Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Akhirnya, Truk Bantuan Darurat Pertama Memasuki Gaza

JAKARTA-Truk-truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan darurat sejak Israel memulai pengepungan Gaza 12 hari yang lalu memasuki daerah terkepung Gaza.

Truk tersebut berangkat dari Mesir pada hari Sabtu setelah pengeboman Israel semalam yang menewaskan puluhan warga Palestina.

Presiden AS Joe Biden telah mengatakan pada awal pekan ini bahwa kesepakatan telah dicapai untuk 20 truk bantuan untuk menyeberang melalui titik perbatasan Rafah Gaza dengan Mesir.

Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa ia yakin truk-truk pertama akan melintas dalam waktu 48 jam.

15 dari 20 truk tersebut berada di sisi Gaza dari perbatasan yang dibentengi dengan ketat setelah pemeriksaan oleh Bulan Sabit Merah Palestina (Palang merah Palestina).

Baca Juga :  136 WNI Bertahan di Palestina

Dan semua bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah berpenduduk, kata para saksi mata, setelah berhari-hari terjadi perselisihan diplomatik mengenai kondisi untuk mengirimkan bantuan.

Namun, bantuan tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan di Gaza, dimana pengepungan total Israel telah menyebabkan 2,3 juta penduduknya kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Yang mana menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan bencana kemanusiaan.

PBB mengatakan bahwa konvoi tersebut termasuk life-saving supplies (P3k) yang akan diterima dan didistribusikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina (Palang Merah Palestina).

Kelompok Islamis Palestina Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan bahwa pengiriman tersebut termasuk obat-obatan dan makanan dalam jumlah terbatas, namun tidak termasuk bahan bakar.

Baca Juga :  Pendistribusian Beras Bantuan Pangan, Perlu Pengawasan Bersama

Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa kurangnya bahan bakar membahayakan nyawa para pasien, termasuk mereka yang terluka akibat serangan udara.

14 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan bahan bakar.

Para pejabat PBB mengatakan setidaknya 100 truk setiap hari dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan menyelamatkan nyawa.

Setiap operasi bantuan harus berkelanjutan dalam skala besar – suatu hal yang sulit untuk dilakukan saat ini karena Israel melakukan pengeboman dahsyat di daerah terkepung tersebut siang dan malam. (*)

Sumber : Jawapos

JAKARTA-Truk-truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan darurat sejak Israel memulai pengepungan Gaza 12 hari yang lalu memasuki daerah terkepung Gaza.

Truk tersebut berangkat dari Mesir pada hari Sabtu setelah pengeboman Israel semalam yang menewaskan puluhan warga Palestina.

Presiden AS Joe Biden telah mengatakan pada awal pekan ini bahwa kesepakatan telah dicapai untuk 20 truk bantuan untuk menyeberang melalui titik perbatasan Rafah Gaza dengan Mesir.

Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa ia yakin truk-truk pertama akan melintas dalam waktu 48 jam.

15 dari 20 truk tersebut berada di sisi Gaza dari perbatasan yang dibentengi dengan ketat setelah pemeriksaan oleh Bulan Sabit Merah Palestina (Palang merah Palestina).

Baca Juga :  CPNS Jika Tak Transparan Konflik Terus Terjadi

Dan semua bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah berpenduduk, kata para saksi mata, setelah berhari-hari terjadi perselisihan diplomatik mengenai kondisi untuk mengirimkan bantuan.

Namun, bantuan tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan di Gaza, dimana pengepungan total Israel telah menyebabkan 2,3 juta penduduknya kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

Yang mana menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan bencana kemanusiaan.

PBB mengatakan bahwa konvoi tersebut termasuk life-saving supplies (P3k) yang akan diterima dan didistribusikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina (Palang Merah Palestina).

Kelompok Islamis Palestina Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan bahwa pengiriman tersebut termasuk obat-obatan dan makanan dalam jumlah terbatas, namun tidak termasuk bahan bakar.

Baca Juga :  Tak Ada Pengamanan Ketat di Kediaman Lukas Enembe

Para pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa kurangnya bahan bakar membahayakan nyawa para pasien, termasuk mereka yang terluka akibat serangan udara.

14 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan bahan bakar.

Para pejabat PBB mengatakan setidaknya 100 truk setiap hari dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan menyelamatkan nyawa.

Setiap operasi bantuan harus berkelanjutan dalam skala besar – suatu hal yang sulit untuk dilakukan saat ini karena Israel melakukan pengeboman dahsyat di daerah terkepung tersebut siang dan malam. (*)

Sumber : Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya