“Kami menerima program pemerintah itu, kami sudah pernah merasakan manfaat dari itu. Waktu kita kerja sama dengan UNICEF melalui kerjasama dengan pemerintah kota,” ungkap Alfrets. Lebih lanjut Alfrets menjelaskan bahwa pihaknya menjalankan program MBG tersebut dari UNICEF kurang lebih enam bulan lamanya atau satu semester. Dan hasil kata kepala sekolah itu cukup memuaskan anak-anak mempunyai kemajuan dalam semangat belajar.
Kata Alfrets program itu dahulu hanya mendapatkan satu kali dalam seminggu artinya tidak setiap hari. Jika dibandingkan dengan program pemerintah sekarang ini yang mengharuskan setiap hari setiap hari mendapatkan MBG, maka dipastikan anak-anak mempunyai semangat belajar dan gizi para siswa meningkat.
“Waktu kami melihat anak-anak kami saat itu mendapatkan makan pagi, itu mereka lebih semangat dalam partisipasi belajar semakin bagus. Karena makan pagi dirumah atau di asrama belum tentu bergizi seperti yang didapatkan di sekolah,” ungkap Alfrets. Oleh karena itu dirinya pun tidak mengizinkan anak muridnya untuk terlibat dalam aksi demo yang di gelar oleh SPWP sebagai bentuk penolakan terhadap program MBG.
Ini diperkuat dengan pengakuan peserta demo yang menyebut bahwa mereka turun melakukan demo karena diarahkan oleh salah satu koordinator KNPB wilayah Sentani yakni ZL. Satu persatu akhirnya menceritakan bahwa demo ini memang diseting dan diperintah oleh ZL. “Kami turun aksi karena diarahkan oleh kakak ZL lewat grup solidaritas pelajar dan saya ditunjuk menjadi koordinator,” kata Emiron salah satu pelajar dalam video pengakuannya usai diamankan, Senin (17/2)