Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Awas Pengungsi Abal-abal!

NGUNGSI: Para pengungsi di lokasi HIS terlihat beristirahat saat malam hari. Dua lokasi pengungsi yakni SIL dan HIS dalam waktu dekat akan dipindahkan dan dikosongkan. ( foto : Gamel/Cepos )

Lokasi Pengungsi SIL dan HIS Segera Dikosongkan

JAYAPURA-Disaat situasi Kota Sentani sedang dilanda musibah, ternyata ada saja pihak yang mencoba mencari keuntungan di tengah masa sulit masyarakat. Setelah sebelumnya Polres Jayapura mengamankan dua pria yang diduga melakukan pencurian di lokasi bencana.

Termasuk pernyataan salah satu anggota DPR Kabupaten Jayapura Cornelis Yanuaring soal posko siluman, kini hal lain mulai bermunculan yakni pengungsi siluman. Keberadaan warga yang tak terkena bencana namun bergabung seolah-olah ikut menjadi korban. 

 Ini dikatakan bisa memberi kesan buruk bagi pengungsi sebenarnya karena dengan sendirinya orang mulai ragu untuk memberikan bantuan karena dianggap tak tepat sasaran.  “Ya seperti itu, ini jadi pembahasan kami juga dan memang kurang bagus,” kata Humas Posko Bencana, Dodi Samiyana melalui ponselnya, Rabu (20/3) kemarin. 

Pria yang juga menjabat sebagai Kadiskominfo Kabupaten Jayapura ini menyampaikan bahwa sejatinya ada pengungsi yang tidak terkena banjir ataupun terkena dampak dan kondisi rumahnya masih baik serta layak ditempati tapi memilih bergabung dengan pengungsi lainnya.

Karena melihat ada moment bagus untuk mendapatkan bantuan gratis akhirnya kelompok-kelompok ini   bergabung dengan pengungsi sebenarnya. “Waktu hari pertama dan kedua kami data jumlah korban tak sebanyak ini. Tapi saat ini jumlah tersebut bertambah  makanya ini sedang kami inventarisir,” katanya. 

Seharusnya bantuan pemerintah dan warga ini diberikan kepada mereka yang benar-benar butuh tapi akhirnya berkurang untuk mereka yang tak seharusnya menerima bantuan. Sementara salah seorang tokoh gereja yang enggan menyebutkan namanya membenarnya adanya pengungsi abal-abal ini.  Ia menyebut dari jumlah yang ada tidak semua layak disebut korban. 

Dari pelayanan yang dilakukan di sekitar Pos 7, pria ini menyebut bahwa ada yang mengambil kesempatan. “Tapi untungnya saya memiliki data siapa saja yang memang terkena musibah dan siapa yang hanya ikut-ikutan. Kami prihatin juga karena seharusnya dari kejadian musibah ini kita berempati dan membantu yang lain, bukan justru mengambil hak orang lain,” pungkasnya. 

Baca Juga :  ULMWP Desak Buka Akses Kunjungan Komisioner HAM PBB

Sementara itu, lokasi pengungsian di HIS dan SIL Sentani yang menjadi tempat penampungan para korban bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura rencananya dikosongkan. Para pengungsi akan dipindahkan ke Stadion Barnabas Youwe, Hawai. 

Proses pemindahan ini harus dilakukan karena beberapa alasan. Purtama untuk mengumpulkan para pengungsi agar memudahkan proses pendistribusian bantuan termasuk untuk saling berkoordinasi. 

Kedua lokasi HIS dan SIL akan digunakan untuk memulai proses belajar mengajar. Jika tak dipindahkan maka dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar mengajar. Humas Posko Bencana, Dodi Samiyana menjelaskan bahwa saat ini total pengungsi berjumlah 10.055 yang terdiri dari 12 posko. Nah dengan jumlah yang cukup banyak ini diakui menyulitkan pemerintah untuk mendistribusikan bahan bantuan sehingga telah disepakati untuk dibuat lebih kecil yakni 6 titik pengungsi agar memudahkan.  

“Jadi dari 21 posko akan dipress menjadi 6 titik dan kami akan koordinasikan bagaimana caranya. Hanya saja kami lihat belum semua mau dipindahkan dan ini juga akan jadi masalah,” bebernya. 

Selain itu disebutkan bahwa kondisi pengungsi mulai mengalami penurunan fisik,  termasuk mulai diserang penyakit serta lingkungan yang mulai kurang bagus. Kata Dodi dari pemindahan ini akan sekaligus diinventarisir berapa jumlah pasti mulai dari pengungsi laki-laki, perempuan, termasuk bayi dan ibu yang hamil.

 “Untuk anak dan perempuan hamil tentu penanganannya berbeda sehingga dari pemindahan ini akan langsung didata,” jelasnya.  

Lokasi Bas Youwe sendiri dianggap tepat karena selain luas juga berada dititik yang mudah didatangi. Ini berbeda dengan lokasi pengungsi di gunung merah yang harus berputar lewat kehiran.

Hanya saja untuk waktu kapan akan digeser pihaknya masih terus berkoordinasi. “Ini masih kami koordinasikan, yang jelas dalam waktu dekat ini,” pungkasnya. 

Sementara koordinator posko di Stadion Basnabas Youwe, Yan Yoku menjelaskan bahwa pihaknya tinggal menunggu waktu untuk pemindahan. “Tadi dari petugas baik kepolisian maupun TNI sudah datang dan membantu menyiapkan semuanya. Hanya saja kami pikir jika menampung semuanya kemungkinan tetap tidak cukup jadi rencananya GOR Toware juga akan digunakan sebagai lokasi penampungan,” singkat Yan. 

Baca Juga :  PSU di Dua Distrik di Yalimo Dipersiapkan

Pasca bencana banjir bandang Kabupaten Jayapura, penyakit Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), banyak ditemukan pada korban pengungsi di lapangan. Kepala Dinas Kesehatan Provinasi Papua, dr. Aloysius Giyai, M.Kes., mengatakan, tim di lapangan sudah mengatasinya dengan memberikan penyuluhan dari sanitasi lingkungan. Bahkan, para tenaga medis terpaksa harus memberikan pelayanan kesehatan dengan cara mobile. “Dalam bencana banjir bandan  dan longsor di Kabupaten Jayapura, ada delapan cluster bidang kesehatan yang melayani masyarakat dalam penanganan bencana,” ucap Aloysius.

Dimana cluster bidang kesehatan mencakup penyedian farmasi dan logistik,  tanggap darurat, penanganan kesehatan emergency  dan semuanya telah digerakan. Termasuk semua rumah sakit, Puskesmas baik provinsi  maupun kabupaten bahkan lintas sektor seperti Biddokes Polda Papua, Kakesdam, dan semua sektor lain dalam bidang kesehatan.

“Untuk sub cluster identivikasi jenazah kami fokuskan di Rumah Sakit Bahyangkara, sementara cluster survelens  dimana ada tim yang survey jalan untuk meminimalisir penyakit-penyakit yang muncul dari korban pasca bencana,” paparnya.

Dikatakan, pelayanan rutinit di posko-posko pengungsian tetap dilaksanakan. Sementara  pelayanan mobile di lapangan dibantu oleh mahasiswa/mahasiswi. 

Terkait dengan pelayanan kesehatan di lapangan, Aloysius Giyai mengaku akan melakukan evaluasi khususnya menyangkut keluhan masyarakat dari luar Posko. Namun perlu diketahui kata Aloysius, cluster bidang kesehatan sejak kejadian bencana, Sabtu a (16/3)  malam sudah digerakan. Bahkan  tenaga medis bersama Biddokes Polda Papua dan Kakesdam berada di lapangan. “RSUD Jayapura bersama beberapa rumah sakit lainnya sudah menyiapkan dokter-dokter spesialis dan sudah stand by, dan kami lakukan sift pada enam posko bencana,” tambahnya. (ade/fia/nat)

NGUNGSI: Para pengungsi di lokasi HIS terlihat beristirahat saat malam hari. Dua lokasi pengungsi yakni SIL dan HIS dalam waktu dekat akan dipindahkan dan dikosongkan. ( foto : Gamel/Cepos )

Lokasi Pengungsi SIL dan HIS Segera Dikosongkan

JAYAPURA-Disaat situasi Kota Sentani sedang dilanda musibah, ternyata ada saja pihak yang mencoba mencari keuntungan di tengah masa sulit masyarakat. Setelah sebelumnya Polres Jayapura mengamankan dua pria yang diduga melakukan pencurian di lokasi bencana.

Termasuk pernyataan salah satu anggota DPR Kabupaten Jayapura Cornelis Yanuaring soal posko siluman, kini hal lain mulai bermunculan yakni pengungsi siluman. Keberadaan warga yang tak terkena bencana namun bergabung seolah-olah ikut menjadi korban. 

 Ini dikatakan bisa memberi kesan buruk bagi pengungsi sebenarnya karena dengan sendirinya orang mulai ragu untuk memberikan bantuan karena dianggap tak tepat sasaran.  “Ya seperti itu, ini jadi pembahasan kami juga dan memang kurang bagus,” kata Humas Posko Bencana, Dodi Samiyana melalui ponselnya, Rabu (20/3) kemarin. 

Pria yang juga menjabat sebagai Kadiskominfo Kabupaten Jayapura ini menyampaikan bahwa sejatinya ada pengungsi yang tidak terkena banjir ataupun terkena dampak dan kondisi rumahnya masih baik serta layak ditempati tapi memilih bergabung dengan pengungsi lainnya.

Karena melihat ada moment bagus untuk mendapatkan bantuan gratis akhirnya kelompok-kelompok ini   bergabung dengan pengungsi sebenarnya. “Waktu hari pertama dan kedua kami data jumlah korban tak sebanyak ini. Tapi saat ini jumlah tersebut bertambah  makanya ini sedang kami inventarisir,” katanya. 

Seharusnya bantuan pemerintah dan warga ini diberikan kepada mereka yang benar-benar butuh tapi akhirnya berkurang untuk mereka yang tak seharusnya menerima bantuan. Sementara salah seorang tokoh gereja yang enggan menyebutkan namanya membenarnya adanya pengungsi abal-abal ini.  Ia menyebut dari jumlah yang ada tidak semua layak disebut korban. 

Dari pelayanan yang dilakukan di sekitar Pos 7, pria ini menyebut bahwa ada yang mengambil kesempatan. “Tapi untungnya saya memiliki data siapa saja yang memang terkena musibah dan siapa yang hanya ikut-ikutan. Kami prihatin juga karena seharusnya dari kejadian musibah ini kita berempati dan membantu yang lain, bukan justru mengambil hak orang lain,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Butuh Rp 201 M untuk Biayai Pemilu

Sementara itu, lokasi pengungsian di HIS dan SIL Sentani yang menjadi tempat penampungan para korban bencana banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura rencananya dikosongkan. Para pengungsi akan dipindahkan ke Stadion Barnabas Youwe, Hawai. 

Proses pemindahan ini harus dilakukan karena beberapa alasan. Purtama untuk mengumpulkan para pengungsi agar memudahkan proses pendistribusian bantuan termasuk untuk saling berkoordinasi. 

Kedua lokasi HIS dan SIL akan digunakan untuk memulai proses belajar mengajar. Jika tak dipindahkan maka dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar mengajar. Humas Posko Bencana, Dodi Samiyana menjelaskan bahwa saat ini total pengungsi berjumlah 10.055 yang terdiri dari 12 posko. Nah dengan jumlah yang cukup banyak ini diakui menyulitkan pemerintah untuk mendistribusikan bahan bantuan sehingga telah disepakati untuk dibuat lebih kecil yakni 6 titik pengungsi agar memudahkan.  

“Jadi dari 21 posko akan dipress menjadi 6 titik dan kami akan koordinasikan bagaimana caranya. Hanya saja kami lihat belum semua mau dipindahkan dan ini juga akan jadi masalah,” bebernya. 

Selain itu disebutkan bahwa kondisi pengungsi mulai mengalami penurunan fisik,  termasuk mulai diserang penyakit serta lingkungan yang mulai kurang bagus. Kata Dodi dari pemindahan ini akan sekaligus diinventarisir berapa jumlah pasti mulai dari pengungsi laki-laki, perempuan, termasuk bayi dan ibu yang hamil.

 “Untuk anak dan perempuan hamil tentu penanganannya berbeda sehingga dari pemindahan ini akan langsung didata,” jelasnya.  

Lokasi Bas Youwe sendiri dianggap tepat karena selain luas juga berada dititik yang mudah didatangi. Ini berbeda dengan lokasi pengungsi di gunung merah yang harus berputar lewat kehiran.

Hanya saja untuk waktu kapan akan digeser pihaknya masih terus berkoordinasi. “Ini masih kami koordinasikan, yang jelas dalam waktu dekat ini,” pungkasnya. 

Sementara koordinator posko di Stadion Basnabas Youwe, Yan Yoku menjelaskan bahwa pihaknya tinggal menunggu waktu untuk pemindahan. “Tadi dari petugas baik kepolisian maupun TNI sudah datang dan membantu menyiapkan semuanya. Hanya saja kami pikir jika menampung semuanya kemungkinan tetap tidak cukup jadi rencananya GOR Toware juga akan digunakan sebagai lokasi penampungan,” singkat Yan. 

Baca Juga :  Belum Bisa New Normal, R0 Papua Masih di Atas 1

Pasca bencana banjir bandang Kabupaten Jayapura, penyakit Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), banyak ditemukan pada korban pengungsi di lapangan. Kepala Dinas Kesehatan Provinasi Papua, dr. Aloysius Giyai, M.Kes., mengatakan, tim di lapangan sudah mengatasinya dengan memberikan penyuluhan dari sanitasi lingkungan. Bahkan, para tenaga medis terpaksa harus memberikan pelayanan kesehatan dengan cara mobile. “Dalam bencana banjir bandan  dan longsor di Kabupaten Jayapura, ada delapan cluster bidang kesehatan yang melayani masyarakat dalam penanganan bencana,” ucap Aloysius.

Dimana cluster bidang kesehatan mencakup penyedian farmasi dan logistik,  tanggap darurat, penanganan kesehatan emergency  dan semuanya telah digerakan. Termasuk semua rumah sakit, Puskesmas baik provinsi  maupun kabupaten bahkan lintas sektor seperti Biddokes Polda Papua, Kakesdam, dan semua sektor lain dalam bidang kesehatan.

“Untuk sub cluster identivikasi jenazah kami fokuskan di Rumah Sakit Bahyangkara, sementara cluster survelens  dimana ada tim yang survey jalan untuk meminimalisir penyakit-penyakit yang muncul dari korban pasca bencana,” paparnya.

Dikatakan, pelayanan rutinit di posko-posko pengungsian tetap dilaksanakan. Sementara  pelayanan mobile di lapangan dibantu oleh mahasiswa/mahasiswi. 

Terkait dengan pelayanan kesehatan di lapangan, Aloysius Giyai mengaku akan melakukan evaluasi khususnya menyangkut keluhan masyarakat dari luar Posko. Namun perlu diketahui kata Aloysius, cluster bidang kesehatan sejak kejadian bencana, Sabtu a (16/3)  malam sudah digerakan. Bahkan  tenaga medis bersama Biddokes Polda Papua dan Kakesdam berada di lapangan. “RSUD Jayapura bersama beberapa rumah sakit lainnya sudah menyiapkan dokter-dokter spesialis dan sudah stand by, dan kami lakukan sift pada enam posko bencana,” tambahnya. (ade/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya