Tekankan Pembangunan Mulai dari Kampung
JAYAPURA – Memasuki tahun yang ke 24 pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) Papua dinilai belum berjalan optimal. Meski secara progres yang terjadi saat ini, pelaksanaan Otsus berjalan cukup lancar. Hal ini disampaikan Prof. Dr. Baltazar Kambuaya, MBA, Akademisi Universitas (Uncen) sekaligus Cendekiawan Papua kepada Cenderawasih Pos di Entrop, Jayapura Selatan, Jumat (21/11).
Prof Kambuaya sampaikan hal tersebut berdasarkan studi dan penelitian yang dilakukan pihaknya selama ini di Uncen, dimana pelaksanaan dana Otsus itu belum merata hingga ke kampung-kampung di penjuru Papua. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan dana Otsus di Papua secara umum tidak berjalan optimal sebagaimana diharapkan oleh masyarakat terutama di daerah-daerah terpencil.
Kondisi ini terlihat Sumber Daya Manusia (SDM), Indeks Pembangunan Manusia (IMP) hingga ekonomi dan lainnya antara masyarakat kota dan kampung jauh berbeda.
“Berbagai data, studi yang dilakukan tentu masih kita simpulkan bahwa Otsus ini belum berjalan optimal. Memang sudah ada progres terjadi itu sedikit demi sedikit. Harus ada perbaikan berkelanjutan dari waktu ke waktu,” ungkap Kambuaya.
Karena itu Ketua senat Uncen itu menyebut pemerintah harus telusuri mengenai permasalahan itu, sehingga ke depannya pengunaan dana Otsus ini dapat dirasakan oleh masyarakat kampung. Ada beberapa indikator menyimpulkan bahwa pelaksanaan Otsus Papua yang telah berjalan dua dekade lebih ini dikatakan tidak berjalan optimal dan tidak tepat sasaran yakni, indikator kemiskinan masih terus terjadi terutama di wilayah perkampungan yang terisolir, IPM masih tergolong rendah, dan lain sebagainya.
Tekankan Pembangunan Mulai dari Kampung
JAYAPURA – Memasuki tahun yang ke 24 pelaksanaan Otonomi Khusus (Otsus) Papua dinilai belum berjalan optimal. Meski secara progres yang terjadi saat ini, pelaksanaan Otsus berjalan cukup lancar. Hal ini disampaikan Prof. Dr. Baltazar Kambuaya, MBA, Akademisi Universitas (Uncen) sekaligus Cendekiawan Papua kepada Cenderawasih Pos di Entrop, Jayapura Selatan, Jumat (21/11).
Prof Kambuaya sampaikan hal tersebut berdasarkan studi dan penelitian yang dilakukan pihaknya selama ini di Uncen, dimana pelaksanaan dana Otsus itu belum merata hingga ke kampung-kampung di penjuru Papua. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan dana Otsus di Papua secara umum tidak berjalan optimal sebagaimana diharapkan oleh masyarakat terutama di daerah-daerah terpencil.
Kondisi ini terlihat Sumber Daya Manusia (SDM), Indeks Pembangunan Manusia (IMP) hingga ekonomi dan lainnya antara masyarakat kota dan kampung jauh berbeda.
“Berbagai data, studi yang dilakukan tentu masih kita simpulkan bahwa Otsus ini belum berjalan optimal. Memang sudah ada progres terjadi itu sedikit demi sedikit. Harus ada perbaikan berkelanjutan dari waktu ke waktu,” ungkap Kambuaya.
Karena itu Ketua senat Uncen itu menyebut pemerintah harus telusuri mengenai permasalahan itu, sehingga ke depannya pengunaan dana Otsus ini dapat dirasakan oleh masyarakat kampung. Ada beberapa indikator menyimpulkan bahwa pelaksanaan Otsus Papua yang telah berjalan dua dekade lebih ini dikatakan tidak berjalan optimal dan tidak tepat sasaran yakni, indikator kemiskinan masih terus terjadi terutama di wilayah perkampungan yang terisolir, IPM masih tergolong rendah, dan lain sebagainya.