Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Momen Natal, Tak Boleh ada Konflik Dengan Alasan Apapun

JAYAPURA – Tema Natal tahun ini yakni “ Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”. Tema itu diambil dari Lukas 2:14 yang berbunyi, Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt Lipiyus Biniluk mengatakan, implementasi tema tersebut untuk mewujudkan damai sejahtera di bumi  dengan cara yang sedang dilakukan secara konkrit ialah melakukan doa dan puasa seluruh  tokoh lintas agama.

“Kami memerintahkan setiap lembaga keagamaan masing masing untuk mewujudkan damai sejahtera di semua umat di  tanah Papua, dalam momentum Natal lakukan doa bersama di setiap tempat tempat ibadah komunitas dengan gerakan konkrit,” terangnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (22/12).

Pdt Lipiyus mengingatkan jadikan momentum Natal untuk membangun hidup yang aman dan rukun di tanah Papua.

Baca Juga :  Ditemukan Catatan Penyumbang Dana KKB

“Mari jaga bulan suci ini supaya tak ada lagi korban berjatuhan dengan alasan apapun, semua kembali kepada marwah atau agama masing masing khusus agama kristen di tanah Papua semua wajib hukumnya hargai hormati hari besar Natal,” imbaunya.

Dikatakannya, di momen Natal tahun ini. Semua harus ada pengendalian diri. Tak ada lagi konflik dengan alasan kepentingan apapun.

“Tidak boleh ada konflik dengan kepentingan apapun, tak boleh ada yang Miras dan menganggu orang lain, masing masing gereja menjaga umatnya. Rayakan Natal dengan aman dan damai,” tegasnya.

Sementara itu, Moderator Dewan Gereja Papua, Pdt Benny Giay menyampaikan, bagaimana kita yang sudah menjalani tahun penuh kekerasan ini bisa merayakan Natal ?

“Bagaimana kita mengatakan iman dan harapan akan Kristus yang sudah membawa ‘damai’ itu. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan dalam suasana Natal tahun ini,” ucap Pdt Benny saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Presiden Perintahkan Awasi Anggaran Covid

Dikatakannya, apakah perayaan Natal yang diadakan gereja atau masyarakat secara besar besaran bisa diimbangi dengan aksi sosial secara nyata, seperti mengumpulkan sumbangan (kolokte khusus untuk pengungsi/jemat-jemaat yang terdampak perang untuk dapat disekolahkan melalui bantuan dari jemaat-jemaat).

“Apakah kita bisa ambil tindakan kecil dengan mengirim ucapan selamat kepada para tahanan yang ada di LP dan tahanan Polisi itu,” ungkapnya.

Dalam suasana Natal ini, pihaknya meminta Pemerintah mencabut pencekalan terhadap Viktor Yeimo yang sudah dilakukan sejak Desember 2021 oleh Polri.

“Mendesak Wakil Presiden yang sedang mengikuti jejak Jokowi, yang sudah belasan kali berkunjung ke Tanah Papua tapi tanpa peraturan dan kebijakan yang jelas untuk memberi perhatian terhadap nasib puluhan ribu pengungsi yang ada di tanah Papua,” pungkasnya. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Tema Natal tahun ini yakni “ Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”. Tema itu diambil dari Lukas 2:14 yang berbunyi, Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt Lipiyus Biniluk mengatakan, implementasi tema tersebut untuk mewujudkan damai sejahtera di bumi  dengan cara yang sedang dilakukan secara konkrit ialah melakukan doa dan puasa seluruh  tokoh lintas agama.

“Kami memerintahkan setiap lembaga keagamaan masing masing untuk mewujudkan damai sejahtera di semua umat di  tanah Papua, dalam momentum Natal lakukan doa bersama di setiap tempat tempat ibadah komunitas dengan gerakan konkrit,” terangnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (22/12).

Pdt Lipiyus mengingatkan jadikan momentum Natal untuk membangun hidup yang aman dan rukun di tanah Papua.

Baca Juga :  Target PAD Tercapai 51,01  Persen

“Mari jaga bulan suci ini supaya tak ada lagi korban berjatuhan dengan alasan apapun, semua kembali kepada marwah atau agama masing masing khusus agama kristen di tanah Papua semua wajib hukumnya hargai hormati hari besar Natal,” imbaunya.

Dikatakannya, di momen Natal tahun ini. Semua harus ada pengendalian diri. Tak ada lagi konflik dengan alasan kepentingan apapun.

“Tidak boleh ada konflik dengan kepentingan apapun, tak boleh ada yang Miras dan menganggu orang lain, masing masing gereja menjaga umatnya. Rayakan Natal dengan aman dan damai,” tegasnya.

Sementara itu, Moderator Dewan Gereja Papua, Pdt Benny Giay menyampaikan, bagaimana kita yang sudah menjalani tahun penuh kekerasan ini bisa merayakan Natal ?

“Bagaimana kita mengatakan iman dan harapan akan Kristus yang sudah membawa ‘damai’ itu. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan dalam suasana Natal tahun ini,” ucap Pdt Benny saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Ulangi Perbuatan, Polisi Proses Hukum

Dikatakannya, apakah perayaan Natal yang diadakan gereja atau masyarakat secara besar besaran bisa diimbangi dengan aksi sosial secara nyata, seperti mengumpulkan sumbangan (kolokte khusus untuk pengungsi/jemat-jemaat yang terdampak perang untuk dapat disekolahkan melalui bantuan dari jemaat-jemaat).

“Apakah kita bisa ambil tindakan kecil dengan mengirim ucapan selamat kepada para tahanan yang ada di LP dan tahanan Polisi itu,” ungkapnya.

Dalam suasana Natal ini, pihaknya meminta Pemerintah mencabut pencekalan terhadap Viktor Yeimo yang sudah dilakukan sejak Desember 2021 oleh Polri.

“Mendesak Wakil Presiden yang sedang mengikuti jejak Jokowi, yang sudah belasan kali berkunjung ke Tanah Papua tapi tanpa peraturan dan kebijakan yang jelas untuk memberi perhatian terhadap nasib puluhan ribu pengungsi yang ada di tanah Papua,” pungkasnya. (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya