Wednesday, May 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Warga yang Bertikai Diminta Menahan Diri

Danrem 172/PWY, Kolonel Inf. Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar berkoordinasi dengan anggota Polri dan TNI yang mengamankan bentrok dua kelompok warga di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (20/4).  (FOTO: Penrem 172/PWY for Cepos)

Polri dan TNI Mediasi Penyelesaian Pertikaian Antar Warga di Sentani  

SENTANI-Bentrok antar dua kelompok warga yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (19/4), kembali terjadi, Senin (20/4).  Dua kelompok warga masih terlibat saling serang menggunakan batu dan alat tajam. Bahkan aksi pengrusakan dan pembakaran rumah serta mobil masih terjadi. 

Berbagai pihak di antaranya Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE.,M.Si., dan Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw meminta kedua kelompok yang terlibat bentrok untuk menahan diri. 

“Saya sesalkan pertikaian dua kelompok  yang terjadi,” ungkap Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE.,M.Si., kepada Cenderawasih Pos, Senin (20/4) malam.
Dia mengatakan peristiwa berdarah ini awalnya hanya karena dipicu oleh beberapa oknum pemuda yang mabuk minuman keras yang kemudian tidak terkontrol dan pada akhirnya menimbulkan kekacauan dua kelompok warga yakni Toware dan Kehiran.

“Peristiwa ini  terjadi awalnya dipicu beberapa oknum pemuda mabuk miras tidak terkontrol. Sebagai kepala  daerah, saya tegaskan lagi,  jangan Miras dan hentikan penjualan Miras di kabupaten  ini,” tegasnya.

Mathius Awoitauw, SE., M.Si ( FOTO: Robert Mboik/Cepos)

Sehubungan dengan pertikaian tersebut orang nomor satu di Kabupaten Jayapura itu sudah membangun komunikasi dengan kedua belah pihak untuk tetap di rumah dan tetap menjalani imbauan dari pemerintah. 

Dirinya juga mengajak kedua tokoh adat dari kedua kelompok ini agar masing-masing bisa mengendalikan warganya untuk tidak melanjutkan pertikaian tersebut.

“Mohon kepada  Ondofolo Frans Wally dan Nixon Marwery bisa kendalikan massa masing-masing. Pihak kepolisian sudah  memediasi untuk bertemu sejak kemarin sore. Kita semua tinggal di rumah atau tidak  berkerumum. Kita hadapi   Covid-19 bersama sama dan jaga  keselamatan masyarakat  kita utamakan,” tuturnya.

Dia mengatakan pemerintah daerah tentunya tidak menutup mata dengan persoalan ini. Dimana melalui Pemerintah Distrik Sentani sudah membuat laporan mengenai rencana bantuan darurat untuk para korban. 

Pada kesempatan itu Bupati Awoitauw memberikan dukungan penuh kepada tim medis yang saat ini tengah bekerja keras untuk menghadapi pandemi Covid-19 di wilayah Kabupaten Jayapura.
“Tim medis kita kerja ektra menangani Covid-19 tambah lagi merawat  korban luka-luka akibat  bentrok antar warga masyarakat Toware dan Kehiran. Kami selaku Pemerintah Kabupaten Jayapura terus memberi support terhadap tim medis supaya tetap tegar dalam menghadapi situasi ini,” katanya.
Dia juga mengecam keras adanya oknum masyarakat yang masih melakukan penjualan minuman keras dengan cara sembunyi-sembunyi di wilayah kabupaten Jayapura. Padahal pemerintah sudah menutup izin sejak tujuh  tahun yang lalu. Untuk itu dia meminta pihak kepolisian supaya mengusut peredaran miras di wilayah kabupaten Jayapura.

Baca Juga :  Saksi Bantah Hotel di Angkasa Punya Lukas Enembe

Sementara itu, pasca pertikaian antara warga di Kampung Kehiran I dan Kampung Toware yang menyebabkan rumah warga terbakar, Minggu (19/4). Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta masyarakat dan tokoh-tokoh yang sedang konflik untuk sama-sama menahan diri.

Terkait dengan pertikaian antar kedua kampung itu, Kapolda  Paulus Waterpauw menyebut bahwa pertikaian tersebut berhubungan dengan Covid-19. Dimana warga salah satu Kampung membuat pembatasan-pembatasan, tapi kemudian warga yang lain yang melintasi area itu juga tidak menerima.

Irjen Pol. Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

“Akibatnya, terjadilah cekcok mulut yang mengakibatkan penggunaan kekuatan tangan yang terus menimbulkan korban luka yang akhirnya berkembang menjadi konflik antar kampung,” ucap Kapolda, Senin (20/4).

Atas konflik yang terjadi itu, Kapolda Papua memerintahkan pejabat utama Polda Papua di antaranya Karo Ops Polda Papua dengan Dir Intel Polda Papua dan Kabid Propam Polda Papua mendampingi Dansat Brimob dan sejumlah anggota untuk turun langsung ke lapangan mengatasi serta membantu konflik ini.

“Bupati Jayapura, Kapolres, Dandim dan beberapa pejabat lain sudah turun ke lapangan untuk meredam situasi ini dan sudah bisa ditengahi. Namum, ada beberapa yang kurang puas. Tetapi kita akan terus mencarikan solusi, kita duduk bersama lagi untuk menyelesaikan ini semua,” ucapnya.

Dikatakan, adapun persoalan pertikaian dilatarbelakangi masalah pembatasan. Sehingga ini perlu ada komunikasi yang baik atara kelompok warga masyarakat, antara batas-batas wilayah. Sehingga kalau memang ada pihak yang mau melakukan pembatasan-pembatasan, harus dikomunikasikan bersama sehingga tidak terjadi konflik yang sedang terjadi saat ini.

Baca Juga :  Dana Otsus Pemkot Jayapura Dipangkas Rp 4 Miliar

“Akibat kejadian tersebut beberapa rumah hangus terbakar dan rusak berat. Sementara itu korban jiwa ada dan beberapa korban mengalami luka-luka. Kami sedang menangani itu semua, untuk upaya kami serahkan seluruhnya kepada Bupati Jayapura untuk bisa merehabilitasi semuanya,” ucapnya.

Kapolda meminta agar warga yang berkonflik dan tokoh-tokoh yang ada untuk menahan diri. “Kalau kita semakin emosi, semakin luas dan semakin jadi masalah, yang diuntungkan tidak ada malah yang rugi kita semua,” pungkasnya.  

Dalam menangani bentrok dua kelompok warga ini, TNI dan Polri mengambil langkah cepat dalam  mengamankan wilayah bentrokan serta melakukan mediasi diantara kedua belah pihak.

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Kolonel Inf. J. Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan, akibat bentrokan itu dilaporkan beberapa rumah warga terbakar dan warga yang rumahnya terbakar saat ini memilih untuk ikut mengungsi ke rumah kerabat mereka.

“Iya, ada beberapa rumah yang terbakar dan mereka yang rumahnya terbakar saat ini mengungsi,” kata Danrem Binsar Sianipar  dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Senin (20/4) malam.

Guna mencegah bentrokan susulan  tidak meluas, pihaknya telah  menyekat semua jalur masuk dan keluar dari lokasi kejadian. “Kita sudah mengerahkan 1 SSK dan 1 SSK lagi dari Polda Papua. Jadi ada empat titik yang kita amankan saat ini dan beberapa hari kedepan pasukan akan di stand-bykan di lokasi itu sampai situasi benar-benar kondusif,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan langkah-langkah dengan memediasi kedua belah pihak yang bertikai. Termasuk meminta kepada tokoh-tokoh adat dari kedua kampung yang bertikai untuk ikut sama-sama mereda amarah warganya.

“Kita tadi (kemarin) sudah minta agar Ondoafinya segera bicara ke masyarakatnya masing-masing. Baik yang ada di Kampung Kehiran maupun yang ada di Kampung Toware. Kalau masih ada yang bergerak lagi, maka kita akan tindak tegas. Saat ini kita terus berupaya untuk proses perdamaian di kedua belah pihak,” tegasnya. (roy/fia/nat)

Danrem 172/PWY, Kolonel Inf. Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar berkoordinasi dengan anggota Polri dan TNI yang mengamankan bentrok dua kelompok warga di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (20/4).  (FOTO: Penrem 172/PWY for Cepos)

Polri dan TNI Mediasi Penyelesaian Pertikaian Antar Warga di Sentani  

SENTANI-Bentrok antar dua kelompok warga yang terjadi di Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (19/4), kembali terjadi, Senin (20/4).  Dua kelompok warga masih terlibat saling serang menggunakan batu dan alat tajam. Bahkan aksi pengrusakan dan pembakaran rumah serta mobil masih terjadi. 

Berbagai pihak di antaranya Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE.,M.Si., dan Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw meminta kedua kelompok yang terlibat bentrok untuk menahan diri. 

“Saya sesalkan pertikaian dua kelompok  yang terjadi,” ungkap Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE.,M.Si., kepada Cenderawasih Pos, Senin (20/4) malam.
Dia mengatakan peristiwa berdarah ini awalnya hanya karena dipicu oleh beberapa oknum pemuda yang mabuk minuman keras yang kemudian tidak terkontrol dan pada akhirnya menimbulkan kekacauan dua kelompok warga yakni Toware dan Kehiran.

“Peristiwa ini  terjadi awalnya dipicu beberapa oknum pemuda mabuk miras tidak terkontrol. Sebagai kepala  daerah, saya tegaskan lagi,  jangan Miras dan hentikan penjualan Miras di kabupaten  ini,” tegasnya.

Mathius Awoitauw, SE., M.Si ( FOTO: Robert Mboik/Cepos)

Sehubungan dengan pertikaian tersebut orang nomor satu di Kabupaten Jayapura itu sudah membangun komunikasi dengan kedua belah pihak untuk tetap di rumah dan tetap menjalani imbauan dari pemerintah. 

Dirinya juga mengajak kedua tokoh adat dari kedua kelompok ini agar masing-masing bisa mengendalikan warganya untuk tidak melanjutkan pertikaian tersebut.

“Mohon kepada  Ondofolo Frans Wally dan Nixon Marwery bisa kendalikan massa masing-masing. Pihak kepolisian sudah  memediasi untuk bertemu sejak kemarin sore. Kita semua tinggal di rumah atau tidak  berkerumum. Kita hadapi   Covid-19 bersama sama dan jaga  keselamatan masyarakat  kita utamakan,” tuturnya.

Dia mengatakan pemerintah daerah tentunya tidak menutup mata dengan persoalan ini. Dimana melalui Pemerintah Distrik Sentani sudah membuat laporan mengenai rencana bantuan darurat untuk para korban. 

Pada kesempatan itu Bupati Awoitauw memberikan dukungan penuh kepada tim medis yang saat ini tengah bekerja keras untuk menghadapi pandemi Covid-19 di wilayah Kabupaten Jayapura.
“Tim medis kita kerja ektra menangani Covid-19 tambah lagi merawat  korban luka-luka akibat  bentrok antar warga masyarakat Toware dan Kehiran. Kami selaku Pemerintah Kabupaten Jayapura terus memberi support terhadap tim medis supaya tetap tegar dalam menghadapi situasi ini,” katanya.
Dia juga mengecam keras adanya oknum masyarakat yang masih melakukan penjualan minuman keras dengan cara sembunyi-sembunyi di wilayah kabupaten Jayapura. Padahal pemerintah sudah menutup izin sejak tujuh  tahun yang lalu. Untuk itu dia meminta pihak kepolisian supaya mengusut peredaran miras di wilayah kabupaten Jayapura.

Baca Juga :  Kemendikbud Hanya Bantu Sekolah yang Rusak Parah

Sementara itu, pasca pertikaian antara warga di Kampung Kehiran I dan Kampung Toware yang menyebabkan rumah warga terbakar, Minggu (19/4). Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta masyarakat dan tokoh-tokoh yang sedang konflik untuk sama-sama menahan diri.

Terkait dengan pertikaian antar kedua kampung itu, Kapolda  Paulus Waterpauw menyebut bahwa pertikaian tersebut berhubungan dengan Covid-19. Dimana warga salah satu Kampung membuat pembatasan-pembatasan, tapi kemudian warga yang lain yang melintasi area itu juga tidak menerima.

Irjen Pol. Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

“Akibatnya, terjadilah cekcok mulut yang mengakibatkan penggunaan kekuatan tangan yang terus menimbulkan korban luka yang akhirnya berkembang menjadi konflik antar kampung,” ucap Kapolda, Senin (20/4).

Atas konflik yang terjadi itu, Kapolda Papua memerintahkan pejabat utama Polda Papua di antaranya Karo Ops Polda Papua dengan Dir Intel Polda Papua dan Kabid Propam Polda Papua mendampingi Dansat Brimob dan sejumlah anggota untuk turun langsung ke lapangan mengatasi serta membantu konflik ini.

“Bupati Jayapura, Kapolres, Dandim dan beberapa pejabat lain sudah turun ke lapangan untuk meredam situasi ini dan sudah bisa ditengahi. Namum, ada beberapa yang kurang puas. Tetapi kita akan terus mencarikan solusi, kita duduk bersama lagi untuk menyelesaikan ini semua,” ucapnya.

Dikatakan, adapun persoalan pertikaian dilatarbelakangi masalah pembatasan. Sehingga ini perlu ada komunikasi yang baik atara kelompok warga masyarakat, antara batas-batas wilayah. Sehingga kalau memang ada pihak yang mau melakukan pembatasan-pembatasan, harus dikomunikasikan bersama sehingga tidak terjadi konflik yang sedang terjadi saat ini.

Baca Juga :  Dianggap Tak Efektif Kecuali Sekolah Dibuka

“Akibat kejadian tersebut beberapa rumah hangus terbakar dan rusak berat. Sementara itu korban jiwa ada dan beberapa korban mengalami luka-luka. Kami sedang menangani itu semua, untuk upaya kami serahkan seluruhnya kepada Bupati Jayapura untuk bisa merehabilitasi semuanya,” ucapnya.

Kapolda meminta agar warga yang berkonflik dan tokoh-tokoh yang ada untuk menahan diri. “Kalau kita semakin emosi, semakin luas dan semakin jadi masalah, yang diuntungkan tidak ada malah yang rugi kita semua,” pungkasnya.  

Dalam menangani bentrok dua kelompok warga ini, TNI dan Polri mengambil langkah cepat dalam  mengamankan wilayah bentrokan serta melakukan mediasi diantara kedua belah pihak.

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Kolonel Inf. J. Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan, akibat bentrokan itu dilaporkan beberapa rumah warga terbakar dan warga yang rumahnya terbakar saat ini memilih untuk ikut mengungsi ke rumah kerabat mereka.

“Iya, ada beberapa rumah yang terbakar dan mereka yang rumahnya terbakar saat ini mengungsi,” kata Danrem Binsar Sianipar  dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Senin (20/4) malam.

Guna mencegah bentrokan susulan  tidak meluas, pihaknya telah  menyekat semua jalur masuk dan keluar dari lokasi kejadian. “Kita sudah mengerahkan 1 SSK dan 1 SSK lagi dari Polda Papua. Jadi ada empat titik yang kita amankan saat ini dan beberapa hari kedepan pasukan akan di stand-bykan di lokasi itu sampai situasi benar-benar kondusif,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan langkah-langkah dengan memediasi kedua belah pihak yang bertikai. Termasuk meminta kepada tokoh-tokoh adat dari kedua kampung yang bertikai untuk ikut sama-sama mereda amarah warganya.

“Kita tadi (kemarin) sudah minta agar Ondoafinya segera bicara ke masyarakatnya masing-masing. Baik yang ada di Kampung Kehiran maupun yang ada di Kampung Toware. Kalau masih ada yang bergerak lagi, maka kita akan tindak tegas. Saat ini kita terus berupaya untuk proses perdamaian di kedua belah pihak,” tegasnya. (roy/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya