JAYAPURA – Hasil pertemuan antara orang tua mahasiswa afirmasi Otsus dengan pimpinan DPR Papua beserta Komisi V DPRP mendapatkan sejumlah informasi. Dari pertemuan ini seluruh uneg – uneg disampaikan Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua yang dipimpin John Reba. Bahkan ada juga dua mahasiswa/i yang ikut memberikan testimoni di depan pimpinan DPRP.
Tak sedikit orang tua yang meneteskan air mata mendengar satu persatu testimoni tersebut bahkan salah satu mahasiswa, Yanes Fakdawer menyampaikan bahwa sejatinya di tahun kedua masa kuliah di Western Michigan University ia justru sengsara. Kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa.
‘’Kami semua sengsara, capek dan bingung. Mau kerja atau mau belajar. Jika tidak kerja maka pasti tidak bisa kuliah karena tidak ada biaya. Bahkan untuk maka saja sulit sekali,’’ cerita Yanes dihadapan puluha orang tua dan pimpinan DPRP di ruang Banggar DPRP, Jumat (23/6).
Ia mengaku harus kerja dari pagi hingga malam sehingga bingung kapan harus membagi waktu untuk kuliah. Ini menjadi dilema sebab jika tak kerja maka kuliah dipastikan terhenti dan membuang peluang menempuh studi. Namun jika tetap kuliah normal, ia sendiri tak lagi memiliki uang untuk membayar kuliah. ‘’Kemarin saya mau pulang ke Indonesia saja harus hutang sana sini. Orang tua juga sudah tidak mampu. Kami bingung,” ceritanya.
Ini sama seperti disampaikan Getruida yang akhirnya gagal untuk kuliah di luar negeri karea keputusan sepihak. ”Saya belajar dari pagi ketemu pagi untuk persiapan dan tiba – tiba saya dicoret sepihak, sementara nama saya masih tercatat di luar,” kenangnya.
Disebutkan ada ratusan mahasiswa yang saat ini terancam putus kuliah karena tak adanya dukungan anggaran dari pemerintah lewat BPSDM. (ade/fia)