Friday, September 12, 2025
22.2 C
Jayapura

Komunitas LGBT Meningkat, Angka HIV/AIDS Menggeliat

Kelompok ini juga menjaga rapat privasinya, karena alasan pekerjan dan keluarga. Sebab, ada diantara anggota LGBT ternyata sudah berkeluarga dan sebagian memang masih lajang. Epaienetus Wuryanto menjelaskan alasan akhirnya terjerumus hingga kini masih tertutup.

“Mereka sangat tertutup karena berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan keluaranya. ‘Kalau waria sangat terbuka. Tapi kalau gay ini sangat tertutup. Mereka mau terbuka setelah diketahui positif HIV. Disitulah baru dia terbuka kalau selama ini berhubugan dengan sesama jenis,’’ jelasnya.

Apalagi lanjutnya, sasaran dari gay tersebut adalah anak-anak remaja mulai SMP dan SMA. ‘’Ada tiga tingkatan, yunior, senior dan paling senior. Nah, yang yunior ini belum tahu apa-apa. Tapi setelah merasa nyaman, merasa nikmat dan merasa dibiayai dan mendapat perhatian akhirnya keterusan dan berlanjut menjadi gay,’’ terangnya.

Baca Juga :  Kapolda: Diduga Para Pelaku Biasa “Main” di Bandara

Berkaitan dengan itu, Epaienetus Wuryanto, mengimbau dan mengharapkan kepada orang tua untuk memperhatikan anak-anak mereka terutama saat menginjak remaja dan dewasa. Jangan sampai terjerumus dalam komunitas tersebut. (ulo/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Kelompok ini juga menjaga rapat privasinya, karena alasan pekerjan dan keluarga. Sebab, ada diantara anggota LGBT ternyata sudah berkeluarga dan sebagian memang masih lajang. Epaienetus Wuryanto menjelaskan alasan akhirnya terjerumus hingga kini masih tertutup.

“Mereka sangat tertutup karena berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan keluaranya. ‘Kalau waria sangat terbuka. Tapi kalau gay ini sangat tertutup. Mereka mau terbuka setelah diketahui positif HIV. Disitulah baru dia terbuka kalau selama ini berhubugan dengan sesama jenis,’’ jelasnya.

Apalagi lanjutnya, sasaran dari gay tersebut adalah anak-anak remaja mulai SMP dan SMA. ‘’Ada tiga tingkatan, yunior, senior dan paling senior. Nah, yang yunior ini belum tahu apa-apa. Tapi setelah merasa nyaman, merasa nikmat dan merasa dibiayai dan mendapat perhatian akhirnya keterusan dan berlanjut menjadi gay,’’ terangnya.

Baca Juga :  25 Pasang Putra-Putri Ikuti Seleksi Duta Wisata Papua Selatan

Berkaitan dengan itu, Epaienetus Wuryanto, mengimbau dan mengharapkan kepada orang tua untuk memperhatikan anak-anak mereka terutama saat menginjak remaja dan dewasa. Jangan sampai terjerumus dalam komunitas tersebut. (ulo/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya