Dikatakan ada dana Rp 16 miliar lebih untuk uang makan di kesekretariatan yang dicurigai belum dipertanggungjawabkan.
“Beberapa kali kami datang mempertanyakan tapi situasinya begitu – begitu sehingga tadi kami langsung bawa spanduk dan orasi di depan Polda. Tadi kami ketemu kanitnya dan disampaikan bahwa prosesnya masih berjalan. Mereka (penyidik) sudah turun ke daerah namun masih ada yang harus dilengkapi,” tambahnya.
Dikatakan kasus dugaan korupsi ini masih membutuhkan keterangan dari mantan berdahara berinisial WK termasuk dari inspektorat. Awom menyampaikan bahwa jika kesulitan maka kekuatan negara perlu diturunkan.
“Karena ini institusi negara jadi perlu menggunakan kekuatan mencari para pelaku. Ini cukup besar dan kalau tidak tuntas maka keenakan pelakunya. Kami beri waktu 2 hingga 3 minggu untuk kami kembali dan mempertanyakan lebih detail sebab kami lihat semacam kurang diseriusi,” imbuhnya.
“Sekali lagi kami berharap penyidik tipikor bisa lebih menseriusi ini. Jangan Sekda Keerom bisa dieksekusi tapi yang Tolikara tidak bisa. Yang jelas kami mendukung kerja kerja polisi yang dilakukan penyidik Tipikor,” tambahnya lagi.
Sementara Direskrimsus Polda Papua, Kombes Pol Ade Sapari yang dihubungi via WhatsApp sedari pukul 12.11 WIT tidak mendapat jawaban. Namun Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady menyampaikan bahwa kasus dugaan korupsi yang dimaksud sementara dalam pengembangan.
“Sementara masih pengembangan penyidikannya,” singkat Benny. Aksi yang dilakukan mulai pukul 10.00 WIT hingga pukul 11.00 WIT ini akhirnya selesai dan sekelompok pemuda tadi membubarkan diri. (ade/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos