Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

22 Jenazah Belum Teridentifikasi

SAPA PENGUNGSI: Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., saat menyapa warga korban banjir bandang di lokasi pengungsian di Stakin, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (23/3). ( FOTO : Elfiras/Cepos)

JAYAPURA-Upaya pencarian dan identifikasi terhadap korban musibah banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura masih terus dilakukan.

Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh timbangunan TNI-Polri dan Basarnas serta pihak terkait lainnya, sebanyak 105 jenazah (sudah termasuk 7 korban longsor di Kota Jayapura) sudah ditemukan. 

Dari 105 jenazah yang ditemukan, Kabid Dokes Polda Papua,  Kombes Pol. dr. Ramon Aninam menyebutkan bahwa hingga Minggu (24/3) pukul 20.00 WIT, sudah ada 97 jenazah yang diterima RS Bhayangkari Polda Papua untuk diidentifikasi.

“Dari 97 jenazah yang ada di RS Bhayangkara, tinggal 22 kantong jenazah lagi yang sebagian besar jenazah orang dewasa,” jelasnya dalam konferensi pers di Media Center RS Bhayangkara, Minggu (24/3).

Dikatakan, 22 kantong jenazah yang belum teridentifikasi atau masih berada di RS Bhayangkara, dalam tahapan pengambilan sampel DNA. Semua jenazah menurut dr. Ramon akan diambil sampel DNA-nya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melengkapi indentitas para jenazah tersebut.

“Seandainya jika terjadi kubur massal maka pihak keluarga yang dikemudian hari ingin mengecek keluarganya yang sudah dikubur massal tersebut bisa dicek melalui DNA,” paparnya.

Pengambilan sampel DNA ini menurut dr. Ramon bukan berarti jenazah yang masih ada di RS Bhayangkara akan segera dikubur massal. Sebab tim DVI akan terus berupaya untuk mengidentifikasi semua jenazah yang ada saat ini di RS Bhayangkara.

“Kami juga sangat berharap bahwa semua jenazah yang ada saat ini segera diidentifikasi semua sehingga tidak akan dikubur massal. Karena penguburan masal tersebut adalah keputusan pemerintah. Jika pemerintah memerintahkan untuk dikubur massal maka kami tidak bisa berbuat apa lagi,” tuturnya.

Untuk itu pihaknya berharap bagi keluarga yang merasa kehilangan untuk segera membuat laporan dan mendatangi RS Bhayangkara guna mengecek langsung terhadap jenazah yang saat ini masih berada di RS Bhayangkara.

Di tempat yang sama Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal menyebutkan sampai saat ini tim gabungan masih terus mendalami pencarian para korban dan akan memperluas wilayah pencarian sesuai dengan lokasi atau titik-titik yang kena dampak banjir salah satunya di Danau Sentani.

Baca Juga :  Pemda Belum Bisa Pastikan

Pencarian terhadap para korban yang hingga saat ini belum ditemukan menurut Kamal dibantu K-9 Baharkam Mabes Polri dan Polda Papua. “Pencarian menggunakan anjing pelacak milik K-9 Baharkam mabes Polri dan Polda Papua ini dikhususkan ditumpukan kayu dan lumpur yang diperkirakan ada korban,” bebernya.

Keterlibatan anjing pelacak ini diakuinya akan mempercepat proses pencarian korban yang belum ditemukan.

Kamal menambahkan, proses pencarian tidak hanya dilakukan di darat saja tetapi di sekitaran Danau yang dilakukan Direktorat Polair Polda Papua menggunakan longboat. 

Selain melakukan proses pencarian korban jiwa, Direktorat Polair Polda Papua juga membantu  pendistribusian logistik kepada para korban yang mengungsi di 25 kampung yang berada di Danau Sentani.

“Dalam proses pencarian sampai saat ini, belum ditemukan korban, namun, personel gabungan terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban,” tutupnya. 

Seminggu pasca bencana, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian turun ke lokasi bencana, Sabtu (23/3). Dua jenderal bintang empat ini mengunjungi posko pengungsian korban banjir bandang yang ada di Sentani.

Dalam kunjungannya itu Kapolri dan Panglima TNI juga menyerahkan sejumlah bantuan kemanusiaan yang diterima Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dan Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayanto di Posko Induk di kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah, Sentani.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta Pemkab Jayapura untuk melakukan koordinasi ke tingkat pusat terkait dengan penanganan dan pemulihan pasca banjir khusus untuk pembangunan infrastruktur yang tidak bisa ditangani oleh Pemkab Jayapura.

“Saya sampaikan pada saat ini apabila hal-hal yang diperlukan yang juga daerah tidak bisa menangani silakan untuk melaporkan ke pemerintah pusat,” ungkap Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di Gunung Merah, Sentani (23/3).

Baca Juga :  Polisi Masih Kumpulkan Bukti dan Keterangan Saksi

Dia mengatakan terkait dengan proses penanganan pasca banjir di Sentani, diketahui saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR sudah mengirimkan tim ke Kabupaten Jayapura tepatnya di daerah lokasi banjir, guna menginventarisir rumah atau bangunan yang terkena dampak banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu itu.

“Mulai dari tingkat rusak berat hingga ringan semua sudah teridentifikasi dan itu sudah saya tanyakan langsung ke pemerintah daerah,” ungkapnya.

Panglima mengatakan, kunjungan itu untuk mengetahui secara dekat menyangkut penanganan para korban banjir. Selain itu guna melihat langsung ketersediaan logistik dan kebutuhan pokok para warga pengungsi itu.

Kata dia, secara keseluruhan semua penanganan terhadap para pengungsi di Kabupaten Jayapura itu terlihat sudah sangat baik.

“Tadi juga kami pantau lokasi penampungan utama yang menggunakan kantor bupati, itu masih tergolong sangat layak,” tandasnya.

Sementara itu munculnya Posko liar pasca bencana banjir bandang membuat Gubernur  Provinsi Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  angkat bicara.

Orang nomor satu di Provinsi Papua ini memerintahkan agar hanya ada 6 posko pengungsian di lokasi bencana, dan tidak boleh lebih. Hal ini agar distribusi makanan dan bantuan lainnya bisa terkoordinir, dan masyarakat yang mengalami musibah harus datang di enam posko tersebut. 

“Orang di enam posko ini akan diberikan pelayan yang maksimal, sementara  orang di luar posko tidak bisa. Banyak oknum yang memanfaatkan persitiwa ini. Orang yang baik-baik namun jadi pencopet dan pencuri untuk mendapatkan sesuatu. Itu yang sedang terjadi di peristiwa banjir bandang ini,” sesalnya. 

Gubernur Enembe juga meminta setiap posko mendata korban pengungsi banjir bandang dengan baik. Terutama bagi  korban yang rumahnya hancur perlu diperhatikan, agar mereka yang membutuhkan kebutuhan diberikan jaminan makan hingga beberapa bulan ke depan.

“Untuk tanggap darurat saya perpanjang hingga 14 hari ke depan,” ucap Gubernur Enembe saat mengunjungi warga yang mengungsi di Posko STAKIN, Sabtu (23/3).  (kim/fia/bet/roy/nat)

SAPA PENGUNGSI: Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., saat menyapa warga korban banjir bandang di lokasi pengungsian di Stakin, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (23/3). ( FOTO : Elfiras/Cepos)

JAYAPURA-Upaya pencarian dan identifikasi terhadap korban musibah banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura masih terus dilakukan.

Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh timbangunan TNI-Polri dan Basarnas serta pihak terkait lainnya, sebanyak 105 jenazah (sudah termasuk 7 korban longsor di Kota Jayapura) sudah ditemukan. 

Dari 105 jenazah yang ditemukan, Kabid Dokes Polda Papua,  Kombes Pol. dr. Ramon Aninam menyebutkan bahwa hingga Minggu (24/3) pukul 20.00 WIT, sudah ada 97 jenazah yang diterima RS Bhayangkari Polda Papua untuk diidentifikasi.

“Dari 97 jenazah yang ada di RS Bhayangkara, tinggal 22 kantong jenazah lagi yang sebagian besar jenazah orang dewasa,” jelasnya dalam konferensi pers di Media Center RS Bhayangkara, Minggu (24/3).

Dikatakan, 22 kantong jenazah yang belum teridentifikasi atau masih berada di RS Bhayangkara, dalam tahapan pengambilan sampel DNA. Semua jenazah menurut dr. Ramon akan diambil sampel DNA-nya. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk melengkapi indentitas para jenazah tersebut.

“Seandainya jika terjadi kubur massal maka pihak keluarga yang dikemudian hari ingin mengecek keluarganya yang sudah dikubur massal tersebut bisa dicek melalui DNA,” paparnya.

Pengambilan sampel DNA ini menurut dr. Ramon bukan berarti jenazah yang masih ada di RS Bhayangkara akan segera dikubur massal. Sebab tim DVI akan terus berupaya untuk mengidentifikasi semua jenazah yang ada saat ini di RS Bhayangkara.

“Kami juga sangat berharap bahwa semua jenazah yang ada saat ini segera diidentifikasi semua sehingga tidak akan dikubur massal. Karena penguburan masal tersebut adalah keputusan pemerintah. Jika pemerintah memerintahkan untuk dikubur massal maka kami tidak bisa berbuat apa lagi,” tuturnya.

Untuk itu pihaknya berharap bagi keluarga yang merasa kehilangan untuk segera membuat laporan dan mendatangi RS Bhayangkara guna mengecek langsung terhadap jenazah yang saat ini masih berada di RS Bhayangkara.

Di tempat yang sama Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. AM Kamal menyebutkan sampai saat ini tim gabungan masih terus mendalami pencarian para korban dan akan memperluas wilayah pencarian sesuai dengan lokasi atau titik-titik yang kena dampak banjir salah satunya di Danau Sentani.

Baca Juga :  Menanti Tuah Stadion Klabat

Pencarian terhadap para korban yang hingga saat ini belum ditemukan menurut Kamal dibantu K-9 Baharkam Mabes Polri dan Polda Papua. “Pencarian menggunakan anjing pelacak milik K-9 Baharkam mabes Polri dan Polda Papua ini dikhususkan ditumpukan kayu dan lumpur yang diperkirakan ada korban,” bebernya.

Keterlibatan anjing pelacak ini diakuinya akan mempercepat proses pencarian korban yang belum ditemukan.

Kamal menambahkan, proses pencarian tidak hanya dilakukan di darat saja tetapi di sekitaran Danau yang dilakukan Direktorat Polair Polda Papua menggunakan longboat. 

Selain melakukan proses pencarian korban jiwa, Direktorat Polair Polda Papua juga membantu  pendistribusian logistik kepada para korban yang mengungsi di 25 kampung yang berada di Danau Sentani.

“Dalam proses pencarian sampai saat ini, belum ditemukan korban, namun, personel gabungan terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban,” tutupnya. 

Seminggu pasca bencana, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian turun ke lokasi bencana, Sabtu (23/3). Dua jenderal bintang empat ini mengunjungi posko pengungsian korban banjir bandang yang ada di Sentani.

Dalam kunjungannya itu Kapolri dan Panglima TNI juga menyerahkan sejumlah bantuan kemanusiaan yang diterima Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dan Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayanto di Posko Induk di kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah, Sentani.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meminta Pemkab Jayapura untuk melakukan koordinasi ke tingkat pusat terkait dengan penanganan dan pemulihan pasca banjir khusus untuk pembangunan infrastruktur yang tidak bisa ditangani oleh Pemkab Jayapura.

“Saya sampaikan pada saat ini apabila hal-hal yang diperlukan yang juga daerah tidak bisa menangani silakan untuk melaporkan ke pemerintah pusat,” ungkap Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers di Gunung Merah, Sentani (23/3).

Baca Juga :  Pemda Belum Bisa Pastikan

Dia mengatakan terkait dengan proses penanganan pasca banjir di Sentani, diketahui saat ini pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR sudah mengirimkan tim ke Kabupaten Jayapura tepatnya di daerah lokasi banjir, guna menginventarisir rumah atau bangunan yang terkena dampak banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu itu.

“Mulai dari tingkat rusak berat hingga ringan semua sudah teridentifikasi dan itu sudah saya tanyakan langsung ke pemerintah daerah,” ungkapnya.

Panglima mengatakan, kunjungan itu untuk mengetahui secara dekat menyangkut penanganan para korban banjir. Selain itu guna melihat langsung ketersediaan logistik dan kebutuhan pokok para warga pengungsi itu.

Kata dia, secara keseluruhan semua penanganan terhadap para pengungsi di Kabupaten Jayapura itu terlihat sudah sangat baik.

“Tadi juga kami pantau lokasi penampungan utama yang menggunakan kantor bupati, itu masih tergolong sangat layak,” tandasnya.

Sementara itu munculnya Posko liar pasca bencana banjir bandang membuat Gubernur  Provinsi Papua, Lukas Enembe, SIP., MH.,  angkat bicara.

Orang nomor satu di Provinsi Papua ini memerintahkan agar hanya ada 6 posko pengungsian di lokasi bencana, dan tidak boleh lebih. Hal ini agar distribusi makanan dan bantuan lainnya bisa terkoordinir, dan masyarakat yang mengalami musibah harus datang di enam posko tersebut. 

“Orang di enam posko ini akan diberikan pelayan yang maksimal, sementara  orang di luar posko tidak bisa. Banyak oknum yang memanfaatkan persitiwa ini. Orang yang baik-baik namun jadi pencopet dan pencuri untuk mendapatkan sesuatu. Itu yang sedang terjadi di peristiwa banjir bandang ini,” sesalnya. 

Gubernur Enembe juga meminta setiap posko mendata korban pengungsi banjir bandang dengan baik. Terutama bagi  korban yang rumahnya hancur perlu diperhatikan, agar mereka yang membutuhkan kebutuhan diberikan jaminan makan hingga beberapa bulan ke depan.

“Untuk tanggap darurat saya perpanjang hingga 14 hari ke depan,” ucap Gubernur Enembe saat mengunjungi warga yang mengungsi di Posko STAKIN, Sabtu (23/3).  (kim/fia/bet/roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya