Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

DBD Meningkatkan, Bahan Fogging Menipis

JAYAPURA-Peta sebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Asmat bertambah menjadi 70 kasus per tanggal 21 Juli tahun 2022. Jumlah tersebut mengalami peningkatan, dibanding tanggal 13 Juli tercatat sebanyak 52 kasus.

“Kebutuhan air kami dari hujan, sehingga semua orang punya penampungan air di Asmat. Kemungkinan besar semua rumah pasti ada jentik nyamuk, apalagi  jika penampungan air terbuka,” kata Darsono saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (22/7).

Lanjut Darsono menjelaskan, penanganan DBD di Kabupaten Asmat sejauh ini dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat sudah melakukan fogging sejak awal kasus pada Juni lalu. Termasuk melakukan penyelidikan epidemologi dengan mendatangi rumah-rumah warga di Asmat.

“Kami ke rumah pasien dengan membawa format salah satunya apakah ada keluarga yang 1 atau 2 minggu kemarin baru pulang bepergian. Termasuk melihat bak air milik warga dan lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi adanya sarang nyamuk,” terangnya.

Baca Juga :  Incar Pemain Asing di Piala Menpora

Selain itu, tim sudah bekerja yang diketuai Kapolres Asmat sebagai Satgas KLB. Tim mendata tempat penampungan air termasuk ada berapa yang memiliki jentik nyamuk. pihaknya juga sudah melakukan fogging jauh hari sebelumnya.

“Fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa dan menyisahkan jentik-jentiknya. Jika kita meletakkan lavasida maka 10 hari kemudian jentik-jentik itu akan menjadi dewasa sementara bahan fogging terbatas,” tuturnya.

Darsono mengakui adanya kelangkaan bahan fogging. Bahkan saat ini tersisa hanya 1 liter bahan fogging. Sebelumnya, pihaknya mendapatkan pinjaman dari Kabupaten Merauke sebanyak 10 liter dan Mimika 10 liter.

“Kami mendapat bantuan bahan fogging dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, hanya bahan itu belum tiba di Asmat lantaran tidak bisa menggunakan pesawat komersial harus menggunakan hercules,” bebernya.

Baca Juga :  Tibo Brace, Persipura Lanjutkan Tren Positif

Bukan hanya keterbatasan bahan foging kata Darsono, melainkan juga keterbatasan larvasida atau abate. “Sebelumnya ada bantuan abate sebanyak 300 botol dari Dinas Kesehatan Provinsi yang dibawa langsung oleh Kabid P2P, hanya saja stoknya juga mulai menipis,” tandasnya.

Ditambahkan, di tengah kasus DBD yang mengalami peningkatan di Asmat, upaya yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat selain melakukan fogging, juga memberikan penyuluhan kepada warga dan imbauan. (fia/nat)

JAYAPURA-Peta sebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Asmat bertambah menjadi 70 kasus per tanggal 21 Juli tahun 2022. Jumlah tersebut mengalami peningkatan, dibanding tanggal 13 Juli tercatat sebanyak 52 kasus.

“Kebutuhan air kami dari hujan, sehingga semua orang punya penampungan air di Asmat. Kemungkinan besar semua rumah pasti ada jentik nyamuk, apalagi  jika penampungan air terbuka,” kata Darsono saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (22/7).

Lanjut Darsono menjelaskan, penanganan DBD di Kabupaten Asmat sejauh ini dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat sudah melakukan fogging sejak awal kasus pada Juni lalu. Termasuk melakukan penyelidikan epidemologi dengan mendatangi rumah-rumah warga di Asmat.

“Kami ke rumah pasien dengan membawa format salah satunya apakah ada keluarga yang 1 atau 2 minggu kemarin baru pulang bepergian. Termasuk melihat bak air milik warga dan lainnya. Hal ini untuk mengantisipasi adanya sarang nyamuk,” terangnya.

Baca Juga :  Bupati Mamteng Apresiasi Suku Uyo

Selain itu, tim sudah bekerja yang diketuai Kapolres Asmat sebagai Satgas KLB. Tim mendata tempat penampungan air termasuk ada berapa yang memiliki jentik nyamuk. pihaknya juga sudah melakukan fogging jauh hari sebelumnya.

“Fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa dan menyisahkan jentik-jentiknya. Jika kita meletakkan lavasida maka 10 hari kemudian jentik-jentik itu akan menjadi dewasa sementara bahan fogging terbatas,” tuturnya.

Darsono mengakui adanya kelangkaan bahan fogging. Bahkan saat ini tersisa hanya 1 liter bahan fogging. Sebelumnya, pihaknya mendapatkan pinjaman dari Kabupaten Merauke sebanyak 10 liter dan Mimika 10 liter.

“Kami mendapat bantuan bahan fogging dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, hanya bahan itu belum tiba di Asmat lantaran tidak bisa menggunakan pesawat komersial harus menggunakan hercules,” bebernya.

Baca Juga :  Para Ahli Mulai Bahas Atap GOR Waringin

Bukan hanya keterbatasan bahan foging kata Darsono, melainkan juga keterbatasan larvasida atau abate. “Sebelumnya ada bantuan abate sebanyak 300 botol dari Dinas Kesehatan Provinsi yang dibawa langsung oleh Kabid P2P, hanya saja stoknya juga mulai menipis,” tandasnya.

Ditambahkan, di tengah kasus DBD yang mengalami peningkatan di Asmat, upaya yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat selain melakukan fogging, juga memberikan penyuluhan kepada warga dan imbauan. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya