Friday, March 29, 2024
27.7 C
Jayapura

Polres Jayawijaya Lakukan Olah TKP

Terkait Pembunuhan Anggota Brimob dan Perampasan Dua Pucuk Senjata

WAMENA-Satu anggota Brimob Yon D Wamena atas nama Bripda Diego Rumaropen dilaporkan dibacok hingga  meninggal dunia di tempat oleh dua orang tak dikenal di wilayah Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (18/6) sekira pukul 15.20 WIT.

Selain membunuh korban, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api jenis sniper styer dan AK 101.

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, korban Bripda Diego Rumaropen mengikuti Danki Brimob Batalyon D Wamena, AKP. Rustam untuk menembak sapi karena diminta oleh pemiliknya atas nama Alex Matuan.

Usai menembak sapi, Danki Brimob Batalyon D Wamena menitipkan senpi jenis sniper styer pada korban yang juga membawa senjata AK 101 untuk melihat sapi yang tertembak.

Saat meninggalkan korban yang memegang dua senpi itu, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal datang dan langsung membacokan korban hingga korban tak berdaya dan tak sadarkan diri, kemudian senjata api yang dipegangnya dibawa kabur oleh dua orang tersebut.

Kapolres Jayawijaya, AKBP. Muh Safei AB, SE., membenarkan adanya penyerangan terhadap anggota Brimob di Distrik Napua.

“Korban sendiri kemungkinan meninggal dunia di tempat. Saat saya ke sana korban sudah meninggal dunia,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (18/6).

Untuk mengungkap kasus penyerangan yang menewaskan Bripda Diego Rumaropen, Polres Jayawijaya, Minggu (19/6) kemarin melakukan olah TKP yang dipimpin Kapolres Jayawijaya. Olah TKP ini juga mendapat perhatian Dansat Brimob Polda Papua Kombes Pol Budi Satrijo, SIK, MH., yang turun langsung ke lokasi.

Dalam olah TKP tersebut anggota Reskrim dan Inafsis memperhitungkan jarak anatara korban dan saksi-saksi yang pada saat itu ada di TKP, serta mensinkronkan keterangan awal yang didapat dari 5 orang saksi dengan kondisi yang ada di TKP. Namun hingga kemarin polisi belum bisa menyimpulkan hasil olah TKP.

Baca Juga :  Yonif R631/Antang Jadi Satgas Pamwil Obvitnas PTFI

Kapolres Muh Safei mengakui sudah melakukan olah TKP bersama tim dari Polda Papua atas perintah Kapolda Papua untuk datang ke Wamena untuk melakukan pengejaran terhadap terduga dua pelaku yang melakukan perampasan terhadap senpi anggota Brimob Polda Papua. Pihaknya juga sudah memberikan penjelasan kepada pihak keluarga soal langkah -langkah yang akan diambil.

“Kita menuju ke TKP untuk melihat kejadian yang sesungguhnya dan akan dikaitkan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) yang diberikan oleh para saksi yang ada di TKP pada saat kejadian. Setelah itu, akan dicocokan atau diakumulasi untuk melihat adanya kecocokan antara para saksi dan dirangkaikan dengan bukti yang ada di TKP. Kalau itu sudah selesai maka kita akan ramu dan meningkatkan ke penyidikannya seperti apa.” Jelasnya saat ditemui Cenderawasih Pos di Distrik Napua, Minggu (19/6).

Kapolres menyatakan terkait dua pelaku pembunuhan dan perampasan senjata, tim yang telah dibentuk sudah melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku. Tim yang melakukan pengejaran menurutnya belum bisa terhubung dengan dengan Polres Jayawijaya untuk menyampaikan sudah sampai di mana, karena komunikasi terputus atau mereka masih di luar jangkauan,

“Langkah -langkah yang sudah diambil selanjutnya kita melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama, untuk bisa menenangkan warga dan kepada kelompok-kelompok agar apabila ada dari mereka yang mengambil dua senpi itu agar bisa dikembalikan baik melalui tokoh agama dan siapapun yang melakukan pendekatan itu bisa diserahkan ke Kepolisian,” ujarnya.

Baca Juga :  Perkuat Konsolidasi dan Upaya Terukur Pembebasan Pilot Susi Air

Mengenai adanya dugaan kerja sama dengan pelaku, Kapolres Muha Safei menyebutkan, saat ini masih dalam rangkaian penyelidikan yang terus berjalan. Namun apabila ada dugaan kerja sama dengan pelaku, maka nanti akan ditingkatkan statusnya.

“Untuk membuktikan itu, kita lakukan identifikasi perhitungan jarak, titik A ke B berapa jauh untuk lebih akurat dilakukan penyelidikan,” jelasnya.

Olah TKP yang dilakukan kemarin menurut Safei, melibatkan tim yang disiapkan Polda Papua. Sehingga total personel yang diturunkan yaitu anggota Reskrim dan Inafis Polres Jayawijaya dan tim dari Polda Papua, sebanyak 50 orang. Selain itu, pihaknya juga sudah meminta keterangan lima orang saksi sejak Sabtu (18/6) dalam dan satu orang saksi masih akan dimintai keterangannya.

“Memang ada beda pendapat keterangan saksi, hanya saja nanti kita cocokan lagi dengan berita acara di TKP untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya,” tegasnya.

Kapolres Muh. Safei juga memastikan jika korban meninggal dunia berdasarkan keterangan saksi yang ada di TKP. Sementara itu, masih keterangan aksi, semua anggota yang ikut dengan masyarakat, semua berkumpul saat sapi itu telah ditembak. Dimana saksi yang ada di TKP sebanyak 4 orang.

“Waktu pengungkapan kasus ini tak terhingga waktunya sampai ditemukan pelaku.  Sementara untuk penggunaan senjata api menembak sapi nanti kita juga akan melihat SOP yang ada,” tutupnya. (jo/nat)

Terkait Pembunuhan Anggota Brimob dan Perampasan Dua Pucuk Senjata

WAMENA-Satu anggota Brimob Yon D Wamena atas nama Bripda Diego Rumaropen dilaporkan dibacok hingga  meninggal dunia di tempat oleh dua orang tak dikenal di wilayah Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (18/6) sekira pukul 15.20 WIT.

Selain membunuh korban, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api jenis sniper styer dan AK 101.

Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, korban Bripda Diego Rumaropen mengikuti Danki Brimob Batalyon D Wamena, AKP. Rustam untuk menembak sapi karena diminta oleh pemiliknya atas nama Alex Matuan.

Usai menembak sapi, Danki Brimob Batalyon D Wamena menitipkan senpi jenis sniper styer pada korban yang juga membawa senjata AK 101 untuk melihat sapi yang tertembak.

Saat meninggalkan korban yang memegang dua senpi itu, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal datang dan langsung membacokan korban hingga korban tak berdaya dan tak sadarkan diri, kemudian senjata api yang dipegangnya dibawa kabur oleh dua orang tersebut.

Kapolres Jayawijaya, AKBP. Muh Safei AB, SE., membenarkan adanya penyerangan terhadap anggota Brimob di Distrik Napua.

“Korban sendiri kemungkinan meninggal dunia di tempat. Saat saya ke sana korban sudah meninggal dunia,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (18/6).

Untuk mengungkap kasus penyerangan yang menewaskan Bripda Diego Rumaropen, Polres Jayawijaya, Minggu (19/6) kemarin melakukan olah TKP yang dipimpin Kapolres Jayawijaya. Olah TKP ini juga mendapat perhatian Dansat Brimob Polda Papua Kombes Pol Budi Satrijo, SIK, MH., yang turun langsung ke lokasi.

Dalam olah TKP tersebut anggota Reskrim dan Inafsis memperhitungkan jarak anatara korban dan saksi-saksi yang pada saat itu ada di TKP, serta mensinkronkan keterangan awal yang didapat dari 5 orang saksi dengan kondisi yang ada di TKP. Namun hingga kemarin polisi belum bisa menyimpulkan hasil olah TKP.

Baca Juga :  Terkendala Izin, RDP Wilayah Tabi Tidak Dilaksanakan

Kapolres Muh Safei mengakui sudah melakukan olah TKP bersama tim dari Polda Papua atas perintah Kapolda Papua untuk datang ke Wamena untuk melakukan pengejaran terhadap terduga dua pelaku yang melakukan perampasan terhadap senpi anggota Brimob Polda Papua. Pihaknya juga sudah memberikan penjelasan kepada pihak keluarga soal langkah -langkah yang akan diambil.

“Kita menuju ke TKP untuk melihat kejadian yang sesungguhnya dan akan dikaitkan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) yang diberikan oleh para saksi yang ada di TKP pada saat kejadian. Setelah itu, akan dicocokan atau diakumulasi untuk melihat adanya kecocokan antara para saksi dan dirangkaikan dengan bukti yang ada di TKP. Kalau itu sudah selesai maka kita akan ramu dan meningkatkan ke penyidikannya seperti apa.” Jelasnya saat ditemui Cenderawasih Pos di Distrik Napua, Minggu (19/6).

Kapolres menyatakan terkait dua pelaku pembunuhan dan perampasan senjata, tim yang telah dibentuk sudah melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku. Tim yang melakukan pengejaran menurutnya belum bisa terhubung dengan dengan Polres Jayawijaya untuk menyampaikan sudah sampai di mana, karena komunikasi terputus atau mereka masih di luar jangkauan,

“Langkah -langkah yang sudah diambil selanjutnya kita melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama, untuk bisa menenangkan warga dan kepada kelompok-kelompok agar apabila ada dari mereka yang mengambil dua senpi itu agar bisa dikembalikan baik melalui tokoh agama dan siapapun yang melakukan pendekatan itu bisa diserahkan ke Kepolisian,” ujarnya.

Baca Juga :  KPU Pastikan PSU Yalimo 26 Januari

Mengenai adanya dugaan kerja sama dengan pelaku, Kapolres Muha Safei menyebutkan, saat ini masih dalam rangkaian penyelidikan yang terus berjalan. Namun apabila ada dugaan kerja sama dengan pelaku, maka nanti akan ditingkatkan statusnya.

“Untuk membuktikan itu, kita lakukan identifikasi perhitungan jarak, titik A ke B berapa jauh untuk lebih akurat dilakukan penyelidikan,” jelasnya.

Olah TKP yang dilakukan kemarin menurut Safei, melibatkan tim yang disiapkan Polda Papua. Sehingga total personel yang diturunkan yaitu anggota Reskrim dan Inafis Polres Jayawijaya dan tim dari Polda Papua, sebanyak 50 orang. Selain itu, pihaknya juga sudah meminta keterangan lima orang saksi sejak Sabtu (18/6) dalam dan satu orang saksi masih akan dimintai keterangannya.

“Memang ada beda pendapat keterangan saksi, hanya saja nanti kita cocokan lagi dengan berita acara di TKP untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya,” tegasnya.

Kapolres Muh. Safei juga memastikan jika korban meninggal dunia berdasarkan keterangan saksi yang ada di TKP. Sementara itu, masih keterangan aksi, semua anggota yang ikut dengan masyarakat, semua berkumpul saat sapi itu telah ditembak. Dimana saksi yang ada di TKP sebanyak 4 orang.

“Waktu pengungkapan kasus ini tak terhingga waktunya sampai ditemukan pelaku.  Sementara untuk penggunaan senjata api menembak sapi nanti kita juga akan melihat SOP yang ada,” tutupnya. (jo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya