Wednesday, July 23, 2025
23.5 C
Jayapura

Kebanyakan Datang dalam Kondisi “Berat”

Alat Medis Kurang Memadai Ikut Andil Tingginya Kematian

JAYAPURA – Agak miris rasanya, di tengah gelontoran dana Otonomi Khsusus yang sudah berjalan 24 tahun ternyata persoalan klasik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura belum juga terpecahkan.

Padahal era jaman Belanda dulu rumah sakit ini menjadi idola negara-negara di kawasan pasific. Tingginya angka kematian di RSUD Jayapura sesuai dalam penyampaian pihak rumah sakit adalah karena pasien datang sudah dalam kondisi “berat” atau stadium 3 atau 4.

Pihak rumah sakit mencatat jumlah pasien yang meninggal dunia selama enam bulan terakhir sebanyak 464 orang laki-laki sebanyak 234 orang dan perempuan 230 orang. Kasus tertinggi adalah kanker sebanyak 92 persen, gagal ginjal kronis (CKD) 77 persen, TB paru 50 persen, people living with HIV/AIDS (PLWHA) 40 persen dan jantung 40 persen.

Baca Juga :  Turunkan Angka Penularan HIV/AIDS Butu Kolaborasi Bersama

Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, SpB subsp (K), Finacs mengatakan, angka kematian di RSUD Jayapura cukup tinggi lantaran rata-rata pasien yang datang berobat dalam kondisi stadium 3 dan 4.

Selain itu juga, sebagian masyarakat Papua masih mempercayai pengobatan tradisional. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan terisolir yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan. Sehingga, ketika tiba di RSUD Jayapura sudah dalam kondisi stadium akhir.

“Ratusan pasien yang meninggal dunia di RSUD Jayapura lantaran datang berobat sudah dalam kondisi stadium lanjut dan penanganan rumah sakit yang tidak memadai atau tidak sesuai standar,” ungkap dr Jan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (18/7).

Baca Juga :  RSUD Yowari Alokasikan Dana Otsus Rp 2,5 M untuk Pengobatan OAP

Alat Medis Kurang Memadai Ikut Andil Tingginya Kematian

JAYAPURA – Agak miris rasanya, di tengah gelontoran dana Otonomi Khsusus yang sudah berjalan 24 tahun ternyata persoalan klasik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura belum juga terpecahkan.

Padahal era jaman Belanda dulu rumah sakit ini menjadi idola negara-negara di kawasan pasific. Tingginya angka kematian di RSUD Jayapura sesuai dalam penyampaian pihak rumah sakit adalah karena pasien datang sudah dalam kondisi “berat” atau stadium 3 atau 4.

Pihak rumah sakit mencatat jumlah pasien yang meninggal dunia selama enam bulan terakhir sebanyak 464 orang laki-laki sebanyak 234 orang dan perempuan 230 orang. Kasus tertinggi adalah kanker sebanyak 92 persen, gagal ginjal kronis (CKD) 77 persen, TB paru 50 persen, people living with HIV/AIDS (PLWHA) 40 persen dan jantung 40 persen.

Baca Juga :  Swiss-Belhotel Tawarkan Paket Trip Eksklusif dan City  Tour

Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, SpB subsp (K), Finacs mengatakan, angka kematian di RSUD Jayapura cukup tinggi lantaran rata-rata pasien yang datang berobat dalam kondisi stadium 3 dan 4.

Selain itu juga, sebagian masyarakat Papua masih mempercayai pengobatan tradisional. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di kawasan terisolir yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan. Sehingga, ketika tiba di RSUD Jayapura sudah dalam kondisi stadium akhir.

“Ratusan pasien yang meninggal dunia di RSUD Jayapura lantaran datang berobat sudah dalam kondisi stadium lanjut dan penanganan rumah sakit yang tidak memadai atau tidak sesuai standar,” ungkap dr Jan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (18/7).

Baca Juga :  Demi Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya