Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Kampung Yongsu Jadi Kota Mati

PUTUS: Kondisi Kampung Yongsu, Distrik Rafenirara, Kabupaten Jayapura yang kini terbelah akibat banjir pekan kemarin dan merusak hampir sebagian besar rumah warga. Nampak warga menyeberangi kali menuju lokasi penampungan, Kamis (21/3) kemarin.( FOTO : Gamel/Cepos )

Ondofolo  Besar Kampung Sereh Dukung Relokasi Warga

JAYAPURA-Sejumlah tempat di Kabupaten Jayapura menjadi lokasi terdampak dari banjir bandang  yang menerpa Sentani dan sekitarnya, Sabtu (16/3). Salah satu yang tak luput adalah Kampung Yongsu, Distrik Rafenirara, Kabupaten Jayapura. 

Kampung yang berada di  belakang Gunung Cycloop ini, kini seperti kota mati yang tak ada aktivitas sama sekali. Semua warga memilih mengungsi dan meninggalkan rumahnya. Bahkan bisa dibilang 90 persen  rumah di kampung ini terkena imbasnya termasuk fasilitas umum seperti gedung SD maupun Puskesmas.

 “Banjir sapu secara tiba-tiba pukul 21.00 WIT dan kami tidak menyangka bisa seperti ini,” kata Kepala Kampung Yongsu, Markus Ormuserai, Kamis (21/3). Ia menjelaskan bahwa saat ini ada 90 kepala keluarga dengan 354 jiwa yang terkena dampak. 

Disebutkan sebelumnya di kampungnya pernah terjadi banjir pada tahun 2008 namun banjir kali ini yang terbilang paling dahsyat. “Waktu banjir beberapa tahun lalu itu hanya kena di Yongsu bagian sebelah tapi kali ini semua dan banjir juga membelah jalan,” bebernya. 

Dari kondisi tersebut pihaknya memilih menempatkan warga di gereja. “Semua mengungsi ke gereja, kalaupun ada yang pulang itu untuk mengecek kondisi saja,” imbuhnya. 

Sementara itu, Kepala  Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua, Jan Ormuserai, ikut memberikan sejumlah bantuan untuk kampung tersebut. “Karena aksesnya hanya bisa lewat laut dan memang kerusakan cukup parah sehingga saya pikir lokasi ini jangan sampai tidak diperhatikan. Banyak yang hanya fokus di Sentani tapi sejatinya ada titik lain,” katanya.  

Baca Juga :  Pemprov Papua Akan Usulkan PSBB

Jan Ormuserai lantas mengajak untuk berkeliling dan menunjukkan dampak banjir itu sendiri. Ia menyampaikan bahwa masyarakatnya di Kampung Yongsu ini tak pernah melakukan perambahan, tapi karena intensitas hujan yang memang ekstrem serta ada patahan akibat gempa membuat air semakin sulit terkontrol. 

Masyarakat Yongsu kini membutuhkan sentuhan pemerintah untuk kembali membangun jalan dan gedung sekolah serta  puskesmas. “Wartawan sudah melihat sendiri dimana sebagian besar kampung tersapu banjir dan ada sarana pendidikan dan kesehatan yang ikut rusak. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos bantuan yang diterima masyarakat kampung langsung dikumpulkan di bibir pantai dan anak-anak berbagai usia mengangkut ke titik penampungan. 

Sementara itu terkait rencana Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., yang akan merelokasi warga korban banjir yang tinggal di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop ke sekitar Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena, mendapat dukungan dari Ondofolo  Besar Kampung Sereh, Yanto Eluay.

Meskipun demikian, Ondofolo Yanto Eluay yang juga anggota DPRD Kabupaten Jayapura mengatakan, perlu difokuskan masyarakat mana saja yang akan direlokasi. Sebab saat ini di sekitar kawasan cagar alam tersebut tidak hanya ditempati warga dari luar Kabupaten Jayapura, tetapi ada pula masyarakat asli yang juga sebagai pemilik wilayah tanah tersebut.

“Yang mau direlokasi itu yang mana. Karena di sini bukan saja pendatang luar Papua tetapi ada juga pendatang OAP yang menetap di bawah kaki gunung. Kemudian  sebagian besar lainnya orang asli yang juga pemilik ulayat,” ungkap Yanto Eluai saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (21/3).

Baca Juga :  Aparat dan OPM Harus Jadikan Hidupnya Sahabat Bagi yang Lain

Meski begitu dia memastikan sejauh ini masyarakat pemilik ulayat khususnya warga Kampung Sereh dipastikan tidak ada yang tinggal di sekitar kawasan cagar alam Cycloop apalagi melakukan pengerusakan. Untuk  itu dia menyarankan,  agar pemerintah perlu melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum kebijakan itu diambil. 

Namun Yanto Eluay sangat mendukung kebijakan yang akan dilakukan Gubernur Papua itu karena memang pada kenyataannya kondisi kawasan Cycloop  saat ini sangat mengancam keberlangsungan hidup warga  ke depan.

Dia menjelaskan di daerah sekitar kawasan cagar alam kini banyak tanah yang sudah dijual oleh oknum-oknum pemilik ulayat dari beberapa ondofolo yang ada di Kabupaten Jayapura. Hal ini tentu sangat disayangkan karena apa yang sudah dilakukan itu sudah  menimbulkan bencana yang saat ini melanda Kabupaten Jayapura. Tidak hanya itu pemerintah juga diminta untuk segera menghentikan atau mengembalikan kawasan sekitar Pegunungan Cycloop yang saat ini sudah didirikan perumahan.
“Pernyataan dari Gubernur Papua dan juga ketua DPRP itu harus ditindaklanjuti karena memang kondisinya saat ini sudah sangat memprihatinkan. Dan itu tidak boleh hanya wacana tapi langsung dikerjakan supaya masyarakat tidak lagi mengalami duka seperti ini,” harapnya. (ade/roy/nat)

PUTUS: Kondisi Kampung Yongsu, Distrik Rafenirara, Kabupaten Jayapura yang kini terbelah akibat banjir pekan kemarin dan merusak hampir sebagian besar rumah warga. Nampak warga menyeberangi kali menuju lokasi penampungan, Kamis (21/3) kemarin.( FOTO : Gamel/Cepos )

Ondofolo  Besar Kampung Sereh Dukung Relokasi Warga

JAYAPURA-Sejumlah tempat di Kabupaten Jayapura menjadi lokasi terdampak dari banjir bandang  yang menerpa Sentani dan sekitarnya, Sabtu (16/3). Salah satu yang tak luput adalah Kampung Yongsu, Distrik Rafenirara, Kabupaten Jayapura. 

Kampung yang berada di  belakang Gunung Cycloop ini, kini seperti kota mati yang tak ada aktivitas sama sekali. Semua warga memilih mengungsi dan meninggalkan rumahnya. Bahkan bisa dibilang 90 persen  rumah di kampung ini terkena imbasnya termasuk fasilitas umum seperti gedung SD maupun Puskesmas.

 “Banjir sapu secara tiba-tiba pukul 21.00 WIT dan kami tidak menyangka bisa seperti ini,” kata Kepala Kampung Yongsu, Markus Ormuserai, Kamis (21/3). Ia menjelaskan bahwa saat ini ada 90 kepala keluarga dengan 354 jiwa yang terkena dampak. 

Disebutkan sebelumnya di kampungnya pernah terjadi banjir pada tahun 2008 namun banjir kali ini yang terbilang paling dahsyat. “Waktu banjir beberapa tahun lalu itu hanya kena di Yongsu bagian sebelah tapi kali ini semua dan banjir juga membelah jalan,” bebernya. 

Dari kondisi tersebut pihaknya memilih menempatkan warga di gereja. “Semua mengungsi ke gereja, kalaupun ada yang pulang itu untuk mengecek kondisi saja,” imbuhnya. 

Sementara itu, Kepala  Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua, Jan Ormuserai, ikut memberikan sejumlah bantuan untuk kampung tersebut. “Karena aksesnya hanya bisa lewat laut dan memang kerusakan cukup parah sehingga saya pikir lokasi ini jangan sampai tidak diperhatikan. Banyak yang hanya fokus di Sentani tapi sejatinya ada titik lain,” katanya.  

Baca Juga :  Pengungsi Kiwirok Mulai Kembali ke Kampung

Jan Ormuserai lantas mengajak untuk berkeliling dan menunjukkan dampak banjir itu sendiri. Ia menyampaikan bahwa masyarakatnya di Kampung Yongsu ini tak pernah melakukan perambahan, tapi karena intensitas hujan yang memang ekstrem serta ada patahan akibat gempa membuat air semakin sulit terkontrol. 

Masyarakat Yongsu kini membutuhkan sentuhan pemerintah untuk kembali membangun jalan dan gedung sekolah serta  puskesmas. “Wartawan sudah melihat sendiri dimana sebagian besar kampung tersapu banjir dan ada sarana pendidikan dan kesehatan yang ikut rusak. 

Dari pantauan Cenderawasih Pos bantuan yang diterima masyarakat kampung langsung dikumpulkan di bibir pantai dan anak-anak berbagai usia mengangkut ke titik penampungan. 

Sementara itu terkait rencana Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP., MH., yang akan merelokasi warga korban banjir yang tinggal di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop ke sekitar Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena, mendapat dukungan dari Ondofolo  Besar Kampung Sereh, Yanto Eluay.

Meskipun demikian, Ondofolo Yanto Eluay yang juga anggota DPRD Kabupaten Jayapura mengatakan, perlu difokuskan masyarakat mana saja yang akan direlokasi. Sebab saat ini di sekitar kawasan cagar alam tersebut tidak hanya ditempati warga dari luar Kabupaten Jayapura, tetapi ada pula masyarakat asli yang juga sebagai pemilik wilayah tanah tersebut.

“Yang mau direlokasi itu yang mana. Karena di sini bukan saja pendatang luar Papua tetapi ada juga pendatang OAP yang menetap di bawah kaki gunung. Kemudian  sebagian besar lainnya orang asli yang juga pemilik ulayat,” ungkap Yanto Eluai saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (21/3).

Baca Juga :  Sonya Bara, Harumkan Nama Papua di Italia

Meski begitu dia memastikan sejauh ini masyarakat pemilik ulayat khususnya warga Kampung Sereh dipastikan tidak ada yang tinggal di sekitar kawasan cagar alam Cycloop apalagi melakukan pengerusakan. Untuk  itu dia menyarankan,  agar pemerintah perlu melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum kebijakan itu diambil. 

Namun Yanto Eluay sangat mendukung kebijakan yang akan dilakukan Gubernur Papua itu karena memang pada kenyataannya kondisi kawasan Cycloop  saat ini sangat mengancam keberlangsungan hidup warga  ke depan.

Dia menjelaskan di daerah sekitar kawasan cagar alam kini banyak tanah yang sudah dijual oleh oknum-oknum pemilik ulayat dari beberapa ondofolo yang ada di Kabupaten Jayapura. Hal ini tentu sangat disayangkan karena apa yang sudah dilakukan itu sudah  menimbulkan bencana yang saat ini melanda Kabupaten Jayapura. Tidak hanya itu pemerintah juga diminta untuk segera menghentikan atau mengembalikan kawasan sekitar Pegunungan Cycloop yang saat ini sudah didirikan perumahan.
“Pernyataan dari Gubernur Papua dan juga ketua DPRP itu harus ditindaklanjuti karena memang kondisinya saat ini sudah sangat memprihatinkan. Dan itu tidak boleh hanya wacana tapi langsung dikerjakan supaya masyarakat tidak lagi mengalami duka seperti ini,” harapnya. (ade/roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya