Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

Hidup di Indonesia Menyiksa Diri, Saatnya Kembali ke Honai Melanesia

JAYAPURA – Aksi memberikan dukungan penuh kepada United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) agar menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG) juga dilakukan di Kota Jayapura.

Sejak pagi, massa sudah menggelar aksi demonstrasi secara damai di putaran taksi Perumnas III Waena Selasa (22/8) .

Dari Pantauan Cenderawasih Pos, aksi itu ditandai dengan mengibarkan sejumlah bendera di kawasan Pasifik, dan menghiasi tubuh dengan gambar Bendera Binang Kejora, hal ini sebagai dukungan kepada ULMWP agar bisa diterima menjadi anggota penuh di Melanesian Spearhead Group (MSG), di sidang KTT MSG telah mulai di Port Vila, Vanuatu.

Koordinator aksi, Sony Kobak mengatakan pihaknya merupakan satu kesatuan rumpun Melanesia yang berada di kawasan yang sama, sehingga wadah ULMWP bisa menjadi full member dalam forum terbesar rumpun Melanesia yakni MSG.

“Sudah saatnya kami West Papua kembali bergabung ke rumah bersama MSG. Kami sudah tahu jalan tiba di sana, kami akan pergi ke Melanesia untuk selamanya dari negara Indonesia. Kami sudah anggap negara Indonesia adalah orang tua tiri dan sekarang saatnya untuk kita pisah, kami kembali ke MSG,” kata Sony Kobak.

Kobak mengatakan, aksi dukungan ini bukan hanya dilakukan di kota dan kabupaten Jayapura saja, namun aksi serupa juga dilakukan di Wamena Papua Pegunungan.

Menteri Urusan politik Pemerintahan Sementara Bazoka Logo saat menerima aspirasi rakyat Papua yang bakal disampaikan ke pimpinan MSG mengaku, wadah ULMWP merupakan organisasi politik perwakilan bangsa West Papua yang saat ini siap gabung ke MSG.

Baca Juga :  Amankan Idul Fitri, Tujuh Pos Disiapkan

  Lebih lanjutnya, pihaknya anggap hidup dengan Republik Indonesia sama seperti menyiksa diri sehingga saat ini rakyat Papua saatnya kembali ke honai Melanesia, sebab Papua sudah dewasa sehingga sangat layak menentukan nasibnya sendiri.

“Kami anggap hidup dengan megara ini hanya ada kematian. Negara ini adalah peti mati. Untuk itu West Papua saat kembali ke honai besar yaitu Melanesia,” ucapnya.

Sementara itu aksi demo yang dilakukan sekelompok warga di Jayapura untuk mendukung United Liberation Movement for West Papua masuk ke dalam organisasi Melanesia Spearhead Group dilakukan disejumlah titik. Ada aksi yang dilakukan di wilayah Sentani namun ada juga yang dilakukan di Kota Jayapura.

  Tujuannya adalah merespon ULMWP untuk masuk sebagai anggota MSG. Jika ini terwujud tentunya ada dukungan moril dari pimpinan negara serumpun di asia pacific yang akhirnya memudahkan kelompok yang pro merdeka untuk lebih mudah melakukan aksi – aksi pemisahan diri dari NKRI.

Aksi demo sendiri mulai terlihat pukul 09.00 WIT di Perumnas III Waena kemudian ada juga di Expo dan di Dok V Jayapura. Hanya saja dari demo ini ternyata disesalkan tidak hanya dari pihak kepolisian tetapi juga dari warga khususnya yang memiliki anak sekolah.

Tak sedikit anak – anak yang akhirnya dipulangkan lebih awal atau bahkan diliburkan karena khawatir terjadi apa – apa di jalan. “Tadi diminta dijemput lebih cepat karena ada demo jadi mau tidak mau harus dijemput,” kata salah satu warga saat menjemput anaknya di Dok V, Selasa (22/8). Ia menyampaikan harus segera menjemput sang anak karena memang ada pemberitahuan dari dinas untuk menjemput lebih cepat.

Baca Juga :  Lanny Jaya Terima Penghargaan Dwija Praja Nugraha

Sementara Wakapolresta Jayapura Kota, AKBP Deni Herdiyana menyampaikan bahwa secara umum aksi demo berjalan lancar. Meski sempat menimbulkan kekhawatiran namun arus lalu lintas saat demo dilakukan tetap normal dan bisa dilalui. Hanya saja disini kata Wakapolres pihaknya menyayangkan bahwa dalam aksi demo ini masih melibatkan anak – anak kecil yang seharusnya bersekolah.

“Ya, tadi kami lihat banyak anak – anak kecil yang dilibatkan. Ini sudah salah sebenarnya karena anak – anak tidak boleh dilibatkan untuk kegiatan  demo. Mereka harusnya sekolah,” beber Deni.

Disampaikan untuk pengamanan ini pihaknya menurunkan 464 personel namun dikatakan setelah siang hari pihaknya meminta para pendemo untuk  segera membubarkan diri dan akihrnya disetujui. “Tadi di anggota memberi informasi bahwa yang di Perumnas III  sudah membubarkan diri lebih dulu dan diikuti yang lain. Bisa dibilang demo kali ini berjalan lancer dan tidak terjadi insiden apa – apa. Kami cuma menyayangkan tadi ada anak – anak saja,” imbuhnya. (oel/ade)

JAYAPURA – Aksi memberikan dukungan penuh kepada United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) agar menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG) juga dilakukan di Kota Jayapura.

Sejak pagi, massa sudah menggelar aksi demonstrasi secara damai di putaran taksi Perumnas III Waena Selasa (22/8) .

Dari Pantauan Cenderawasih Pos, aksi itu ditandai dengan mengibarkan sejumlah bendera di kawasan Pasifik, dan menghiasi tubuh dengan gambar Bendera Binang Kejora, hal ini sebagai dukungan kepada ULMWP agar bisa diterima menjadi anggota penuh di Melanesian Spearhead Group (MSG), di sidang KTT MSG telah mulai di Port Vila, Vanuatu.

Koordinator aksi, Sony Kobak mengatakan pihaknya merupakan satu kesatuan rumpun Melanesia yang berada di kawasan yang sama, sehingga wadah ULMWP bisa menjadi full member dalam forum terbesar rumpun Melanesia yakni MSG.

“Sudah saatnya kami West Papua kembali bergabung ke rumah bersama MSG. Kami sudah tahu jalan tiba di sana, kami akan pergi ke Melanesia untuk selamanya dari negara Indonesia. Kami sudah anggap negara Indonesia adalah orang tua tiri dan sekarang saatnya untuk kita pisah, kami kembali ke MSG,” kata Sony Kobak.

Kobak mengatakan, aksi dukungan ini bukan hanya dilakukan di kota dan kabupaten Jayapura saja, namun aksi serupa juga dilakukan di Wamena Papua Pegunungan.

Menteri Urusan politik Pemerintahan Sementara Bazoka Logo saat menerima aspirasi rakyat Papua yang bakal disampaikan ke pimpinan MSG mengaku, wadah ULMWP merupakan organisasi politik perwakilan bangsa West Papua yang saat ini siap gabung ke MSG.

Baca Juga :  Aplikasi Mapbiomas Membantu Memantau Tutupan Lahan di Papua

  Lebih lanjutnya, pihaknya anggap hidup dengan Republik Indonesia sama seperti menyiksa diri sehingga saat ini rakyat Papua saatnya kembali ke honai Melanesia, sebab Papua sudah dewasa sehingga sangat layak menentukan nasibnya sendiri.

“Kami anggap hidup dengan megara ini hanya ada kematian. Negara ini adalah peti mati. Untuk itu West Papua saat kembali ke honai besar yaitu Melanesia,” ucapnya.

Sementara itu aksi demo yang dilakukan sekelompok warga di Jayapura untuk mendukung United Liberation Movement for West Papua masuk ke dalam organisasi Melanesia Spearhead Group dilakukan disejumlah titik. Ada aksi yang dilakukan di wilayah Sentani namun ada juga yang dilakukan di Kota Jayapura.

  Tujuannya adalah merespon ULMWP untuk masuk sebagai anggota MSG. Jika ini terwujud tentunya ada dukungan moril dari pimpinan negara serumpun di asia pacific yang akhirnya memudahkan kelompok yang pro merdeka untuk lebih mudah melakukan aksi – aksi pemisahan diri dari NKRI.

Aksi demo sendiri mulai terlihat pukul 09.00 WIT di Perumnas III Waena kemudian ada juga di Expo dan di Dok V Jayapura. Hanya saja dari demo ini ternyata disesalkan tidak hanya dari pihak kepolisian tetapi juga dari warga khususnya yang memiliki anak sekolah.

Tak sedikit anak – anak yang akhirnya dipulangkan lebih awal atau bahkan diliburkan karena khawatir terjadi apa – apa di jalan. “Tadi diminta dijemput lebih cepat karena ada demo jadi mau tidak mau harus dijemput,” kata salah satu warga saat menjemput anaknya di Dok V, Selasa (22/8). Ia menyampaikan harus segera menjemput sang anak karena memang ada pemberitahuan dari dinas untuk menjemput lebih cepat.

Baca Juga :  Saling Bopong, Sembilan Warga Binaan Lapas Narkotika Kabur

Sementara Wakapolresta Jayapura Kota, AKBP Deni Herdiyana menyampaikan bahwa secara umum aksi demo berjalan lancar. Meski sempat menimbulkan kekhawatiran namun arus lalu lintas saat demo dilakukan tetap normal dan bisa dilalui. Hanya saja disini kata Wakapolres pihaknya menyayangkan bahwa dalam aksi demo ini masih melibatkan anak – anak kecil yang seharusnya bersekolah.

“Ya, tadi kami lihat banyak anak – anak kecil yang dilibatkan. Ini sudah salah sebenarnya karena anak – anak tidak boleh dilibatkan untuk kegiatan  demo. Mereka harusnya sekolah,” beber Deni.

Disampaikan untuk pengamanan ini pihaknya menurunkan 464 personel namun dikatakan setelah siang hari pihaknya meminta para pendemo untuk  segera membubarkan diri dan akihrnya disetujui. “Tadi di anggota memberi informasi bahwa yang di Perumnas III  sudah membubarkan diri lebih dulu dan diikuti yang lain. Bisa dibilang demo kali ini berjalan lancer dan tidak terjadi insiden apa – apa. Kami cuma menyayangkan tadi ada anak – anak saja,” imbuhnya. (oel/ade)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya