Thursday, March 28, 2024
26.7 C
Jayapura

Pimpinan KKB Kali Kopi Ditembak Mati

KETERANGAN PERS: Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kabinda Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon saat keterangan persnya di Rupatama Polda Papua, Senin (17/8). ( FOTO: Elfira/Cepos)

*TPNPB  Klaim Tembak Pesawat Sipil Dengan Tiga Peluru

JAYAPURA-Satu pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Mimika ditembak mati oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) TNI-Polri di Markas Kali Kopi Kabupaten Mimika, Minggu (16/8).

Pimpinan KKB bernama Hengki Wanmang itu ditembak mati setelah sebelumnya aparat gabungan melakukan pengintaian lewat udara dan darat.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, kejadian berawal pada  Kamis (13/8), dimana  tim gabungan TNI-Polri melakukan penyelidikan ke markas KKB Kali Kopi. Dalam penyelidikan tersebut, pasukan dibagi menjadi tiga kelompok untuk tiga sasaran yaitu Markas Kali Kopi Baru dan Lama serta Markas Baru Amoko.

“Pelaku dilumpuhkan hingga meninggal dunia, ketika dilakukan penyisiran di sekitaran TKP. Ditemukan barang bukti ratusan butir peluru tajam dan senjata,” ucap Kapolda Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kabinda Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon saat memberikan keterangan pers di Rupatama Polda Papua, Senin (17/8).

Lanjut Kapolda, peran tersangka Hengki Wanmang dalam  KKB yakni sejak meninggalnya Theni Kwalik Panglima Makodam III Kali Kopi tahun 2018. Sejak saat itu, Hengky Wanmang bersama Joni Botak mengambil peran sebagai pimpinan KKB Kali Kopi sebelum ada pengganti panglima yang baru.

Hengky Wanmang merupakan orang yang mengajak beberapa KKB Pegunungan Tengah untuk masuk ke Tembagapura guna melakukan aksi gangguan di areal PT. Freeport Indonesia. Hengky Wanmang juga diketahui ikut Deklarasi KKB Gabungan Papua di Ilaga, Kabupaten Puncak pada 1 Agustus 2020 yang bertujuan melakukan aksi gangguan penembakan di Tembagapura. 

Setelah deklarasi Hengky Wanmang mempersiapkan tempat dan bahan makanan untuk rombongan KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen di Tembagapura.

Pada tahun 2009, Hengky Wanmang sebelumnya pernah diamankan terkait rangkaian aksi penembakan di areal PT. Freeport Indonesia.  Di antaranya penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 52 Tembagapura pada 11 Juli 2009 dengan korban meninggal dunia  Drew Nicholas Grant warga negara Australia.

Baca Juga :  Skenario Pembunuhan Terencana Matang

Termasuk aksi penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 51 Tembagapura pada 12 Juli 2009 dengan korban meninggal dunia Markus Ranteallo. Dalam aksi ini juga beberapa orang dan dua anggota Polisi mengalami luka-luka yaitu Edi Piter Bunga, Markus, Petrus Padang, Kamarudin, Iptu Adam Hari dan AKP Anggun Cahyono.

Tersangka juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 54 Tembagapura, pada 15 Juli 2009. Dalam aksi penembakan tersebut, lima anggota Polisi mengalami luka-luka yaitu Bripka Jemi Reinhard, Briptu Abraham, Bripda Sumaji, Briptu Saldis Rumaropen dan Briptu Supriadi. “Selama bergabung dalam KKK, tersangka diketahui terlibat beberapa aksi di Papua,” bebernya.

Selain itu, Hengky Wamang menurut Kapolda Paulus Waterpauw juga terlibat dalam aksi penyanderaan masyarakat dan karyawan PT. Freeport di Kampung Banti dan Kampung Kimbeli pada tahun 2017. Serta aksi pembakaran ID card karyawan PT Freeport Indonesia pada 16 Februari 2018 di Kampung Kimbeli, Tembagapura.

“Hengky juga berperan sebagai orang yang menyuruh melakukan sekaligus sebagai pelaku pembakaran dalam aksi pembakaran SD Banti dan RS Banti tanggal 24 Maret 2018 di Kampung Banti Tembagapura,” tambahnya. 

Tidak hanya itu, Hengky Wamang menurut Waterpauw juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap 3 triler, 2 Lwb dan 1 unit rantis di MP 60 pada tanggal 1 Desember 2017. Termasuk penembakan di MP 61 Tembagapura dengan korban luka Adventus Unggu Nugroho terluka.

Aksi terakhir yang dilakukan Hengky Wamang yaitu penembakan yang terjadi di Kuala Kencana pada tanggal 30 maret 2020 lalu. Dalam aksi ini, Hengky Wamang bersama kelompoknya menembak karyawan PT. Freeport yang mengakibatkan seorang karyawan WNA atas nama Graeme Thomas Wael meninggal dunia dan dua karyawan lainnyaUcok Simanulangkit serta Jibril Bahar terluka.

“Personel gabungan TNI-Polri akan terus melakukan penindakan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata yang mengganggu stabilitas keamanan di Papua,” tutupnya.

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab mengatakan TNI tetap bersinergi untuk melaksanakan penindakam hukum bagi kelompok yang berbeda pendapat dengan NKRI. “Kami dari unsur TNI-Polri punya kewenangan untuk melaksanakan penindakan secara tegas,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)- Operasi Papua Merdeka (OPM) Ngalum Kupel  mengklaim telah menembak sebuah pesawat sipil Trigana sesaat sebelum mendarat di Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, Minggu (16/8). Pesawat ini diklaim ditembak sebanyak tiga kali dengan alasan pesawat sipil tersebut membawa penumpang anggota TNI – Polri.

Baca Juga :  Welcome Takuya Matsunaga

Komandan Batayon  Ngalum Kupel, Yason Mimin  melaporkan kepada awak media bahwa pihaknya baru saja memimpin pasukan untuk menembak pesawat tersebut. “Saat kami tembak pesawat tersebut membawa penumpang pasukan militer   yaitu anggota TNI dan Polri dan mereka target kami,” kata Yason melalui juru bicara TPNPB, Sebby Sembob dalam rilis yang dikirim, Senin (17/8).

Kalaupun akhirnya ada korban dari masyarakat sipil yang tertembak menurutnya hal itu bukan menjadi tanggung jawab TPNPB melainkan tanggungjawab TNI – Polri.  Selain mengklaim melakukan aksi penembakan, pihak TPNPB juga mengupload video yang menunjukkan sekira 4 orang mengenakan pakaian loreng sambil membawa senjata menunggu pesawat melintas.  Dalam video berdurasi 46 detik tersebut terlihat dua orang yang stanby dengan senjata dan disaat pesawat melintas di atas kepala langsung ditembak.

 Dalam video tersebut terdengar bunyi tiga tembakan namun pesawat tersebut terus terbang  menuju bandara. Sebby menyampaikan bahwa alasan pihaknya menembak adalah karena pesawat tersebut  membawa aparat keamanan. “Dalam aturan hukum internasional memang tak boleh menembak psawat sipil tapi mereka membawa aparat keamanan dari TNI-Polri dan itu sah untuk ditembak sesuai aturan. Kami (TPNPB) bertanggung jawab atas kejadian ini,” tegasnya. 

 Sebby juga tak menampik jika video 46 detik tersebut merupakan video penembakan yang dilakukan sebagaimana laporan yang disampaikan. “Itu (video) sudah sesuai dengan penembakan yang dilakukan,” singkatnya.

Sementara itu,  Komando Resort  Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan yang dikonfirmasi menyebutkan terdengar tiga kali suara tembakan ke arah pesawat kargo yang diduga dilakukan oleh kelompok Ngalum Kupel. Namun tembakan tersebut tidak mengenai badan pesawat pada Minggu (16/8).

“Mereka hanya ingin menganggu perayaan 17 Agustus di Pegunungan Bintang. Namun sejauh ini perayaan 17 Agustus di Pegubing berjalan lancar,” ucap Danrem kepada Cenderawasih Pos, Senin (17/8).

Danrem juga menegaskan yang ditembak adalah pesawat kargo, bukan pesawat pengangkut pasukan sebagaimana yang sedang viral. Sebab, belum ada pesawat yang mengangkut pergeseran pasukan ke Pegunungan Bintang. “Tapi yang ada saat ini adalah pesawat kargo,” pungkasnya. (fia/ade/nat) 

KETERANGAN PERS: Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kabinda Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon saat keterangan persnya di Rupatama Polda Papua, Senin (17/8). ( FOTO: Elfira/Cepos)

*TPNPB  Klaim Tembak Pesawat Sipil Dengan Tiga Peluru

JAYAPURA-Satu pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Mimika ditembak mati oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) TNI-Polri di Markas Kali Kopi Kabupaten Mimika, Minggu (16/8).

Pimpinan KKB bernama Hengki Wanmang itu ditembak mati setelah sebelumnya aparat gabungan melakukan pengintaian lewat udara dan darat.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, kejadian berawal pada  Kamis (13/8), dimana  tim gabungan TNI-Polri melakukan penyelidikan ke markas KKB Kali Kopi. Dalam penyelidikan tersebut, pasukan dibagi menjadi tiga kelompok untuk tiga sasaran yaitu Markas Kali Kopi Baru dan Lama serta Markas Baru Amoko.

“Pelaku dilumpuhkan hingga meninggal dunia, ketika dilakukan penyisiran di sekitaran TKP. Ditemukan barang bukti ratusan butir peluru tajam dan senjata,” ucap Kapolda Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab dan Kabinda Papua Mayjen TNI Abdul Haris Napoleon saat memberikan keterangan pers di Rupatama Polda Papua, Senin (17/8).

Lanjut Kapolda, peran tersangka Hengki Wanmang dalam  KKB yakni sejak meninggalnya Theni Kwalik Panglima Makodam III Kali Kopi tahun 2018. Sejak saat itu, Hengky Wanmang bersama Joni Botak mengambil peran sebagai pimpinan KKB Kali Kopi sebelum ada pengganti panglima yang baru.

Hengky Wanmang merupakan orang yang mengajak beberapa KKB Pegunungan Tengah untuk masuk ke Tembagapura guna melakukan aksi gangguan di areal PT. Freeport Indonesia. Hengky Wanmang juga diketahui ikut Deklarasi KKB Gabungan Papua di Ilaga, Kabupaten Puncak pada 1 Agustus 2020 yang bertujuan melakukan aksi gangguan penembakan di Tembagapura. 

Setelah deklarasi Hengky Wanmang mempersiapkan tempat dan bahan makanan untuk rombongan KKB yang dipimpin Lekagak Telenggen di Tembagapura.

Pada tahun 2009, Hengky Wanmang sebelumnya pernah diamankan terkait rangkaian aksi penembakan di areal PT. Freeport Indonesia.  Di antaranya penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 52 Tembagapura pada 11 Juli 2009 dengan korban meninggal dunia  Drew Nicholas Grant warga negara Australia.

Baca Juga :  Papua Bukan Tanah Kosong

Termasuk aksi penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 51 Tembagapura pada 12 Juli 2009 dengan korban meninggal dunia Markus Ranteallo. Dalam aksi ini juga beberapa orang dan dua anggota Polisi mengalami luka-luka yaitu Edi Piter Bunga, Markus, Petrus Padang, Kamarudin, Iptu Adam Hari dan AKP Anggun Cahyono.

Tersangka juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia di MP 54 Tembagapura, pada 15 Juli 2009. Dalam aksi penembakan tersebut, lima anggota Polisi mengalami luka-luka yaitu Bripka Jemi Reinhard, Briptu Abraham, Bripda Sumaji, Briptu Saldis Rumaropen dan Briptu Supriadi. “Selama bergabung dalam KKK, tersangka diketahui terlibat beberapa aksi di Papua,” bebernya.

Selain itu, Hengky Wamang menurut Kapolda Paulus Waterpauw juga terlibat dalam aksi penyanderaan masyarakat dan karyawan PT. Freeport di Kampung Banti dan Kampung Kimbeli pada tahun 2017. Serta aksi pembakaran ID card karyawan PT Freeport Indonesia pada 16 Februari 2018 di Kampung Kimbeli, Tembagapura.

“Hengky juga berperan sebagai orang yang menyuruh melakukan sekaligus sebagai pelaku pembakaran dalam aksi pembakaran SD Banti dan RS Banti tanggal 24 Maret 2018 di Kampung Banti Tembagapura,” tambahnya. 

Tidak hanya itu, Hengky Wamang menurut Waterpauw juga terlibat dalam aksi penembakan terhadap 3 triler, 2 Lwb dan 1 unit rantis di MP 60 pada tanggal 1 Desember 2017. Termasuk penembakan di MP 61 Tembagapura dengan korban luka Adventus Unggu Nugroho terluka.

Aksi terakhir yang dilakukan Hengky Wamang yaitu penembakan yang terjadi di Kuala Kencana pada tanggal 30 maret 2020 lalu. Dalam aksi ini, Hengky Wamang bersama kelompoknya menembak karyawan PT. Freeport yang mengakibatkan seorang karyawan WNA atas nama Graeme Thomas Wael meninggal dunia dan dua karyawan lainnyaUcok Simanulangkit serta Jibril Bahar terluka.

“Personel gabungan TNI-Polri akan terus melakukan penindakan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata yang mengganggu stabilitas keamanan di Papua,” tutupnya.

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab mengatakan TNI tetap bersinergi untuk melaksanakan penindakam hukum bagi kelompok yang berbeda pendapat dengan NKRI. “Kami dari unsur TNI-Polri punya kewenangan untuk melaksanakan penindakan secara tegas,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)- Operasi Papua Merdeka (OPM) Ngalum Kupel  mengklaim telah menembak sebuah pesawat sipil Trigana sesaat sebelum mendarat di Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, Minggu (16/8). Pesawat ini diklaim ditembak sebanyak tiga kali dengan alasan pesawat sipil tersebut membawa penumpang anggota TNI – Polri.

Baca Juga :  Skenario Pembunuhan Terencana Matang

Komandan Batayon  Ngalum Kupel, Yason Mimin  melaporkan kepada awak media bahwa pihaknya baru saja memimpin pasukan untuk menembak pesawat tersebut. “Saat kami tembak pesawat tersebut membawa penumpang pasukan militer   yaitu anggota TNI dan Polri dan mereka target kami,” kata Yason melalui juru bicara TPNPB, Sebby Sembob dalam rilis yang dikirim, Senin (17/8).

Kalaupun akhirnya ada korban dari masyarakat sipil yang tertembak menurutnya hal itu bukan menjadi tanggung jawab TPNPB melainkan tanggungjawab TNI – Polri.  Selain mengklaim melakukan aksi penembakan, pihak TPNPB juga mengupload video yang menunjukkan sekira 4 orang mengenakan pakaian loreng sambil membawa senjata menunggu pesawat melintas.  Dalam video berdurasi 46 detik tersebut terlihat dua orang yang stanby dengan senjata dan disaat pesawat melintas di atas kepala langsung ditembak.

 Dalam video tersebut terdengar bunyi tiga tembakan namun pesawat tersebut terus terbang  menuju bandara. Sebby menyampaikan bahwa alasan pihaknya menembak adalah karena pesawat tersebut  membawa aparat keamanan. “Dalam aturan hukum internasional memang tak boleh menembak psawat sipil tapi mereka membawa aparat keamanan dari TNI-Polri dan itu sah untuk ditembak sesuai aturan. Kami (TPNPB) bertanggung jawab atas kejadian ini,” tegasnya. 

 Sebby juga tak menampik jika video 46 detik tersebut merupakan video penembakan yang dilakukan sebagaimana laporan yang disampaikan. “Itu (video) sudah sesuai dengan penembakan yang dilakukan,” singkatnya.

Sementara itu,  Komando Resort  Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan yang dikonfirmasi menyebutkan terdengar tiga kali suara tembakan ke arah pesawat kargo yang diduga dilakukan oleh kelompok Ngalum Kupel. Namun tembakan tersebut tidak mengenai badan pesawat pada Minggu (16/8).

“Mereka hanya ingin menganggu perayaan 17 Agustus di Pegunungan Bintang. Namun sejauh ini perayaan 17 Agustus di Pegubing berjalan lancar,” ucap Danrem kepada Cenderawasih Pos, Senin (17/8).

Danrem juga menegaskan yang ditembak adalah pesawat kargo, bukan pesawat pengangkut pasukan sebagaimana yang sedang viral. Sebab, belum ada pesawat yang mengangkut pergeseran pasukan ke Pegunungan Bintang. “Tapi yang ada saat ini adalah pesawat kargo,” pungkasnya. (fia/ade/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya