Walaupun begitu Melvin mengangap pemerintah yang ada adalah orang tua yang dipercaya dengan segala kebijaksanaannya dan mudah-mudahan Melvin lanjutkan apa yang diperjuangkan oleh ribuan honorer ini bisa didengar dan diterima oleh pemerintah untuk diangkatkan jadi PNS.
Ia pun berharap Pj Gubernur Papua bisa datang hadir untuk memberikan sedikit penjelasan terkait nasib ribuan pegawai Honorer ini.
Karena pendemo yang belum mendapat jawaban pasti terkait status mereka akhirnya memilih membakar ban. Halaman depan kantor ini juga penuh dengan sampah bahkan dipojokan ada sampah yang terlihat menumpuk berhari-hari. Terlihat juga kepulan asap dari ban yang dibakar massa tersebut membumbung tinggi sekira pukul 16.00 WIT.
Di sela sela aksi Ketua DPW AHN (Aliansi Honorer Nasional Papua) Frits Awom mendapat telepon. Sambil memegang mic ia menyampaikan bahwa yang menelepon adalah PJ Gubernur, Ridwan Rumasukun. “Saya sampaikan bahwa pendemo sudah membakar ban dan ini bentuk protes kami selama ini, ” kata Frits sore kemarin.
Ia menyampaikan permintaan Pj Gubernur ditelepon adalah ada pertemuan yang akan dilakukan Senin (22/4) pekan depan namun hanya 10 orang. Namun karena aspirasi disampaikan utuh akhirnya disepakati bahwa hari Senin akan dihadiri langsung sebanyak 2470 orang tenaga honorer.
“Ingat hari Senin jam 09.00 WIT kita akan kumpul disini untuk bertemu langsung dengan Pj Gubernur. Saya minta jangan lagi kita demo mereka dua (Pj Gubernur dan Pj Sekda) agar mereka bertanggungjawab atas semua masalah honorer ini, ” imbuh Frits.
Menangapi isu terkait ASN provinsi Papua akan melakukan demo untuk menurunkan, Ridwan Rumasukun dari jabatan Pj Gubernur Papua, ketua Forum Asosiasi Non ASN Papua, Frits Awom menyampaikan akan selalu mendukung Ridwan Rumasukun menjadi Pj Gubernur sampai dengan masa jabatannya selesai.
“Kami mendukung Pj Gubernur dan Sekda untuk tetap menjadi pejabat di sini, walaupun ada kesalahan kami tetap mendukung mereka,” terangnya.