Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Kuasa Hukum: Kondisi Lukas Masih Sakit, Kedua Kakinya Bengkak

JAYAPURA-Sebelumnya, pihak keluarga Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe, Elius Enembe mengklaim kondisi Lukas tidak baik-baik saja. Ia menyebut, Lukas Enembe mengalami sakit gagal ginjal kronis stadium lima berdasarkan hasil pemeriksaan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

“Kami sangat menyesalkan narasi berulang yang disampaikan KPK bahwa Pa Lukas kondisinya sehat. Kenapa demikian? Karena faktanya, kondisi Pa Lukas Enembe sakit bahkan sakitnya sangat parah,” ucap Elius dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/2).

“Dokter dari RSPAD sendiri menginformasikan kepada keluarga bahwa Pa Lukas menderita gagal ginjal kronis, dari stadium empat menuju stadium lima dan ditawarkan untuk dilakukan proses cuci darah. Dampak dari sakit ini menyebabkan kaki bengkak, kencing terus menerus, sehingga harus menggunakan Pampers dan sering mengeluarkan air liur,” sambungnya.

Adik dari Lukas Enembe ini menyayangkan narasi yang diungkapkan KPK bahwa Lukas dalam kondisi sehat. Ia menyebut, Lukas kondisinya sakit dan tidak baik-baik saja.

“Artinya apa fakta-fakta ini, kalau bukan bahwa memang Pa Lukas dalam keadaan sakit? Kami terus terang dari pihak keluarga sangat menyayangkan adanya opini yang dibangun bahwa Pak Lukas itu sehat. Itu apakah KPK jujur, termasuk para dokter yang memberikan rekomendasi tersebut,” pungkas Elius.

Baca Juga :  Halaman Kantor Gubernur Jadi Tempat Salat Ied Tahun ini

Sementara itu Tim Kuasa Hukum Lukas Enembe bantah kliennya sehat.  “Yang benar, Lukas saat itu hanya datang untuk melihat orang yang sedang main pingpong. Jadi beliau hanya duduk sambil lihat orang main pingpong, itu pun hanya sebentar, sesudah itu beliau (Lukas-red) masuk kembali ke dalam selnya,” kata Kuasa Hukum Gubernur Papua Petrus Bala Pattyona lewat rilis yang dikirimnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (21/2).

Petrus mengklaim jika kondisi Lukas masih seperti sebelumnya. Dimana kedua kakinya bengkak dan jalannya masih tertatih-tatih dan perlu dibantu. Bahkan, untuk mandi atau kegiatan  lain dibantu sesama tahanan.

“Saya tahu Lukas dibantu dari tahanan lain. Kalau memang klien kami itu dapat main pingpong, siapa teman mainnya,” tanya Petrus.

“Dokter saja tak pernah kunjungi atau periksa Lukas, jadi darimana Jubir KPK  bilang jika klien kami sehat. Memang Jubir boleh bilang seorang yang sakit itu sehat, kalau dokter saja tak pernah periksa Lukas,” sambungnya.

Dari penyampaian Petrus, Lukas justru meminta penyidik fokus saja ke kasus gratifikasi. “Bapak Lukas bilang percuma saja penyidik periksa tukang cukur, atau Ketua Demokrat Intan Jaya yang punya rumah di PIK, dan rumahnya itu Lukas yang sewa. Menurut KPK diwacanakan itu rumahnya Bapak Lukas, yang benar itu Lukas yang sewa itu rumah di PIK, dan rumah itu punya Yomin, Ketua Demokrat di Intan Jaya,” ujar Petrus.

Baca Juga :  Pemprov Papua dan Papua Barat Jalin Kerjasama

Menurut Petrus, Lukas juga mengeluhkan kenapa sekarang masih periksa banyak saksi yang katanya hampir 100 orang. “Bapak Lukas menyampaikan berarti KPK masih cari bukti gratifikasi yang satu miliar dong? Bapak Lukas juga bertanya, apakah untuk periksa dirinya sebagai tersangka cukup dengan ditanya, identias, riwayat pendidikan,  riwayat pekerjaan  dan ditutup dengan apakah akan mengajukan saksi meringankan,” tuturnya.

Menurut Petrus,  tanpa KPK menggali keterangan tentang perbuatan yang disangkakannya. Penyidik harus tanya tentang apa yang disangkakan, dengan menyebutkan tempat dan waktunya, kapan, dimana, bagaimana  atau cara perbuatan itu dilakukan, dengan siapa perbuatan dilakukan.

“Kalau itu tidak ditanyakan berarti materi perkara yang disangkakan belum diperiksa. Lukas juga bertanya, kapan penyidik bisa periksa beliau lagi karena baru satu kali diperiksa,” pungkasnya. (fia/wen/jawapos.com)

JAYAPURA-Sebelumnya, pihak keluarga Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe, Elius Enembe mengklaim kondisi Lukas tidak baik-baik saja. Ia menyebut, Lukas Enembe mengalami sakit gagal ginjal kronis stadium lima berdasarkan hasil pemeriksaan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

“Kami sangat menyesalkan narasi berulang yang disampaikan KPK bahwa Pa Lukas kondisinya sehat. Kenapa demikian? Karena faktanya, kondisi Pa Lukas Enembe sakit bahkan sakitnya sangat parah,” ucap Elius dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/2).

“Dokter dari RSPAD sendiri menginformasikan kepada keluarga bahwa Pa Lukas menderita gagal ginjal kronis, dari stadium empat menuju stadium lima dan ditawarkan untuk dilakukan proses cuci darah. Dampak dari sakit ini menyebabkan kaki bengkak, kencing terus menerus, sehingga harus menggunakan Pampers dan sering mengeluarkan air liur,” sambungnya.

Adik dari Lukas Enembe ini menyayangkan narasi yang diungkapkan KPK bahwa Lukas dalam kondisi sehat. Ia menyebut, Lukas kondisinya sakit dan tidak baik-baik saja.

“Artinya apa fakta-fakta ini, kalau bukan bahwa memang Pa Lukas dalam keadaan sakit? Kami terus terang dari pihak keluarga sangat menyayangkan adanya opini yang dibangun bahwa Pak Lukas itu sehat. Itu apakah KPK jujur, termasuk para dokter yang memberikan rekomendasi tersebut,” pungkas Elius.

Baca Juga :  KPK Usut Pelaksanaan Proyek infrastruktur di Pemprov Papua

Sementara itu Tim Kuasa Hukum Lukas Enembe bantah kliennya sehat.  “Yang benar, Lukas saat itu hanya datang untuk melihat orang yang sedang main pingpong. Jadi beliau hanya duduk sambil lihat orang main pingpong, itu pun hanya sebentar, sesudah itu beliau (Lukas-red) masuk kembali ke dalam selnya,” kata Kuasa Hukum Gubernur Papua Petrus Bala Pattyona lewat rilis yang dikirimnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (21/2).

Petrus mengklaim jika kondisi Lukas masih seperti sebelumnya. Dimana kedua kakinya bengkak dan jalannya masih tertatih-tatih dan perlu dibantu. Bahkan, untuk mandi atau kegiatan  lain dibantu sesama tahanan.

“Saya tahu Lukas dibantu dari tahanan lain. Kalau memang klien kami itu dapat main pingpong, siapa teman mainnya,” tanya Petrus.

“Dokter saja tak pernah kunjungi atau periksa Lukas, jadi darimana Jubir KPK  bilang jika klien kami sehat. Memang Jubir boleh bilang seorang yang sakit itu sehat, kalau dokter saja tak pernah periksa Lukas,” sambungnya.

Dari penyampaian Petrus, Lukas justru meminta penyidik fokus saja ke kasus gratifikasi. “Bapak Lukas bilang percuma saja penyidik periksa tukang cukur, atau Ketua Demokrat Intan Jaya yang punya rumah di PIK, dan rumahnya itu Lukas yang sewa. Menurut KPK diwacanakan itu rumahnya Bapak Lukas, yang benar itu Lukas yang sewa itu rumah di PIK, dan rumah itu punya Yomin, Ketua Demokrat di Intan Jaya,” ujar Petrus.

Baca Juga :  Sepakat Wujudkan Pemilu Jujur, Aman dan Demokratis

Menurut Petrus, Lukas juga mengeluhkan kenapa sekarang masih periksa banyak saksi yang katanya hampir 100 orang. “Bapak Lukas menyampaikan berarti KPK masih cari bukti gratifikasi yang satu miliar dong? Bapak Lukas juga bertanya, apakah untuk periksa dirinya sebagai tersangka cukup dengan ditanya, identias, riwayat pendidikan,  riwayat pekerjaan  dan ditutup dengan apakah akan mengajukan saksi meringankan,” tuturnya.

Menurut Petrus,  tanpa KPK menggali keterangan tentang perbuatan yang disangkakannya. Penyidik harus tanya tentang apa yang disangkakan, dengan menyebutkan tempat dan waktunya, kapan, dimana, bagaimana  atau cara perbuatan itu dilakukan, dengan siapa perbuatan dilakukan.

“Kalau itu tidak ditanyakan berarti materi perkara yang disangkakan belum diperiksa. Lukas juga bertanya, kapan penyidik bisa periksa beliau lagi karena baru satu kali diperiksa,” pungkasnya. (fia/wen/jawapos.com)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya