Saturday, April 5, 2025
26.7 C
Jayapura

Aparat Tetap Siaga, Antisipasi Gejolak

    Otis sendiri merupakan anak dari Kepala Suku almarhum Aneb Murib. Ia mengungkapkan Statemen Pangdam atau TNI yang menyebut jika pelaku adalah OPM merupakan penyampaian yang salah.

   Anggota di lapangan salah dalam mengambil tindakan, mengingat ketiganya bukan OPM melainkan masyarakat biasa. “Bapak (Pangdam XVII Cenderawasih) punya anggota salah memberikan keterangan dan salah bertindak. Tolong ini diklarifikasi dan tim pencari fakta juga harus turun,” cecarnya.

    Karena kejadian penembakan itulah kata Otis akhirnya warga Orang Asli Papua (OAP) dan non OAP ini ikut konflik. Iapun meminta dampak dari konflik ini ditanggung oleh aparat, baik korban OAP maupun non OAP. Dan jika ingin mengejar OPM atau KKB pihaknya mempersilahkan. “Silahkan kejar (OPM/KKB) itu di luar kami, tapi jangan ganggu kami,” pintanya.

Baca Juga :  Akibat Miras, Kakak Tega Habisi Nyawa Adik Kandung

   “Sekarang kejadian kemarin (ricuh) itu selesai dan kami damai. Korban Dani dan korban pendatang itu harus dibayar. Kami juga punya darah merah dan kami juga Indonesia, jadi harus bayar. Jadi penyampaian TNI bahwa yang mereka tembak adalah OPM dan karena membela diri. Saya sampaikan bahwa yang ditembak adalah warga sipil,” tegas Otis.

Sementara Kamis sore dilakukan pertemuan antara muspida dan forkompimda halaman Mapolres Puncak Jaya. Disini  disampaikan soal kesepakatan sama – sama menjaga Puncak Jaya dan menyelesaikan masalah keamanan dengan bijak dan arif.  Kalaupun ada konsekwensi lain maka semua akan dilakukan secara musyawarah dan terbuka. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

Baca Juga :  PSU Papua di Tengah Hilangnya Rp 291 Miliar

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

    Otis sendiri merupakan anak dari Kepala Suku almarhum Aneb Murib. Ia mengungkapkan Statemen Pangdam atau TNI yang menyebut jika pelaku adalah OPM merupakan penyampaian yang salah.

   Anggota di lapangan salah dalam mengambil tindakan, mengingat ketiganya bukan OPM melainkan masyarakat biasa. “Bapak (Pangdam XVII Cenderawasih) punya anggota salah memberikan keterangan dan salah bertindak. Tolong ini diklarifikasi dan tim pencari fakta juga harus turun,” cecarnya.

    Karena kejadian penembakan itulah kata Otis akhirnya warga Orang Asli Papua (OAP) dan non OAP ini ikut konflik. Iapun meminta dampak dari konflik ini ditanggung oleh aparat, baik korban OAP maupun non OAP. Dan jika ingin mengejar OPM atau KKB pihaknya mempersilahkan. “Silahkan kejar (OPM/KKB) itu di luar kami, tapi jangan ganggu kami,” pintanya.

Baca Juga :  Empat Poin dari Kalimantan

   “Sekarang kejadian kemarin (ricuh) itu selesai dan kami damai. Korban Dani dan korban pendatang itu harus dibayar. Kami juga punya darah merah dan kami juga Indonesia, jadi harus bayar. Jadi penyampaian TNI bahwa yang mereka tembak adalah OPM dan karena membela diri. Saya sampaikan bahwa yang ditembak adalah warga sipil,” tegas Otis.

Sementara Kamis sore dilakukan pertemuan antara muspida dan forkompimda halaman Mapolres Puncak Jaya. Disini  disampaikan soal kesepakatan sama – sama menjaga Puncak Jaya dan menyelesaikan masalah keamanan dengan bijak dan arif.  Kalaupun ada konsekwensi lain maka semua akan dilakukan secara musyawarah dan terbuka. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

Baca Juga :  Kebakaran di Yoka Diduga Dilakukan Kelompok Massa

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya