
Kondisi Dua PDP Covid-19 di Merauke Stabil, Secara Nasional Kasus Bertambah Jadi 227
JAYAPURA- Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, menjelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua tak lain dengan terus memperbarui informasi terkait kondisi Papua dalam kaitannya dengan pencegahan penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Papua.
“Pertama, kita tampilkan data hari per hari tentang kondisi kita di Papua. Nanti bisa akses datanya di Dinas Kesehatan Provinsi Papua terkait apakah ada penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Bagaimana hasil pemeriksaan sampel dari lab, hingga informasi apakah sudah ada atau belum pasien yang positif Covid-19 atau bahkan pasien positif Covid-19 yang meninggal,” jelas dr. Silwanus Sumule, Rabu (18/3) kemarin.
“Semua informasi lainnya yang berkaitan dengan penanganan pencegahan Covid-19 di Papua dapat diakses datanya di Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Untuk mendukung publikasi informasi, website akan kita upayakan. Call center pun mudah-mudahan dalam 1 – 2 hari sudah bisa aktif di nomor 1 500 671,” sambungnya.
Sumule mengaku bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyebaran Covid-19 yang boleh dikata makin masif, bukan hanya di dunia, melainkan pula khususnya di Indonesia.
“Seperti meliburkan aktivitas sekolah, serta aktivitas perkantoran yang dilakukan dari rumah. Kemudian, tak henti-hentinya memberikan imbauan masyarakat untuk menjaga social distancing-lebih banyak berada di rumah,” akunya.
Dengan kata lain, keluar hanya boleh dilakukan dengan alasan yang kuat yang penting dan karena terpaksa saja. Sebaliknya, jikalau tidak terlalu penting, maka disarankan untuk tetap berada di rumah.
“Pembatasan sosial harus dilakukan oleh masyarakat. Jadi, sebaiknya, lebih banyak beraktivitas di rumah. Jangan kumpul-kumpul atau berada di tengah banyak orang. Itu yang paling utama, di mana banyak negara telah menerapkan sistem ini dan berhasil,” tambahnya.
“Kemudian, menjaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan. Kalau tidak ada hand sanitizer, maka cukup dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan membilasnya di air mengalir. Demikian, cuci tangan yang bersih itu sudah sangat membantu pencegahan penyebaran Covid-19,” pungkasnya.
Terkait upaya pencegahan maupun penanganan virus Covid-19 di Provinsi Papua diakuinya masih terkendal alat pelindung diri (APD) dalam hal ini untuk petugas medis.

“Kendala kita hari ini ialah kekurangan APD. Sudah ada perintah bagi untuk untuk mencari di Surabaya dan Semarang. Saat ini sudah kami datangkan 30 APD dan 120 APD lagi akan menyusul untuk membantu teman-teman melindungi diri supaya bisa mengambil sampel,”tuturnya.
Ditanya apakah jumlah APD tersebut sudah mencukupi kebutuhan atau tidak, dr. Sumule menjelaskan bahwa kebutuhannya mencapai sekiranya 5000 APD.
“Baru tiba 30 APD kemarin. Nanti akan datang lagi 120 APD. Kalau ditanya jumlah yang sudah didatangkan ini mencukupi atau tidak, maka itu tergantung berapa banyak kasus yang kita tangani di Papua. Namun, kebutuhan kita sekiranya mencapai 5000 APD. Ini yang kita upayakan untuk bisa dapat,” tambahnya.
Sementara itu, kondisi 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Rumah Sakit Umum Daerah Merauke masih tetap stabil. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita ketika dihubungi lewat telepon mengungkapkan bahwa kondisi kedua pasien tersebut baik dan tidak ada masalah.
“Kalau kondisinya ada baik-baik saja dan tidak ada masalah,’’ kata Nevile, Rabu (18/3).
Nevile menjelaskan bahwa status kedua pasien tersebut masih PDP. Karena untuk sampel pasien pertama, laki-laki berumur 46 tahun baru dikirim ke Balitbangkes, Selasa (17/3).
‘’Kita masih menunggu hasilnya seperti apa. Tapi, nanti kita dikirimkan notice saja. Kalau dia negatif maka kita akan dikirimkan. Tapi kalau positif maka yang berwenang mengumumkan adalah pusat. Tapi kita berharap, hasilnya negatif,’’ terangnya.
Sementara pasien PDP kedua, seorang laki-laki berumur 51 tahun, menurut Nevile, pesimennya akan segera dikirim ke Balitbangkes Jakarta.
Menyangkut 52 orang dalam pemantauan (ODP) dari pasien PDP pertama, Nevile menjelaskan bahwa sampai kemarin tidak ada tambahan.
‘’Sampai sekarang belum ada tambahan. Jumlahnya masih tetap 52 orang dalam pemantauan tenaga medis,’’ jelasnya.
Dikatakan, pemantauan medis ini dilakukan langsung oleh petugas dari Puskesmas terdekat dimana ODP tersebut berdomisili. Dimana, petugas akan mengikuti perkembangan kesehatan dari setiap ODP tersebut. Karena itu , nomor handphone dari orang dalam pemantauan tersebut diambil oleh petugas yang kesehatan yang melakukan pemantauan. ‘’Tapi juga mengunjungi sekali dalam dua hari untuk melakukan pemeriksaan secara langsung guna mengetahui perkembangan kondisi kesehatannya,’’ tuturnya.
Meski hasil pemeriksaan pesimen terhadap kedua PDP tersebut belum diketahui, namun Nevile Muskita mengimbau warga yang pernah melakukan kontrak dengan kedua PDP tersebut untuk segera melaporkan kepada petugas kesehatan yang ada untuk bisa segera dilakukan langkah-langkah antisipasi lewat karantina mandiri di rumah. ‘’’Ya, minimal dilakukan karantina mandiri selama 14 hari untuk bisa memastikan bahwa tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena prosedurnya begitu,’’ tambahnya.
Sekadar diketahui, sampai Selasa (17/3), RSUD Merauke telah merawat orang dalam pengawasan terduga tertular virus Corona atau Covid-19. Kedua pasien dalam pengawasan tersebut diisolasi di RSUD Merauke. Untuk PDP pertama, mengalami keluhan, batuk dan sakit tenggorokan dan pernah melakukan pertemuan di Bogor dimana salah satu peserta dari kegiatan tersebut positif Corona dan meninggal di Solo. Kemudian pasien kedua., laki-laki 51 tahun juga mengalami gejala yang sama dimana melakukan perjalanan ke Jakarta yang diketahui sudah ada pasien Covid-19.
Sementara itu untuk mencegah penularan virus Covid-19, Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua masih terus melakukan penyemprotan di sejumlah fasilitas umum di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Dari pantauan Cenderawasih Pos, Rabu (18/3) pagi kemarin, petugas PMI Provinsi Papua melakukan penyemprotan desinfektan di Bandara Sentani. Selain Bandara Sentani, PMI Jayapura juga melakukan penyemprotan di fasiltas umum lainnya serta perkantoran seperti gedung DPR Papua dan kantor swasta.
Sementara hingga kemarin (18/3), jumlah pasien yang positif tertular Covid-19 adalah sejumlah 227 orang.
Juru bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan bahwa pada pengumuman sebelumnya yang digelar pada 17 Maret 2020 pukul 12.00 WIB, total 172 orang positif tertular virus Covid-19. Kemudian pada perkembangannya, hingga hari Rabu, tanggal 18 Maret 2020 hingga pukul 12.00 WIB terdapat penambahan 55 kasus baru. “Sehingga sampai tanggal 18 Maret, total pasien positif Covid-19 berjumlah 227 orang,” jelas Yuri kemarin.
Dari pertambahan 55 kasus tersebut, 4 kasus baru ditemukan di Provinsi Banten, 1 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 30 kasus baru di DKI Jakarta, 12 kasus di Jawa Barat, 2 kasus di Jawa Tengah, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus di Lampung, 1 kasus di Riau, serta 1 kasus di Kalimantan Timur sehingga total 53 kasus.
“Ditambah lagi deteksi kasus lewat epidemiologi dan pelaporan mandiri ditemukan 2 kasus, jadi total pertambahan 55 kasus baru,” jelas Yuri.
Sementara untuk kasus yang sudah sembuh dan bisa dipulangkan, Yuri menyebut sejauh ini total 11 orang dengan rincian 1 kasus dari Banten, 9 kasus dari DKI Jakarta, serta 1 kasus dari Jawa Barat.
Korban meninggal akibat terpapar virus Covid-19 hingga kemarin mencapai 19 orang. Yuri mengakui ada beberapa miss komunikasi karena Rumah Sakit di daerah belum melaporkan kasus kematian namun data sudah diperbaiki. Hingga 18 Maret 2020 jumlah pasien meninggal berjumlah 19 orang.
Dari 19 orang tersebut, 1 orang berasal dari Bali, 1 orag dari Banten, 12 orang dari DKI Jakarta, 1 orang dari Jawa Barat, 2 orang dari Jawa Tengah, 1 orang dari Jatim, serta 1 orang dari Sumatera Utara. “Kesimpulan akumulasinya saat ini jumlah kasus positif 227 orang, penderita sembuh dan boleh pulang 11 orang, serta 19 orang meninggal,” kata Yuri.
Yuri memperkirakan bahwa perkembangan jumlah penderita secara keseluruhan masih akan terus meningkat. Saat ini kata Yuri memang fase akselerasi naik. ”Ini gambaran yang bisa dimaklumi dan lazim di fase-fase awal Covid-19. Kita berharap ini tidak terjadi terlalu panjangn dan pada bulan April mendatang sudah ada hasilnya dan virus sudah terkendali,” jelasnya.
Saat ini contact tracing terus digiatkan oleh tenaga Dinas Kesehatan di semua daerah. Kesadaran dari seluruh masyarakat juga mulai tumbuh dan melapor ke rumah sakit. Ini juga merupakan faktor yang menyebabkan pasien terus naik. Hal ini kata Yuri juga harus direspon dengan terus menambah kapasitas sistem layanan kesehatan sehingga tidak terjadi gap.
Setelah bertemu dengan perwakilan asosiasi rumah sakit seluruh Indonesia, Yuri mengatakan beberapa RS swasta sudah menyiapkan diri untuk mendedikasikan seluruh tempat tidur untuk pasien penyakit Corona. 3 RS dengan kapasitas total 304 bed adalah RS Siloam Kelapa Dua, RS Mitra Keluarga Jatiasih, serta RS Hermina Karawang.
Selain itu, jaringan laboratotium untuk pemeriksaan spesimen juga diperluas. Diantaranya adalah jaringan Laboratorium Siloam, Kalbe dan jaringan Laboratorium Bunda Group. ”Ini tentu menggembirakan. Dengan cara ini maka deteksi dini dan penemuan cepat kasus bisa dilaksanakan dengan maksimal,” kata Yuri.
Kondisi Para Pejabat
Yuri menambahkan para Pejabat negara baik tingkatan menteri hingga pembatu-pembantunya juga terus melaksanakan medical check up di RS yang telah ditunjuk. Namun karena sifat dari general check up yang rahasia, maka Kemenkes tidak berhak untuk mengungkapkan hasil lainnya. “Kecuali pasien positif maka kami akan pertimbangkan ulang,” katanya.
Selain itu Yuri menyebut kabar baik bahwa staf RS Mitra Keluarga Depok tempat pasien kasus 1 dan 2 pertama kali dirawat sudah selesai menjalani masa observasi selama 14 hari. Total 71 staf medis tersebut dinyatakan sehat dan negatif Corona. ”Saat ini sudah berfungsi melaskankana tugasnya seprti biasa,” katanya.(gr/ulo/nat/tau/JPG)