Saturday, July 19, 2025
22.2 C
Jayapura

15 Merk Beras yang Disinyalir Dioplos

Selain optimalisasi lahan itu, juga akan ada perluasan lahan seluas 20.000 hektar di wilayah Merauke yang akan digarap langsung oleh Dinas Pertanian Kabupaten Merauke. Artinya, diluar cetak sawah yang dilakukan oleh PT Johnly di Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke seluas 1 juta hektar.

‘’Tapi untuk pembukaan lahan 20.000 hektar itu masih dalam tahap survey investigasi desain dan tataran lingkungan hidup, sehingga kita masih menggunakan target yang diberikan pusat secara nasional seluas 45.000 hektar,’’ katanya. Yosefa menjelaskan, dengan total luas lahan 135.000 hektar yang dapat ditanami tersebut dengan hasil panen rata-rata 5,7 ton perhektarnya maka akan diperoleh gabah kering sebanyak 769.500 ton.

Baca Juga :  Panglima TNI Optimis Pilot Susi Air Bebas Dengan Selamat

‘’Jika kita konversi ke beras dengan random sekitar 20 persen, maka kita akan memperoleh beras sebanyak 400.000 ton,’’ kata Yosefa Rumaseuw. Dikatakan, dengan jumlah penduduk Kabupaten Merauke yang saat ini mencapai sekitar 235.000 jiwa, maka diperkirakan kebutuhan beras sebanyak 200.000 ton. Sementara 200.000 ton lainnya dikirim ke berbagai daerah di Papua termasuk dalam wilayah Papua Selatan, baik Kabupaten Boven Digoel, Mappi dan Asmat melalui pedagang.

‘’Jadi beras yang kita hasilkan tidak hanya untuk kebutuhan masyarakat di Papua Selatan tapi juga untuk masyarakat di Papua induk, Papua Barat. Ada juga yang dikirim sampai ke Maluku, NTT, dan Surabaya. Itu data kita 5 tahun terakhir,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Besok, Jenazah Bupati Boven Digoel Dimakamkan

Soal kendala yang dihadapi para petani tersebut, Josefa mengakui cukup banyak diantaranya dengan masalah cuaca yang kadang tidak menentu.

Hujan yang terlalu lama sehingga sebagian petani mengalami gagal tanam dan harus ditanami kembali. Atau pada musim kemarau yang panjang membuat petani kesulitan mendapatkan air sehingga sebagian besar lahan tidak bisa ditanami.

‘’Hal lain juga, soal drainase yang sewaktu-waktu harus dilakukan normalisa termasuk pemberian benih unggul kepada petani,’’ tandasnya. (ulo/fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Selain optimalisasi lahan itu, juga akan ada perluasan lahan seluas 20.000 hektar di wilayah Merauke yang akan digarap langsung oleh Dinas Pertanian Kabupaten Merauke. Artinya, diluar cetak sawah yang dilakukan oleh PT Johnly di Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke seluas 1 juta hektar.

‘’Tapi untuk pembukaan lahan 20.000 hektar itu masih dalam tahap survey investigasi desain dan tataran lingkungan hidup, sehingga kita masih menggunakan target yang diberikan pusat secara nasional seluas 45.000 hektar,’’ katanya. Yosefa menjelaskan, dengan total luas lahan 135.000 hektar yang dapat ditanami tersebut dengan hasil panen rata-rata 5,7 ton perhektarnya maka akan diperoleh gabah kering sebanyak 769.500 ton.

Baca Juga :  BTM: Bulan ini Kita ‘Kurung’ Mal dan Pasar

‘’Jika kita konversi ke beras dengan random sekitar 20 persen, maka kita akan memperoleh beras sebanyak 400.000 ton,’’ kata Yosefa Rumaseuw. Dikatakan, dengan jumlah penduduk Kabupaten Merauke yang saat ini mencapai sekitar 235.000 jiwa, maka diperkirakan kebutuhan beras sebanyak 200.000 ton. Sementara 200.000 ton lainnya dikirim ke berbagai daerah di Papua termasuk dalam wilayah Papua Selatan, baik Kabupaten Boven Digoel, Mappi dan Asmat melalui pedagang.

‘’Jadi beras yang kita hasilkan tidak hanya untuk kebutuhan masyarakat di Papua Selatan tapi juga untuk masyarakat di Papua induk, Papua Barat. Ada juga yang dikirim sampai ke Maluku, NTT, dan Surabaya. Itu data kita 5 tahun terakhir,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Keceriaan Wajah anak-anak Pasca Tak Ada Kontak Tembak di Intan Jaya

Soal kendala yang dihadapi para petani tersebut, Josefa mengakui cukup banyak diantaranya dengan masalah cuaca yang kadang tidak menentu.

Hujan yang terlalu lama sehingga sebagian petani mengalami gagal tanam dan harus ditanami kembali. Atau pada musim kemarau yang panjang membuat petani kesulitan mendapatkan air sehingga sebagian besar lahan tidak bisa ditanami.

‘’Hal lain juga, soal drainase yang sewaktu-waktu harus dilakukan normalisa termasuk pemberian benih unggul kepada petani,’’ tandasnya. (ulo/fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya