JAYAPURA– Pemerintah Kota Jayapura nampaknya sudah tak bisa setengah – setengah lagi dalam menangani persoalan lingkungan. Kondisi curah hujan dengan intensitas yang tinggi sejak Selasa (17/12) hingga Rabu (18/12) siang memberi dampak pada banyak aspek.
Utamanya adalah aktifitas warga termasuk aktifitas pemerintahan yang ikut terganggu. Sektor ekonomi juga terdampak karena banyak warga tak bisa menjajakan barang jualannya. Pantauan Cenderawasih Pos dampak dari curah hujan ini sejumlah daerah tegenang banjir. Ada juga beberapa titik yang longsor. Contohnya di Abepura air tergenang setinggi mata kaki orang dewasa. Kemudian ruas jalan Kampung Yoka menuju Arso Kabupaten Keerom tertutup bebatuan berukuran besar yang longsor.
Di belakang Kantor Distrik Jayapura Selatan juga terjadi longsoran termasuk di Dok IX Distrik Jayapura Utara dimana Pasar Ikan tertimbun longsoran.
“Kami pikir siapapun pemimpin barunya ke depan tak bisa lagi setengah – setengah berbicara atau menangani persoalan lingkungan. Kita tahu dua kejadian tak mengenakkan di tahun 2015 dan tahun 2019 dimana Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura lumpuh akibat banjir bandang. Kondisi ini bisa berulang kapan saja jadi langkah mitigasi sudah harus ada,” beber Ronny Stanley dari organisasi lingkungan, Rumah Bakau Jayapura.
Disampaikan bahwa apabila pemimpin baru tidak memperhatikan soal dampak bencana atau musibah akibat lingkungan maka Kota Jayapura bisa mengulang cerita kelam. “Dan memperbaiki itu jauh lebih mahal ketimbang mengantisipasi,” bebernya.
Sementara dampak dari hujan deras kemarin terlihat kondisi basah dan tergenang juga dirasakan para pedagang di Pasar Youtefa Abepura.
Mereka mengaku bahwa sejak Selasa kemarin aktifitas jualan sempat lumpuh. Hal itu terjadi karena kondisi ruas jalan di dalam areal pasar tergenang banjir sehingga tidak dapat menempati lapak.
“Sejak Selasa kami tidak berjualan karena tempat dipenuhi lumpur,” ujar Agustina Kresna salah satu pedagang di Pasar Youtefa Abepura, Rabu (18/12).
Pedagang sayur ini sebagian menempati areal bagian pasar yang memang cukup rendah sehingga ketika hujan deras maka air akan menggenang.
Hampir seluruh jalan pada areal tersebut belum dibuatkan beton/rigit sehingga ketika hujan selalu menjadi langganan banjir. Kondisi ini diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk melanjutkan pengecoran jalan beton didalam areal pasar tersebut.
“Kalau jalan sudah bagus, kami bisa jualan dengan aman, tapi selama jalan di pasar ini tidak diperbaiki, maka setiap hujan pasti kami kewalahan untuk jualan,” tuturnya.
Sementara itu La Umi Mayang mengaku meski hujan, namun mereka tetap jualan, selain karena akses jalan sudah dicor beton, juga karena lapak mereka cukup memadai.
“Kami masih jualan, karena jalan di areal depan pasar ini sudah bagus, tapi memang jualan pakaian di musim hujan ini, omset menurun,” akunya.
Ia menyampaikan omset jelang natal ini masih stabil, hanya saja berharap pembangunan pasar tetap diperhatikan.
“Semoga ke depan pemimpin kota Jayapura bisa perhatikan pasar ini, karena masih ada jalan yang belum dibuatkan beton,” harapnya.
Terpisah salah satu pengunjung, Elenia Duus mengaku sangat senang berbelanja di Pasar Youtefa, sebab kebutuhan pokok hampir tersedia. Hanya saja kondisi jalan yang kurang memadai, sehingga di harapkan adanya perhatian pemerintah.
“Perhatikan jalan, karena jalan di pasar ini sangat rusak, bagus kalau lagi tidak hujan, tapi kalau hujan sangat becek,” tuturnya. (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos