Sunday, April 28, 2024
26.7 C
Jayapura

Panglima TNI Akan Perhatikan Tiga Daerah Rawan

*Yudo: Masyarakat di Papua Sangat Membutuhkan Kehadiran TNI, Mereka Perlu Bantuan dan Perhatian dari Para Prajurit

JAKARTA – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono bakal tancap gas usai serah terima jabatan dengan Jenderal TNI Andika Perkasa di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin (20/12). Sesuai dengan perintah dari Presiden Joko Widodo, Yudo menegaskan akan memberi perhatian terhadap tiga daerah rawan strategis di Indonesia. Yakni Aceh, Natuna, dan Papua.

Meski belum terjadwal, Yudo memastikan bahwa dirinya akan mengunjungi tiga daerah tersebut. ”Karena memang sekarang itu jadi perhatian kita semuanya untuk daerah yang terjadi kerawanan strategis,” ungkap dia saat diwawancarai oleh awak media. Khusus di Papua, mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu akan meneruskan pendekatan humanis.

Menurut Yudo, pendekatan tersebut sudah menjadi komitmen pemerintah. Pendekatan itu dikombinasikan dengan operasi teritorial yang tengah berjalan. Dia pun tegas menyebut, pihaknya mendukung penuh langkah-langkah penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Papua. ”Tentunya yang mengganggu masyarakat akan kami tangkap dan serahkan kepada Polri,” ujarnya.

Sejauh ini penambahan beberapa daerah di Papua belum berpengaruh banyak terhadap pelaksanaan tugas TNI di Bumi Cenderawasih tersebut. Yudo menuturkan, dirinya akan berkoordinasi dengan seluruh jajarannya untuk menentukan perlu atau tidaknya satuan baru dan kotama baru di sana. ”Saya akan tinjau dulu dan meminta masukan dari pemerintah daerah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Rumah Sakit dengan Status BLUD Harus Dikelola Baik

Pejabat kelahiran Madiun itu memastikan, Mabes TNI juga akan berkomunikasi dengan semua pihak sebelum mengambil langkah penyesuaian atas hadirnya daerah baru di Papua. Selain pemerintah daerah, panglima Kodam XVII/Cenderawasih dan panglima Kogabwilhan III juga akan dimintai pandangan oleh Yudo. ”Kami akan ajak semuanya untuk bicara,” tegas dia.

Setelah itu, lanjut Yudo, pihaknya akan menentukan langkah lanjutan. ”Perlu sekarang atau tidak (membuat satuan atau kotama baru di Papua), kerangka saja, atau satuan tugas saja. Nanti akan saya tentukan,” beber dia. Yang jelas bagi dirinya, operasi teritorial yang sudah berlangsung dilanjutkan. Tentu dengan perkuatan dan pelaksanaan program yang bertujuan membantu masyarakat.

Yudo mengungkapkan bahwa masyarakat di Papua sangat membutuhkan kehadiran TNI. Mereka perlu bantuan dan perhatian para prajurit. ”Khususnya sekolah-sekolah. Katanya banyak guru yang meninggalkan tempat (bertugas di Papua). Itu TNI yang wajib (bantu) di sana,” ujarnya. Selain itu, dia juga mendengar informasi yang menyatakan bahwa masyarakat Papua butuh jaminan keamanan lebih untuk beraktivitas.

Baca Juga :  “Kita Patah Hati”

Hal tersebut terkait dengan aktivitas Kelompok Separatis Teroris (KST) atau yang menamai diri mereka sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok itu memang tidak jarang beraksi dan menyasar aparat serta masyarakat sipil. ”Tentunya kalau ada gangguan keamanan, khususnya untuk penegakan hukum, kami akan membantu Polri,” kata dia.

Di tempat yang sama, Jenderal Andika menyampaikan bahwa selama bertugas sebagai panglima TNI, dia sudah menambah peralatan, perlengkapan, dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang bisa digunakan oleh prajurit di Papua. Tahun ini penambahan tersebut sudah selesai. Menurut dia, itu semua dilakukan demi membantu dan memudahkan pelaksanaan tugas para prajurit tersebut.

Dengan penambahan peralatan, perlengkapan, dan alutsista, Andika yakin TNI punya infrastruktur yang lebih baik di Papua. ”Dalam rangka menghadapi tindak pidana yang dilakukan oleh kelompok bersenjata,” imbuhnya. Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa dirinya pernah berada di posisi Yudo. Menurut dia yang perlu cepat dilakukan oleh Yudo adalah mengenali setiap bagian di tiga matra TNI. (syn/jpg)

*Yudo: Masyarakat di Papua Sangat Membutuhkan Kehadiran TNI, Mereka Perlu Bantuan dan Perhatian dari Para Prajurit

JAKARTA – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono bakal tancap gas usai serah terima jabatan dengan Jenderal TNI Andika Perkasa di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin (20/12). Sesuai dengan perintah dari Presiden Joko Widodo, Yudo menegaskan akan memberi perhatian terhadap tiga daerah rawan strategis di Indonesia. Yakni Aceh, Natuna, dan Papua.

Meski belum terjadwal, Yudo memastikan bahwa dirinya akan mengunjungi tiga daerah tersebut. ”Karena memang sekarang itu jadi perhatian kita semuanya untuk daerah yang terjadi kerawanan strategis,” ungkap dia saat diwawancarai oleh awak media. Khusus di Papua, mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu akan meneruskan pendekatan humanis.

Menurut Yudo, pendekatan tersebut sudah menjadi komitmen pemerintah. Pendekatan itu dikombinasikan dengan operasi teritorial yang tengah berjalan. Dia pun tegas menyebut, pihaknya mendukung penuh langkah-langkah penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Papua. ”Tentunya yang mengganggu masyarakat akan kami tangkap dan serahkan kepada Polri,” ujarnya.

Sejauh ini penambahan beberapa daerah di Papua belum berpengaruh banyak terhadap pelaksanaan tugas TNI di Bumi Cenderawasih tersebut. Yudo menuturkan, dirinya akan berkoordinasi dengan seluruh jajarannya untuk menentukan perlu atau tidaknya satuan baru dan kotama baru di sana. ”Saya akan tinjau dulu dan meminta masukan dari pemerintah daerah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Sistem Noken Lahirkan Politikus Tidak Berkualitas

Pejabat kelahiran Madiun itu memastikan, Mabes TNI juga akan berkomunikasi dengan semua pihak sebelum mengambil langkah penyesuaian atas hadirnya daerah baru di Papua. Selain pemerintah daerah, panglima Kodam XVII/Cenderawasih dan panglima Kogabwilhan III juga akan dimintai pandangan oleh Yudo. ”Kami akan ajak semuanya untuk bicara,” tegas dia.

Setelah itu, lanjut Yudo, pihaknya akan menentukan langkah lanjutan. ”Perlu sekarang atau tidak (membuat satuan atau kotama baru di Papua), kerangka saja, atau satuan tugas saja. Nanti akan saya tentukan,” beber dia. Yang jelas bagi dirinya, operasi teritorial yang sudah berlangsung dilanjutkan. Tentu dengan perkuatan dan pelaksanaan program yang bertujuan membantu masyarakat.

Yudo mengungkapkan bahwa masyarakat di Papua sangat membutuhkan kehadiran TNI. Mereka perlu bantuan dan perhatian para prajurit. ”Khususnya sekolah-sekolah. Katanya banyak guru yang meninggalkan tempat (bertugas di Papua). Itu TNI yang wajib (bantu) di sana,” ujarnya. Selain itu, dia juga mendengar informasi yang menyatakan bahwa masyarakat Papua butuh jaminan keamanan lebih untuk beraktivitas.

Baca Juga :  355 Mahasiswa Papua di Luar Negeri Terancam Sanksi

Hal tersebut terkait dengan aktivitas Kelompok Separatis Teroris (KST) atau yang menamai diri mereka sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok itu memang tidak jarang beraksi dan menyasar aparat serta masyarakat sipil. ”Tentunya kalau ada gangguan keamanan, khususnya untuk penegakan hukum, kami akan membantu Polri,” kata dia.

Di tempat yang sama, Jenderal Andika menyampaikan bahwa selama bertugas sebagai panglima TNI, dia sudah menambah peralatan, perlengkapan, dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang bisa digunakan oleh prajurit di Papua. Tahun ini penambahan tersebut sudah selesai. Menurut dia, itu semua dilakukan demi membantu dan memudahkan pelaksanaan tugas para prajurit tersebut.

Dengan penambahan peralatan, perlengkapan, dan alutsista, Andika yakin TNI punya infrastruktur yang lebih baik di Papua. ”Dalam rangka menghadapi tindak pidana yang dilakukan oleh kelompok bersenjata,” imbuhnya. Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa dirinya pernah berada di posisi Yudo. Menurut dia yang perlu cepat dilakukan oleh Yudo adalah mengenali setiap bagian di tiga matra TNI. (syn/jpg)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya