“Kami bantah nakes atau guru dari TNI Polri sebab proses rekrutmen secara terbuka dan orang tahu. Hingga pendeta mendoakan mereka lalu menandatangani perjanjian kerjasama. Kalau bilang anggota TNI Polri yang mata-mata itu bohong. Itu tidak benar. Jika dia anggot silahkan buktikan, dari satuan mana, nomor anggotanya,” cecarnya.

Ia menyatakan dalam memimpin pihaknya memiliki etika dan moral sehingga tidak serta merta memasukkan orang sembarang. “Para medis dan guru ini rekrutan tahun 2021,” sambungnya.
Sementara usai para korban dieakuasi dari Anggruk, Minggu siang akhirnya semua tiba di Sentani. Lapangan terbang Doyo Baru Sentani, nampak dikerumuni keluarga dan anggota Yayasan Serafim, sejak pukul 13.47 WIT para kerabat mula berdatangan.
Sesekali, suara isak tangis pecah dari keheningan, masing-masing keluarga juga saling berkoordinasi via telepon. Setelah penantian kurang lebih 1 jam pesawat akhirnya tiba dimana pesawat pertama mengangkut 8 korban luka-luka parah dan luka ringan.
Sementara pesawat lainnya landing dengan membawa 1 korban tewas. Para korban ini dikawal langsung oleh Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram. Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram, menjelaskan, 9 korban sudah berhasil dievakuasi yakni 8 guru dan 1 tenaga medis.
“Dari 9 orang tersebut, 1 korban meninggal dunia (MD), 3 orang lainnya luka parah dan sisa lainnya luka-luka ringan, ini langsung dilarikan ke rumah sakit,” katanya kepada Cenderawasih Pos. Para korban lainnya nampak masih diselimuti dengan trauma dan memilih diam.
Beberpa nama korban yang diketahui yakni Rosalina sogen (meninggal dunia), Fidelis De Lena (31) mengalami luka terbuka di kaki dan tangan kanan kiri, luka sobek di telinga kiri, luka terbuka di betis kiri, Cosmas Paga (29) mengalami luka tusuk di punggung belakang, Irmawati Nenowahan (26) mengalami luka robek di bahu kiri dan trauma tumpul di dada atas, Fantiana Kambu (32) mengalami luka terbuka di jari manis tangan kanan dan dicurigai patah, Paskalia Liman (29) mengalami luka terbuka di kepala ada 2 luka tusuk di lengan kanan dan Donesia Tari More (28) mengalami luka terbuka di dahi kiri, luka terbuka di jari manis dan kelingking tangan kanan dan dicuriga putus tendon.
Kejadian ini terjadi Jumat (21/3) dimana ada yang melihat sekelompok pemuda yang kurang lebihnya berjumlah sekitar 15 orang dengan berjalan kaki menuju ke arah Distrik Anggruk, setelah mereka tiba di Distrik Anggruk mereka langsung membabat tanaman/bunga yang berada di depan salah satu rumah menggunakan parang.
Setelah membabat seluruh tanaman, kelompok tersebut melihat 3 orang guru dimana terdiri dari 2 dua orang perempuan dan 1 laki – laki yang pada saat itu sedang memasak, selanjutnya mereka langsung mendatangi para guru tersebut, namun karena para guru tersebut merasa ketakutan mereka berlari ke dalam rumah sambil berteriak meminta pertolongan.
Saat kejadian itu salah seorang dari kelompok tersebut mendapati salah seorang ibu guru bernama Rosalina Sogen di depan pintu rumah dan langsung menikamnya. Setelah melakukan aksi penikaman, kelompok tersebut melakukan pengerusakan terhadap perumahan guru, selanjutnya mereka menuju Puskesmas Anggruk dan kembali melakukan pengerusakan terhadap Puskesmas Anggruk.
Setelah melakukan pengrusakan terhadap perumahan guru dan Puskesmas Anggruk, kelompok tersebut menuju ke arah bangunan sekolah dan kembali melakukan pengerusakan, kemudian mereka kembali ke perumahan guru dan melakukan pembakaran terhadap perumuhaman guru tersebut. Pelaku penyerangan juga diketahui dalam melakukan aksinya selain menggunakan alat tajam berupa parang, diketahui bahwa para pelaku terlihat ada yang memegang senjata api namun untuk jumlah Senpinya tidak diketahui secara pasti.