter (SR). Sampai saat ini belum dilaporkan ada kerusakan. Gempa juga tidak memicu peringatan dini tsunami.

Gempa terkuat, 7,4 SR terjadi sekitar pukul pukul 09.53.40 WIB.  Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,44 LS dan 129,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 289 km arah barat laut Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku pada kedalaman 220 km.

Dua gempa tektonik lainnya mengguncang kuat di wilayah Mamberamo Raya dengan berkekuatan M=6,1  SR. Dua gempa ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks). 

Gempa Mamberamo telah menimbulkan guncangan kuat di Sarmi, Jayapura dan di Wamena. Sedangkan Gempa Laut Banda berdampak terjadinya guncangan dalam spektrum wilayah yang luas hingga Denpasar, Bima, Manokwari, Wamena, bahkan hingga sampai Kota Darwin di Australia.

Gempa dilaporkan mengguncang kuat kota Darwin di Australia utara. Menyebabkan banyak gedung dievakuasi. Guncangan dirasakan selama beberapa menit. Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, getara di Australia mencapai skala IV MMI. 

“Ini fenomena efek vibrasi panjang, sementara di Indonesia tidak terlalu terasa karena episenternya dalam. 220 kilometer,” jelas Daryono kemarin (24/6)

Baca Juga :  Entrop dan Pasar Youtefa Selalu Babak Belur Karena Banjir

Hingga malam hari pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG telah mencatat sebanyak 45 kali gempa susulan di Mamberamo Raya. Sementara gempa yang berpusat di Laut Banda tercatat diikuti sebanyak 5 kali gempa susulan. Baik gempa susulan di Mamberamo Raya dan Laut Banda menunjukkan tren magnitudo yang terus mengecil. 

Selain gempa kuat tersebut di atas, hari ini BMKG juga mencatat ada 3 gempa signifikan lain yang terjadi di Indonesia.  Sebelum terjadinya Gempa Maberamo Raya, di Selatan Tasikmalaya terjadi gempa berkekuatan 4,3 SR pada pagi dini hari pukul 02.58 WIB. Gempa ini dirasakan di Tasikmalaya dan di Pangandaran. Selanjutnya pada pukul 07.55 WIB, wilayah Wuasa, Poso, Sulawesi Tengah juga terjadi gempa berkekuatan 4,6 SR Gempa ini dirasakan di Kota Palu dan sekitarnya.

Terakhir adalah Gempa Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara  berkekuatan  5,2 SR yang terjadi pada pukul 15.17 WIB. Gempa ini dirasakan di daerah Lolak, Bolaang Mongondow. “Beberapa warga dilaporkan sempat berlarian keluar rumah karena terkejut guncangan gempa yang berlangsung secara tiba tiba,” kata Daryono. 

Dari seluruh kejadian gempa tersebut di atas, Daryono menyatakan bahwa wilayah Indonesia kemarin total Telah mengalami 53 kali gempa tektonik dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. “Patut disyukuri bahwa seluruh gempa yang terjadi dari pagi dini hari hingga malam ini belum ada laporan mengenai terjadinya kerusakan dan korban jiwa,” pungkasnya.(fia/nat/JPG)

JAYAPURA-Wilayah Pantai Utara Papua tepatnya di sekitar wilayah Mamberamo, Senin (24/6) kemarin diguncang gempa bumi. Dari hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tercatat 34 kali aktivitas gempa bumi susulan (after shock) terjadi di wilayah Mamberamo.

 Bila ditinjau dari kedalaman hiposenter, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Mamberamo Tengah Papua. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. 

Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili mengatakan, hingga pukul 19:30 WIT, hasil monitoring BMKG sudah ada 34 kali aktivitas gempa bumi susulan (after shock). Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 “Karena gempa ini terjadinya di darat, maka tidak ada  potensi  tsunami. Masyarakat tetap  beraktivitas seperti biasa,” ucap Petrus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (24/6).

Ia meminta masyarakat dalam memastikan sebuah informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Gempa yang terjadi kemarin lanjut Petrus, disebabkan adanya tumbukan lempeng wilayah Papua dari arah sisi Timur Pasifik dan dari arah Selatan  lempeng Indo Austaralia. Tumbukan ini menimbulkan  16 patahan lokal di wilayah Papua salah  satunya adalah sesar Mamberamo.

“Patahan di sesar Mamberamo yang menimbulkan gempa hingga terjadi gempa susulan. Sebelumnya pada tahun 2019 pernah terjadi  gempa besar di daerah tersebut dengan posisi di darat,”katanya.

Dikatakan, dampak dari gempa yang berlokasi di Mamberamo ini tidak  terlalu signifikan ke tempat lain. Selain itu, belum ditemukan laporan kerusakan di lapangan akibat gempa tersebut.“Tim kami masih berada di lapangan untuk mensurvei gempa-gempa susulan,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Tak Hanya Telephone, Masyarakat di Kampung 3T Sudah Bisa Video Call

Sepanjang senin (24/6) kemarin, wilayah Laut Banda diguncang beberapa gempa tektonik. Satu diantaranya ber magnitude besar, yakni 7,4 Skala Richter (SR). Sampai saat ini belum dilaporkan ada kerusakan. Gempa juga tidak memicu peringatan dini tsunami.

Gempa terkuat, 7,4 SR terjadi sekitar pukul pukul 09.53.40 WIB.  Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,44 LS dan 129,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 289 km arah barat laut Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku pada kedalaman 220 km.

Dua gempa tektonik lainnya mengguncang kuat di wilayah Mamberamo Raya dengan berkekuatan M=6,1  SR. Dua gempa ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks). 

Gempa Mamberamo telah menimbulkan guncangan kuat di Sarmi, Jayapura dan di Wamena. Sedangkan Gempa Laut Banda berdampak terjadinya guncangan dalam spektrum wilayah yang luas hingga Denpasar, Bima, Manokwari, Wamena, bahkan hingga sampai Kota Darwin di Australia.

Gempa dilaporkan mengguncang kuat kota Darwin di Australia utara. Menyebabkan banyak gedung dievakuasi. Guncangan dirasakan selama beberapa menit. Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, getara di Australia mencapai skala IV MMI. 

“Ini fenomena efek vibrasi panjang, sementara di Indonesia tidak terlalu terasa karena episenternya dalam. 220 kilometer,” jelas Daryono kemarin (24/6)

Baca Juga :  Persipura Tetap Pakai 30 Pemain

Hingga malam hari pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG telah mencatat sebanyak 45 kali gempa susulan di Mamberamo Raya. Sementara gempa yang berpusat di Laut Banda tercatat diikuti sebanyak 5 kali gempa susulan. Baik gempa susulan di Mamberamo Raya dan Laut Banda menunjukkan tren magnitudo yang terus mengecil. 

Selain gempa kuat tersebut di atas, hari ini BMKG juga mencatat ada 3 gempa signifikan lain yang terjadi di Indonesia.  Sebelum terjadinya Gempa Maberamo Raya, di Selatan Tasikmalaya terjadi gempa berkekuatan 4,3 SR pada pagi dini hari pukul 02.58 WIB. Gempa ini dirasakan di Tasikmalaya dan di Pangandaran. Selanjutnya pada pukul 07.55 WIB, wilayah Wuasa, Poso, Sulawesi Tengah juga terjadi gempa berkekuatan 4,6 SR Gempa ini dirasakan di Kota Palu dan sekitarnya.

Terakhir adalah Gempa Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara  berkekuatan  5,2 SR yang terjadi pada pukul 15.17 WIB. Gempa ini dirasakan di daerah Lolak, Bolaang Mongondow. “Beberapa warga dilaporkan sempat berlarian keluar rumah karena terkejut guncangan gempa yang berlangsung secara tiba tiba,” kata Daryono. 

Dari seluruh kejadian gempa tersebut di atas, Daryono menyatakan bahwa wilayah Indonesia kemarin total Telah mengalami 53 kali gempa tektonik dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. “Patut disyukuri bahwa seluruh gempa yang terjadi dari pagi dini hari hingga malam ini belum ada laporan mengenai terjadinya kerusakan dan korban jiwa,” pungkasnya.(fia/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya