JAYAPURA-Sejak konflik Rusia-Ukraina pecah, Pemerintah Provinsi Papua terus melakukan pemantauan terhadap puluhan mahasiswa/mahasiswi Papua yang menimba ilmu di Rusia.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua Aryoko, AF Rumaropen, SP, M.Eng menyampaikan, sebanyak 53 mahasiswa Papua dengan jenjang pendidikan S1, S2 dan S3 ini dengan kondisi yang baik.
Bahkan, Aryoko mengaku dirinya, Rabu (23/3) kemarin baru saja bekomunikasi dengan Duta Besar RI di Moscow yang diwakili Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Moscow Rusia, Dr. Adi Nuryanto dan Direktur Eropa Timur di Kementrian Luar Negeri di Jakarta yang membawahi wilayah Rusia.
“Sebanyak 53 mahasiswa Papua yang ada di Rusia dalam kondisi aman dan situasi yang terkendali. Kami sampaikan aman karena kondisinya baik dan situasi keamanan di sana bukan keamanan dalam negeri yang terganggu,” terangnya kepada Cenderawasih Pos, Kamis (24/3).
Lanjut Aryoko, Pemprov Papua sesuai dengan petunjuk Gubernur Papua dan BPSDM mendapat arahan langsung dari Sekda dimana negara-negara di sekitar Rusia yang ada Mahasiswa Papua harus dilayani dengan baik.
“Mahasiswa Papua yang saat ini sedang kuliah di luar negeri sudah kami layani biaya pendidikan mereka hingga April mendatang. Begitu juga dengan biaya hidup mereka untuk empat bulan pertama sudah diselesaikan. Hal ini kami lakukan untuk menjaga dampak dari Rusia. Jangan sampai terkena di negara-negara lain yang ada mahasiswa Papua menempuh pendidikan. Sejak awal, gubernur sudah menyampaikan untuk memperhatikan hal itu,” tuturnya.
Adapun mahasiswa Papua yang kuliah di luar negeri yakni 53 orang di Rusia, 7 orang kuliah di Jerman, 1 mahasiswa kuliah di Prancis, 3 mahasiswa kuliah di Ingrris dan 2 mahasiswa kuliah di Belanda.
Untuk penyebaran mahasiswa Papua menurut Aryoko, tidak berada di satu tempat melainkan ada di beberapa negara bagian. Tetapi sejauh ini pendidikannya tetap dilaksanakan dan biaya hidupnya cukup memadai untuk mereka hidup di Rusia.
“Kami tidak akan memulangkan mahasiswa kami yang saat ini kuliah di Rusia, karena kondisi belajar mereka saat ini tidak terganggu. Selain komunikasi dengan mahasiswa, tetapi kami juga melakukan komunikasi dengan perwakilan kedutaan besar RI. Kami intens melakukan pertemuan dan ini bagian dari pengawasan kami secara langsung kepada anak-anak Papua di Rusia,” tuturnya.
Aryoko juga menyebut komunikasi mahasiswa di Rusia dengan keluarganya yang ada di Papua tidak terganggu sekalipun negara itu berkonflik.
“Kita juga memberi pencerahan kepada keluarga mahasiswa yang ada di Papua. Pasalnya keluarga mereka tidak semua berada di Jayapura. Kami harap anak-anak juga memberi informasi yang baik kepada orang tua mereka terutama dari sisi biaya hidup yang mereka gunakan,” ucapnya.
Aryoko juga menjelaskan, dengan kondisi Rusia saat ini, aktivitas anak-anak Papua yang kuliah di Rusia tetap berjalan normal. Meski beberapa pelayanan jasa perbankan sedikit terganggu, namun ada akses yang diberikan kepada orang asing di Rusia termasuk mahasiswa Papua sendiri.
Sebagaimana ada kebijakan yang diberikan kepada orang asing di Rusia yang mengakses perbankan, baik untuk diplomat atau warga negara asin yang bekerja di Rusia termasuk mahasiswa Papua.
“Hingga saat ini pelayanan untuk mahasiswa Papua di Rusia cukup baik untuk mereka mengaksesnya. Karena ada kebijakan negara untuk menggunakan kartu. Dimana kartu tersebut bisa mengakses perbankan, sehingga itu memudahkan mereka yang tinggal di Rusia,” pungkasnya.(fia/nat)