Friday, June 20, 2025
24.7 C
Jayapura

Tiga Bulan Sudah Proses Belajar Mengajar di Anggruk Tak Berjalan Normal

JAYAPURA– Ketua Yayasan Serafim, Nehes Jon Fallo, mengungkapkan bahwa pasca penyerangan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 21 Maret 2025 lalu, proses pembelajaran di wilayah tersebut tidak berjalan normal. Situasi keamanan yang belum kondusif menjadi alasan utama dihentikannya aktivitas belajar mengajar secara langsung.

“Sehari setelah penyerangan, saya putuskan untuk menarik seluruh guru yang mengajar di Distrik Anggruk, termasuk di distrik lain yang totalnya berjumlah 32 distrik di Kabupaten Yahukimo,” ujar Nehes Jon Fallo saat ditemui di Jayapura, Selasa (17/6).

Ia menjelaskan bahwa wilayah Distrik Anggruk memiliki akses transportasi yang sangat terbatas, terutama dari pusat Kabupaten Yahukimo, sehingga sulit untuk menjamin keamanan guru yang bertugas di wilayah-wilayah rawan.

Baca Juga :  Wali Kota Minta Guru Tidak Mogok 

Meski guru-guru telah ditarik dari lokasi tugas, Yayasan Serafim tetap berupaya agar proses pendidikan tetap berjalan. Para siswa tetap diberikan tugas dan materi belajar melalui grup WhatsApp agar nilai akhir tetap bisa diperoleh.

“Untuk penilaian dan pengolahan nilai raport, tetap dilakukan oleh guru-guru kami dan diserahkan ke Yayasan Serafim, lalu dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo. Ini kami lakukan agar pendidikan anak-anak di Anggruk tetap berlanjut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yayasan Serafim juga memastikan hak-hak para guru tetap terpenuhi. Gaji mereka tetap dibayarkan, meski untuk sementara waktu tidak melaksanakan tugas mengajar di sekolah.

“Sampai sekarang guru-guru kami ditampung di tempat-tempat yang aman, seperti di Dekai (Yahukimo), Sentani, dan Wamena. Semua kebutuhan hidup mereka ditanggung sepenuhnya oleh yayasan,” tambah Nehes. Mengenai penempatan guru ke depannya, Nehes menjelaskan bahwa Yayasan Serafim akan menugaskan para guru di delapan distrik yang berada di bawah naungan Yayasan Pelayanan Injil (YAPELIN).

Baca Juga :  Ternyata Tertembak Busur Teman Sendiri, Buat Cerita Ngarang Karena Ketakutan

JAYAPURA– Ketua Yayasan Serafim, Nehes Jon Fallo, mengungkapkan bahwa pasca penyerangan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 21 Maret 2025 lalu, proses pembelajaran di wilayah tersebut tidak berjalan normal. Situasi keamanan yang belum kondusif menjadi alasan utama dihentikannya aktivitas belajar mengajar secara langsung.

“Sehari setelah penyerangan, saya putuskan untuk menarik seluruh guru yang mengajar di Distrik Anggruk, termasuk di distrik lain yang totalnya berjumlah 32 distrik di Kabupaten Yahukimo,” ujar Nehes Jon Fallo saat ditemui di Jayapura, Selasa (17/6).

Ia menjelaskan bahwa wilayah Distrik Anggruk memiliki akses transportasi yang sangat terbatas, terutama dari pusat Kabupaten Yahukimo, sehingga sulit untuk menjamin keamanan guru yang bertugas di wilayah-wilayah rawan.

Baca Juga :  Pemkot  Tak Sanggup Biayai Mahasiswa  Papua Unggul

Meski guru-guru telah ditarik dari lokasi tugas, Yayasan Serafim tetap berupaya agar proses pendidikan tetap berjalan. Para siswa tetap diberikan tugas dan materi belajar melalui grup WhatsApp agar nilai akhir tetap bisa diperoleh.

“Untuk penilaian dan pengolahan nilai raport, tetap dilakukan oleh guru-guru kami dan diserahkan ke Yayasan Serafim, lalu dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo. Ini kami lakukan agar pendidikan anak-anak di Anggruk tetap berlanjut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Yayasan Serafim juga memastikan hak-hak para guru tetap terpenuhi. Gaji mereka tetap dibayarkan, meski untuk sementara waktu tidak melaksanakan tugas mengajar di sekolah.

“Sampai sekarang guru-guru kami ditampung di tempat-tempat yang aman, seperti di Dekai (Yahukimo), Sentani, dan Wamena. Semua kebutuhan hidup mereka ditanggung sepenuhnya oleh yayasan,” tambah Nehes. Mengenai penempatan guru ke depannya, Nehes menjelaskan bahwa Yayasan Serafim akan menugaskan para guru di delapan distrik yang berada di bawah naungan Yayasan Pelayanan Injil (YAPELIN).

Baca Juga :  Wali Kota Minta Guru Tidak Mogok 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/