Sekolah di Daerah Pinggiran Belum Rasakan, Padahal Lebih Butuh MBG
JAYAPURA-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan di Kota Jayapura kembali mendapat sorotan. Anggota DPRK Jayapura, Christian Ireeuw, menilai penyaluran MBG masih belum merata, terutama di kawasan pinggiran seperti Skouw, Distrik Muara Tami. Hingga November 2025, ia menyebut distribusi MBG masih terpusat di wilayah perkotaan, sementara sekolah-sekolah di daerah perbatasan tersebut belum merasakan program ini secara optimal.
Christian menegaskan bahwa penyaluran MBG seharusnya mempertimbangkan skala kebutuhan setiap wilayah. Menurutnya, masyarakat di daerah perkotaan relatif tidak lagi menghadapi persoalan serius terkait akses terhadap makanan, sementara daerah terpencil dan kampung-kampung justru lebih membutuhkan intervensi program gizi dari pemerintah.
“Di wilayah kota mestinya bukan sesuatu yang urgent tentang MBG, sebab masyarakat di daerah perkotaan masalah makan sudah tidak terlalu dipersoalkan lagi. Fokusnya harusnya ke kampung-kampung, ke wilayah terpencil, termasuk Skouw. Tapi sekarang justru penyalurannya dari kota baru ke kampung,” ujarnya, Sabtu (15/11).
Ia berharap Badan Gizi Nasional (BGN) dapat mengevaluasi distribusi sehingga pelaksanaan MBG sesuai dengan semangat awal program tersebut, yaitu pemerataan gizi untuk seluruh anak sekolah, terutama yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan akses.
“Saya kurang tahu di daerah Skouw dapurnya dipusatkan di mana. Saya harap ini jadi perhatian pihak BGN,” tambahnya.
Selain pemerataan distribusi, Christian juga menyoroti pentingnya penyusunan menu MBG yang mengutamakan bahan pangan lokal. Menurutnya, pemanfaatan produk lokal bukan hanya memberikan nilai gizi yang baik, tetapi juga menjadi sarana pelestarian kuliner tradisional Papua bagi anak-anak.