Site icon Cenderawasih Pos

Kunjungan Perpisahan Jokowi, Konflik Bersenjata di Papua Tak Kunjung Usai

Anak anak sekolah saat menyambut  kedatangan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di jalan bandara Sentani,  Senin (22/7) sore. (FOTO: Priyadi/Cepos ) 

JAYAPURA-Presiden RI Joko Widodo kembali datang di Jayapura, Papua untuk merayakan  Puncak Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 tanggal 23 Juli 2024 bersama ana-anak Papua di Istora Papua Bangkit, Selasa (23/7) hari ini.

Presiden Jokowi bersama rombongan mendarat di Bandara Sentani, Senin (22/7) kemarin sekira pukul 17.44. Sementara  ibu negara Iriana Joko Widodo   yang dijadwalkan datang pada pukul 15.25 WIT molor sampai hampir pukul 17.00 WIT keluar dari bandara Sentani. Kedatangan pemimpin neagra ini disambut meriah  ribuan peserta didik jenjang SD, SMP, SMA sederajat di Kabupaten Jayapura, pada hari Selasa (22/7) sor kemarin.

 Terkait kunjungan Presiden Jokowi ke Papua untuk ke-18 kalinya ini, akademisi Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP Uncen, Yakobus Richard Murafer menilai akan menjadi kado perpisahannya dengan masyarakat Papua, sebelum mengakhir jabatannya pada Oktober 2024 mendatang.

“Selain dalam rangka peringatan HAN, kunjungan ke-18 Presiden bisa jadi kado perpisahannya dengan masyarakat Papua. Sebab, pasca dilantik jadi Presiden. Daerah pertama yang dikunjunginya saat itu adalah Papua,” kata Yakobus, kepada Cenderawasih Pos, Senin (22/7).

  Yokobus berharap kunjungan mantan Walikota Solo itu bisa mengambil kebijakan yang tepat  bagi proses perdamaian di Papua, terutama di wilayah-wilayah yang hari ini masih terjadi konflik.

  “Kita tahu penanganan konflik di Papua masih stengah stengah, artinya tidak semua penanganannya dilakukan dengan pendekatan non militer. Justru penyelesaian konflik dengan  cara pengiriman pasukan ke Papua yang justru tidak menyelesaikan akar persoalan,” ucapnya.

  Menurut Yakobus, selain penanganan konflik yang dianggap setengah hati, di era Jokowi juga Papua dipecah menjadi empat provinsi yakni Provinsi Papua, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Selatan.

  “Sayangnya pemekaran ini justru tidak menyelesaikan konflik di tanah Papua, bahkan Jokowi di akhir kepemimpinannya membuat kebijakan yang sangat tidak progresif dalam rangka  penyelesaian kasus-kasus kekerasan konflik di Papua,” kata Yakobus.

  Ia pun berharap kunjungan ke-18 Presiden ke Papua bisa menyelesaikan janji-janjinya, kendati sebagiannya sudah dilaksanakan seperti pembangunan infrastruktur dan lainnya. “Kita mengapresiasi Jokowi salah satu Presiden paling banyak melakukan kunjunan kerja ke Papua dari segi kuantitatif, namun secara kualitas selama 18 kali kunjungannya ke Papua belum terlihat secara komperhensif,” kata Yakobus.

  Ia pun berharap harus ada pesan moral dari seorang Presiden dalam kunjungannya ke Papua kali ini. Terlebih kedatangannya dalam rangka HAN. “Harus ada pesan moral yang Presiden bawa dengan harapan generasi anak anak Papua hari ini bisa menjadi penerusnya dalam konteks memberikan pesan bahwa anak anak Papua menjadi penerus pembangunan di Papua generasi pemimpin berikutnya. Kehadirannya kali ini harus memberikan inspirasi kepada anak anak timur Indonesia,” pungkasnya.

  Sementara itu,  Pendeta Alberth Yoku, S.Th. Ketua FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) Kabupaten Jayapura, ini menyampaikan selamat datang sekaligus memberikan apresiasi atas kunjungan Presiden. Diakuinya, banyak anak-anak Papua mengidolakan sosok presiden Joko Widodo, dan tentu menjadi Presiden yang berbeda dari sebelum-sebelumnya.

  “Terimakasih bapak atas ketulusan membangun Papua, terimakasih atas motivasi yang besar diberikan untuk anak-anak Papua, perhatian yang besar untuk tanah Papua. Tuhan menjaga bapak Presiden dari keberangkatan di Jakarta hingga sampai ke Papua dan sekembalinya lagi, Amin,” ucap Pendeta yang juga sebagai Anggota Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) melalui siaran pers yang diterima wartawan Cenderawasih Pos, kemarin.

  Dirinya juga berpesan kepada Presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka agar   bergandengan tangan membangun Papua ke arah yang lebih baik.

    Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Wilayah 1 Papua, Pendeta Petrus Bonya Done turut menyampaikan apresiasi. “Saya selain dari pribadi, namun juga dalam berbagai pelayanan saya di beberapa daerah di Papua ini, mendengar secara langsung apresiasi masyarakat Papua atas kerja-kerja dan kepemimpinan bapak Presiden Joko Widodo. Beliau sudah sangat banyak membuat perubahan di Papua,”ucapnya.

   Sementara itu, dari pantauan wartawan Cenderawasih Pos, setelah anak anak dan guru menyambut kedatangan ibu negara RI Iriana Joko Widodo banyak yang pulang karena kecapean menunggu ada yang dari pagi, ada juga yang dari jam 13.00 WIT. Selain alasan mereka capek ada juga yang mengaku pulang karena ada yang belum makan dari siang hari.

   Menurut Kepala TK Tunas Damsari, Nirlence M mengaku, dirinya sudah tiba di Sentani mulai pukul 12.00 WIT bersama beberapa guru lainnya untuk menyambut kedatangan Presiden RI dan ibu Negara RI, karena sudah lama menunggu dan Presiden RI belum keluar Bandara Sentani akhirnya ia memutuskan untuk pulang saja.

  Hal senada juga dikatakan Andre dan Melkio, siswa salah satu SMPN di Sentani ini mengaku kecapean, karena belum makan siang dan diminta tepat waktu datang jam 13.00 WIT  untuk penyambutan kedatangan ibu negara dan Presiden RI.  Karena sudah lapar dan capek mereka mutuskan untuk pulang tidak sampai menunggu dan menyambut kehadiran Presiden RI cukup ibu negara saja.

   Dari kunjungan Presiden RI juga ada harapan yang disampaikan beberapa anak saat penjemputan ada yang berharap bisa diberikan baju, sepeda ada juga yang minta HP bahkan ada yang nyeletup kedatangan Presiden RI Bisa membawa masa depan cerah.(fia/dil/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version