Sunday, September 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Sempat Terdengar Teriakan “Jangan Pakde”

Marijke Watofa: Psikologi Korban Asusila Harus Tertangani Baik

JAYAPURA – Kasus asusila yang menimpa lima anak di di Koya Distrik Muara Tami dimana kasusnya kini tengah ditangani penyidik Polresta Jayapura Kota. Banyak yang tak Mmenyanka jika kasus yang biasa hanya di dengar di daerah Jawa ini ternyata juga terjadi di Jayapura. Pelakunya juga seorang guru agama sehingga banyak yang tak percaya bahwa ini benar terjadi.

Dari keterangan korban yang disampaikan kepada penyidik diketahui  kejadian ini memiliki waktu berbeda beda. Ada yang terjadi pada 9 Mei, ada yang 19 April dan ada juga  setelah itu. Hampir semuanya diawali dengan ajakan main ke rumah oknum guru tersebut.

Baca Juga :  Plt Bupati Mimika Pastikan Tak Ada Roling Jabatan

Ada salah satu korban yang diajak untuk makan lebih  dulu dan setelah itu diajak ke kamar pelaku kemudian dicabuli. Terdengar korban sempat menolak dan merontak dengan meneriakkan kalimat “Jangan Pakde”. Namun pelaku tak memperdulikan dan terus melakukan aksinya.

Pelaku yang usianya nyaris 60 tahun ini  mengawali dengan menggerayangi tubuh korban kemudian melakukan tindakan oral. “Satu persatu keterangan akan kami kembangkan, siapa tahu masih ada pelaku lain dan kami minta pihak yang menaungi pelaku jangan menutup nutupi,” tegas Kapolresta, Kombes Pol Victor Mackbon.

Sementara terkait kasus tersebut polisi diwanti untuk dilakukan penanganan secara konferhensif. Ketua Career Development Center (CDC) Universitas Cenderawasih dan Ketua Assessment Center Uncen, Marijke Watofa menyampaikan bahwa korban perlu terus didampingi untuk dikembalikan psikologinya.

Baca Juga :  Enam ASN Nyaleg, Satu Batal Mundur

Ia meyakini ada rasa trauma yang dialami para korban. “Kalau trauma pasti jadi perlu ditangani secara baik,” kata Marijke yang juga dosen psikologi Uncen, Minggu (19/5). Ia mengatakan bahwa penanganan korban perlu diprioritaskan dan secara fisik harus didampingi oleh tenaga professional.

Marijke bahkan menawarkan diri untuk membantu apabila memang dibutuhkan. “Kalau saya mungkin menemui korban lebih dulu untuk mengetahui apa yang membuatnya trauma dan setelah itu dilakukan penanganan yang tepat,” imbuhnya. (ade/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Marijke Watofa: Psikologi Korban Asusila Harus Tertangani Baik

JAYAPURA – Kasus asusila yang menimpa lima anak di di Koya Distrik Muara Tami dimana kasusnya kini tengah ditangani penyidik Polresta Jayapura Kota. Banyak yang tak Mmenyanka jika kasus yang biasa hanya di dengar di daerah Jawa ini ternyata juga terjadi di Jayapura. Pelakunya juga seorang guru agama sehingga banyak yang tak percaya bahwa ini benar terjadi.

Dari keterangan korban yang disampaikan kepada penyidik diketahui  kejadian ini memiliki waktu berbeda beda. Ada yang terjadi pada 9 Mei, ada yang 19 April dan ada juga  setelah itu. Hampir semuanya diawali dengan ajakan main ke rumah oknum guru tersebut.

Baca Juga :  Penembakan di Bandara Nduga Hanya Cari Perhatian

Ada salah satu korban yang diajak untuk makan lebih  dulu dan setelah itu diajak ke kamar pelaku kemudian dicabuli. Terdengar korban sempat menolak dan merontak dengan meneriakkan kalimat “Jangan Pakde”. Namun pelaku tak memperdulikan dan terus melakukan aksinya.

Pelaku yang usianya nyaris 60 tahun ini  mengawali dengan menggerayangi tubuh korban kemudian melakukan tindakan oral. “Satu persatu keterangan akan kami kembangkan, siapa tahu masih ada pelaku lain dan kami minta pihak yang menaungi pelaku jangan menutup nutupi,” tegas Kapolresta, Kombes Pol Victor Mackbon.

Sementara terkait kasus tersebut polisi diwanti untuk dilakukan penanganan secara konferhensif. Ketua Career Development Center (CDC) Universitas Cenderawasih dan Ketua Assessment Center Uncen, Marijke Watofa menyampaikan bahwa korban perlu terus didampingi untuk dikembalikan psikologinya.

Baca Juga :  Identitas Dikantongi Namun Pelaku Utama Masih di Kampung

Ia meyakini ada rasa trauma yang dialami para korban. “Kalau trauma pasti jadi perlu ditangani secara baik,” kata Marijke yang juga dosen psikologi Uncen, Minggu (19/5). Ia mengatakan bahwa penanganan korban perlu diprioritaskan dan secara fisik harus didampingi oleh tenaga professional.

Marijke bahkan menawarkan diri untuk membantu apabila memang dibutuhkan. “Kalau saya mungkin menemui korban lebih dulu untuk mengetahui apa yang membuatnya trauma dan setelah itu dilakukan penanganan yang tepat,” imbuhnya. (ade/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya