Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Tak Terjaga, Bukit Srobu Diobok-obok

CEK DATA: Dua peneliti di Balai Arkeologi Papua tengah mengecek data di ruang arkeolog di Waena, Senin (24/6) kemarin. Balai Arkeologi mencatat ada banyak lokasi sejarah dan pra sejarah yang tak terkelola baik hingga terancam rusak bahkan punah.  (Insert) Drs Gusti Made Sudarmika ( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA-Bukit Srobu yang berada di Abe Pantai Distrik Abepura terancam rusak. Bukit yang disinyalir menjadi titik lahirnya peradaban masyarakat di Tabi ini mulai sering dimasuki oleh manusia. Dampaknya jelas, satu persatu benda peninggalan pra sejarah ini mulai diobok-obok dan rusak. Ada kelompok masyarakat yang suka naik ke Srobu dan mencari kerang. Padahal kerang yang ada di lokasi tersebut merupakan peninggalan peradaban. 

 “Harusnya bisa lebih terjaga. Kalau terus terbiar kami khawatir ada banyak yang rusak. Saat ini masyarakat masih sering naik ke atas dan mengorek-ngorek tempat di situ,” kata Kepala Balai Arkeologi Papua, Drs. Gusti Made Sudarmika di ruang kerjanya, Senin (24/6). 

Baca Juga :  Di Yahukimo, Binmas Noken Polri Ajarkan Wawasan Kebangsaan

Ia melihat lokasi yang berada di ketinggian tersebut tak terpagar dan belum terkelola dengan baik sehingga masyarakat dengan mudah naik dan mengutak atik benda-benda yang sedang diteliti. Jadi kata Made ancaman bukit Srobu rusak, punah bahkan hilang sangat memungkinkan bila dilihat dari kondisi yang ada saat ini. 

 “Kami berharap ada upaya lebih dari pemerintah. Kita tak bisa membiarkan situs sejarah ini rusak begitu saja karena ada sejarah di situ dan ketika sejarah ini dilupakan maka dengan sendirinya kita akan lupa akan jati diri,” bebernya. 

Pihak Balai Arkeolog sendiri tengah melakukan penelitian di sejumlah titik mulai dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Wamena,  Raja Ampat dan beberapa tempat di Papua Barat. “Untuk Sentani kami  sedang meneliti soal gerabah dan awal hinuan manusia yang tinggal di pinggiran danau dan sekitarnya. Ini termasuk situs meagalitikum, Tutari,” bebernya. 

Baca Juga :  Persipura Home Base di Stadion Surajaya

Kata Made beberapa lokasi pra sejarah ini usianya ada yang 2500 hingga 3000 tahun lalu sehingga sayang bila tak terjaga dan akhirnya rusak. “Bila ini digarap untuk destinasi wisata tentu sangat menarik. Kami pernah mengajukan  sepaket dengan Festival Danau Sentani khusus Tutari tapi belum terlaksana hingga kini,” kata Made. (ade/nat)

CEK DATA: Dua peneliti di Balai Arkeologi Papua tengah mengecek data di ruang arkeolog di Waena, Senin (24/6) kemarin. Balai Arkeologi mencatat ada banyak lokasi sejarah dan pra sejarah yang tak terkelola baik hingga terancam rusak bahkan punah.  (Insert) Drs Gusti Made Sudarmika ( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA-Bukit Srobu yang berada di Abe Pantai Distrik Abepura terancam rusak. Bukit yang disinyalir menjadi titik lahirnya peradaban masyarakat di Tabi ini mulai sering dimasuki oleh manusia. Dampaknya jelas, satu persatu benda peninggalan pra sejarah ini mulai diobok-obok dan rusak. Ada kelompok masyarakat yang suka naik ke Srobu dan mencari kerang. Padahal kerang yang ada di lokasi tersebut merupakan peninggalan peradaban. 

 “Harusnya bisa lebih terjaga. Kalau terus terbiar kami khawatir ada banyak yang rusak. Saat ini masyarakat masih sering naik ke atas dan mengorek-ngorek tempat di situ,” kata Kepala Balai Arkeologi Papua, Drs. Gusti Made Sudarmika di ruang kerjanya, Senin (24/6). 

Baca Juga :  Kapolres Sebut Situasi Intan Jaya Mulai Membaik

Ia melihat lokasi yang berada di ketinggian tersebut tak terpagar dan belum terkelola dengan baik sehingga masyarakat dengan mudah naik dan mengutak atik benda-benda yang sedang diteliti. Jadi kata Made ancaman bukit Srobu rusak, punah bahkan hilang sangat memungkinkan bila dilihat dari kondisi yang ada saat ini. 

 “Kami berharap ada upaya lebih dari pemerintah. Kita tak bisa membiarkan situs sejarah ini rusak begitu saja karena ada sejarah di situ dan ketika sejarah ini dilupakan maka dengan sendirinya kita akan lupa akan jati diri,” bebernya. 

Pihak Balai Arkeolog sendiri tengah melakukan penelitian di sejumlah titik mulai dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Wamena,  Raja Ampat dan beberapa tempat di Papua Barat. “Untuk Sentani kami  sedang meneliti soal gerabah dan awal hinuan manusia yang tinggal di pinggiran danau dan sekitarnya. Ini termasuk situs meagalitikum, Tutari,” bebernya. 

Baca Juga :  Persipura Home Base di Stadion Surajaya

Kata Made beberapa lokasi pra sejarah ini usianya ada yang 2500 hingga 3000 tahun lalu sehingga sayang bila tak terjaga dan akhirnya rusak. “Bila ini digarap untuk destinasi wisata tentu sangat menarik. Kami pernah mengajukan  sepaket dengan Festival Danau Sentani khusus Tutari tapi belum terlaksana hingga kini,” kata Made. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya