Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Sempat Ada Gas Air Mata, Demo Berakhir Damai

SAMPAIKAN ASPIRASI: Sekira 3.500 warga saat menyampaikan aspirasi menolak rasisme di gedung DPRD Kabupaten Mimika, Kamis (22/8).  ( FOTO : Polda Papua for Cepos)

JAYAPURA-Meskipun aparat keamanan sempat melepaskan gas air mata karena adanya insiden pelemparan ke kantor DPRD Kabupaten Nabire, namun aksi demo menolak aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua berakhir dengan damai, Kamis (22/8). 

  Diperkirakan 3.500 masyarakat Nabire turun di jalan melakukan aksi demo terkait dengan  ucapan berbaua rasis terhadap mahasiswa Papua di Surbaya dan Malang beberapa waktu yang. 

Kapolres Nabire AKBP Sonny Tampubolon menuturkan, aksi dimulai sekitar pukul 07.00 WIT dengan titik kumpul awal masa yakni Simpang Sriwini, Simpang Wadio, Kalibobol dan Pasar Karang selanjutnya titik kumpul massa di kantor  DPRD Nabire. 

Dikatakan, sebanyak 600 personel gabungan TNI-Polri, Brimob dan Satpol PP turut mengamankan jalannya aksi. Aparat keamanan sendiri mengawasi dari jarak 20 meter. “Saat aksi demo, kami melepaskan gas air mata. Karena terjadi insiden pelemparan terhadap kantor DPRD Nabire. Hal itu kami lakukan untuk menenangkan massa. Setelah itu,  massa kembali melanjutkan aksinya dengan menyampaikan orasinya dengan tenang hingga pukul 13.30 WIT di kantor DPRD,” jelas Sonny Tampubolon saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (22/8).

Baca Juga :  Miris Wajah Pendidikan di Era Otsus Jilid II 

Kapolres meminta masyarakat Nabire agar tidak mudah terprovokasi dan terpengaruh dengan hasutan yang  berusaha membangkitkan  masalah rasisme. “Benar memang itu menyakiti, tapi biarlah kita memaafkan. Karena situasi ini ada yang memanfaatkannya dari pihak-pihak  yang tidak  bertanggung jawab yang berusaha memecah belah persatuan bangsa,” tuturnya.

Pasca demo, situasi Kabupaten Nabire kondusif.  Pihaknya akan rutin melakukan patroli serta bersinergi dengan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk menjaga situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polres Nabire. (fia/nat)

SAMPAIKAN ASPIRASI: Sekira 3.500 warga saat menyampaikan aspirasi menolak rasisme di gedung DPRD Kabupaten Mimika, Kamis (22/8).  ( FOTO : Polda Papua for Cepos)

JAYAPURA-Meskipun aparat keamanan sempat melepaskan gas air mata karena adanya insiden pelemparan ke kantor DPRD Kabupaten Nabire, namun aksi demo menolak aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua berakhir dengan damai, Kamis (22/8). 

  Diperkirakan 3.500 masyarakat Nabire turun di jalan melakukan aksi demo terkait dengan  ucapan berbaua rasis terhadap mahasiswa Papua di Surbaya dan Malang beberapa waktu yang. 

Kapolres Nabire AKBP Sonny Tampubolon menuturkan, aksi dimulai sekitar pukul 07.00 WIT dengan titik kumpul awal masa yakni Simpang Sriwini, Simpang Wadio, Kalibobol dan Pasar Karang selanjutnya titik kumpul massa di kantor  DPRD Nabire. 

Dikatakan, sebanyak 600 personel gabungan TNI-Polri, Brimob dan Satpol PP turut mengamankan jalannya aksi. Aparat keamanan sendiri mengawasi dari jarak 20 meter. “Saat aksi demo, kami melepaskan gas air mata. Karena terjadi insiden pelemparan terhadap kantor DPRD Nabire. Hal itu kami lakukan untuk menenangkan massa. Setelah itu,  massa kembali melanjutkan aksinya dengan menyampaikan orasinya dengan tenang hingga pukul 13.30 WIT di kantor DPRD,” jelas Sonny Tampubolon saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (22/8).

Baca Juga :  Miris Wajah Pendidikan di Era Otsus Jilid II 

Kapolres meminta masyarakat Nabire agar tidak mudah terprovokasi dan terpengaruh dengan hasutan yang  berusaha membangkitkan  masalah rasisme. “Benar memang itu menyakiti, tapi biarlah kita memaafkan. Karena situasi ini ada yang memanfaatkannya dari pihak-pihak  yang tidak  bertanggung jawab yang berusaha memecah belah persatuan bangsa,” tuturnya.

Pasca demo, situasi Kabupaten Nabire kondusif.  Pihaknya akan rutin melakukan patroli serta bersinergi dengan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk menjaga situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polres Nabire. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya