Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Nahkoda dan ABK Ditemukan Tewas

EVAKUASI: Tim Gabungan SAR Merauke saat mengevakuasi jenazah korban ledakan KM Sinar Maros III yang ditemukan mengapung di Kali Maro, Merauke, Minggu (19/5).( FOTO : Humas SAR Merauke for Cepos)

MERAUKE-Setelah 4 hari dinyatakan hilang sejak meledak dan terbakar, Kamis (16/5) sekitar pukul 13.00 WIT,   Bustang Laudding alias Gustam, nahkoda  KM Sinar Maros III  dan ABK KM Sinar Maros III bernama Sadih (bukan Sandi) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Jenazah kedua korban ditemukan mengapung di Kali Maro, Kabupaten Merauke,  Minggu (19/5). Kedua jenazah yang ditemukan di dua lokasi yang berbeda tersebut langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke. 

Humas    kantor    Pencarian dan Pertolongan, Kabupaten  Merauke, Darmawan yang dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.

Menurut Darmawan, jenazah yang pertama kali ditemukan yaitu jenazah Bustang Laudding alias Gustam yang merupakan nahkoda KM Sinar Maros III.

“Jenazahnya ditemukan sekira pukul 07.30 WIT mengapung di Kali Maro tepatnya pada koordinat  08⁰28’46,6” S – 140⁰25’51” E berjarak  sekitar 1,29 Km dari lokasi awal kejadian,” ungkap Darmawan saat dihubungi Cenderawasih Pos, Minggu (19/5). 

Selanjutnya sekira pukul pukul 12.30 WIT, kembali ditemukan jenazah di tepi Sungai Maro pada koordinat 08⁰28’36,40” S – 140⁰25’10,41” E berjarak 44,2 meter dari lokasi awal kejadian. 

Darmawan menyebutkan, saat ditemukan kaki kiri sebatas lutut korban terlihat  muncul di antara tanaman eceng gondok yang sangat banyak di sekitar  korban.  Jenazah kemudian dimasukkan ke kantong  jenazah dan dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke. 

Baca Juga :  Tugas Bupati Jaga Persaudaraan di Mimika

“Jenazah diketahui bernama Sadih alias Sadhi atau yang sebelumnya dilaporkan bernama Sandi berjenis kelamin laki-laki yang juga salah satu korban kecelakaan kebakaran KM. Sinar Maros III,” bebernya. 

Dengan ditemukannya kedua korban ini, Darmawan mengatakan seluruh unsur yang terlibat di lapangan dalam melakukan pencaharian beserta peralatan ditarik kembali ke kesatuan masing-masing. “Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup karena kedua  korban KM Sinar Maros yang   hilang telah berhasil ditemukan,” pungkasnya.

Sementara itu, untuk mengungkap penyebab meledaknya KM Sinar Maros III yang mengakibatkan dua kapal lainnya terbakar serta menewaskan 4 orang yaitu 1 nahkoda dan 3 ABK KM Sinar Maros III, Polres Merauke  terus melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan berbagai  bukti serta meminta keterangan kepada sejumlah saksi.  

Kapolres   Merauke, AKBP. Bahara  Marpaung, SH., mengungkapkan, penyidik Polres Merauke sudah meminta keterangan 7 orang saksi. 

“Itu nanti  akan dilakukan olah TKP ulang dan pemeriksaan saksi-saksinya.  Nanti kalau sudah olah TKP dan  pemeriksaan saksi kemudian  dianalisasi. Apakah   terjadi sebenarnya. Apakah musibah, ada unsur kelalaian atau kesegajaan. Karena permasalahannya di sini  bahwa ada korban.  Kalau   korban   yang mengisikan ke dalam drum  itu  yang lalai dan  meninggal dunia  ini yang sedikit repot.   Tapi  kita dalami dulu sebelum kita simpulkan,” ungkap Kapolres Bahara Marpaung di sela-sela buka puasa bersama    pengurus dan wasit Pengkab PBVSI  Kabupaten Merauke.

Baca Juga :  Welcome Papi Jacko

Kendala lain yang dihadapi dalam penyelidikan kasus ini yaitu barang bukti dua kapal yang terbakar sudah tidak bisa dijadikan sebagai barang bukti. Pasalnya kapal pengangkut BBM yang meledak dan terbakar yaitu KM. Sinar Maros III dan KM. Samudera Jaya 99 terbawa arus dan akhirnya tenggelam.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, telah dilakukan visum luar oleh tim medis dan tim identifikasi Polres Merauke terhadap dua jenazah yang sudah ditemukan itu.

“Jenazah korban masih berada di ruang jenasah RSUD Merauke dan selanjutnya akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Ermasu, Kabupaten Merauke,” tambahnya.

Penemuan jenazah ini bermula saat dua warga Auleria dan Yosenta hendak pergi mencari udang di areal Pelabuhan Tunas Jaya. Saat berada di pelabuhan, saksi Auleria melihat mayat yang dalam posisi terdampar di anjungan depan kapal  LCT Mujur Abadi.

Melihat mayat tersebut, Aulerial dan Yosenta menghubungi ketua RT Pelabuhan Kondap yang selanjutnya menghubungi Basarnas dan identifikasi Polres Merauke untuk mengevakuasi jenazah tersebut.  (ulo/fia/nat) 

EVAKUASI: Tim Gabungan SAR Merauke saat mengevakuasi jenazah korban ledakan KM Sinar Maros III yang ditemukan mengapung di Kali Maro, Merauke, Minggu (19/5).( FOTO : Humas SAR Merauke for Cepos)

MERAUKE-Setelah 4 hari dinyatakan hilang sejak meledak dan terbakar, Kamis (16/5) sekitar pukul 13.00 WIT,   Bustang Laudding alias Gustam, nahkoda  KM Sinar Maros III  dan ABK KM Sinar Maros III bernama Sadih (bukan Sandi) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Jenazah kedua korban ditemukan mengapung di Kali Maro, Kabupaten Merauke,  Minggu (19/5). Kedua jenazah yang ditemukan di dua lokasi yang berbeda tersebut langsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke. 

Humas    kantor    Pencarian dan Pertolongan, Kabupaten  Merauke, Darmawan yang dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan mayat tersebut.

Menurut Darmawan, jenazah yang pertama kali ditemukan yaitu jenazah Bustang Laudding alias Gustam yang merupakan nahkoda KM Sinar Maros III.

“Jenazahnya ditemukan sekira pukul 07.30 WIT mengapung di Kali Maro tepatnya pada koordinat  08⁰28’46,6” S – 140⁰25’51” E berjarak  sekitar 1,29 Km dari lokasi awal kejadian,” ungkap Darmawan saat dihubungi Cenderawasih Pos, Minggu (19/5). 

Selanjutnya sekira pukul pukul 12.30 WIT, kembali ditemukan jenazah di tepi Sungai Maro pada koordinat 08⁰28’36,40” S – 140⁰25’10,41” E berjarak 44,2 meter dari lokasi awal kejadian. 

Darmawan menyebutkan, saat ditemukan kaki kiri sebatas lutut korban terlihat  muncul di antara tanaman eceng gondok yang sangat banyak di sekitar  korban.  Jenazah kemudian dimasukkan ke kantong  jenazah dan dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Merauke. 

Baca Juga :  Tugas Bupati Jaga Persaudaraan di Mimika

“Jenazah diketahui bernama Sadih alias Sadhi atau yang sebelumnya dilaporkan bernama Sandi berjenis kelamin laki-laki yang juga salah satu korban kecelakaan kebakaran KM. Sinar Maros III,” bebernya. 

Dengan ditemukannya kedua korban ini, Darmawan mengatakan seluruh unsur yang terlibat di lapangan dalam melakukan pencaharian beserta peralatan ditarik kembali ke kesatuan masing-masing. “Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup karena kedua  korban KM Sinar Maros yang   hilang telah berhasil ditemukan,” pungkasnya.

Sementara itu, untuk mengungkap penyebab meledaknya KM Sinar Maros III yang mengakibatkan dua kapal lainnya terbakar serta menewaskan 4 orang yaitu 1 nahkoda dan 3 ABK KM Sinar Maros III, Polres Merauke  terus melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan berbagai  bukti serta meminta keterangan kepada sejumlah saksi.  

Kapolres   Merauke, AKBP. Bahara  Marpaung, SH., mengungkapkan, penyidik Polres Merauke sudah meminta keterangan 7 orang saksi. 

“Itu nanti  akan dilakukan olah TKP ulang dan pemeriksaan saksi-saksinya.  Nanti kalau sudah olah TKP dan  pemeriksaan saksi kemudian  dianalisasi. Apakah   terjadi sebenarnya. Apakah musibah, ada unsur kelalaian atau kesegajaan. Karena permasalahannya di sini  bahwa ada korban.  Kalau   korban   yang mengisikan ke dalam drum  itu  yang lalai dan  meninggal dunia  ini yang sedikit repot.   Tapi  kita dalami dulu sebelum kita simpulkan,” ungkap Kapolres Bahara Marpaung di sela-sela buka puasa bersama    pengurus dan wasit Pengkab PBVSI  Kabupaten Merauke.

Baca Juga :  Welcome Papi Jacko

Kendala lain yang dihadapi dalam penyelidikan kasus ini yaitu barang bukti dua kapal yang terbakar sudah tidak bisa dijadikan sebagai barang bukti. Pasalnya kapal pengangkut BBM yang meledak dan terbakar yaitu KM. Sinar Maros III dan KM. Samudera Jaya 99 terbawa arus dan akhirnya tenggelam.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan, telah dilakukan visum luar oleh tim medis dan tim identifikasi Polres Merauke terhadap dua jenazah yang sudah ditemukan itu.

“Jenazah korban masih berada di ruang jenasah RSUD Merauke dan selanjutnya akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Ermasu, Kabupaten Merauke,” tambahnya.

Penemuan jenazah ini bermula saat dua warga Auleria dan Yosenta hendak pergi mencari udang di areal Pelabuhan Tunas Jaya. Saat berada di pelabuhan, saksi Auleria melihat mayat yang dalam posisi terdampar di anjungan depan kapal  LCT Mujur Abadi.

Melihat mayat tersebut, Aulerial dan Yosenta menghubungi ketua RT Pelabuhan Kondap yang selanjutnya menghubungi Basarnas dan identifikasi Polres Merauke untuk mengevakuasi jenazah tersebut.  (ulo/fia/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya