Sunday, April 21, 2024
25.7 C
Jayapura

Rumah Diterjang Banjir, Rafa Dievakuasi Menggunakan Kantong Plastik

Kris Rumyak saat menggendong anaknya Rafa (10 bulan) di tempat pengungsian di kantor Satpol PP Kabupaten Jayapura, Minggu (17/3). ( FOTO : Robert Mboik/Cepos)

Kisah Kris Rumyak yang Menyelamatkan Bayinya dari Terjangan Banjir Bandang

Saat banjir bandang menerjang Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3), dua bayi berhasil selamat. Bagaimana kisah penyelamatan kedua bayi tersebut ? Berikut laporannya 

Laporan: Robert Mboik dan Elfira, Sentani

KRIS Rumyak salah seorang warga Perumahan BTN Nauli Advent Doyo, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura tak henti-hentinya menaikkan syukur kepada Tuhan. 

Pasalnya saat banjir bandang menerjang perumahan tempatnya tinggal, Kris bersama anggota keluarganya termasuk seorang anaknya Rafa yang berusia 10 bulan, berhasil selamat dalam musibah, Sabtu (16/3) malam. 

Saat ditemui Cenderawasih Pos di tempat pengungsian di kantor Satpol PP Kabupaten Jayapura, kalimat yang diucapkan Kris yaitu mujizat Tuhan itu nyata. 

Ya Kris bersama keluarganya betul-betul mengalami dan merasakan mujizat serta pertolongan Tuhan sehingga luput dari banjir bandang. 

Kepada Cenderawasih Pos, Kris menceritakan bahwa Sabtu (16/3) malam sekira pukul 22.00 WIT, secara tiba-tiba air deras muncul dari balik pemukiman tempatnya tinggal. 

“Awalnya saya lihat air tiba-tiba masuk ke dalam rumah,  Biasanya kalau hujan turun biasa saja dan tidak seperti ini,” ungkapnya dengan nada terbata-bata.

Merasa ada yang janggal, Kris memutuskan  keluar rumah untuk mengecek kondisi yang terjadi di luar. Sebelum memutuskan  keluar rumah dia terlebih dahulu berpesan kepada istri dan anak-anakya agar tidak keluar rumah sebelum ada perintah. Ia juga mengingatkan keluarganya untuk tetap tenang dan tidak panik.

Baca Juga :  Warga PNG Melintas ke Indonesia Lebih Banyak Dibanding Warga Indonesia ke PNG 

“Saat tiba di jalan raya, saya melihat air sudah tinggi di permukaan jalan dan saya  langsung kembali ke rumah,” jelasnya.

Tanpa basa-basi Kris langsung meraih tangan Rafa  anaknya dan memasukkannya ke dalam kantong plastik agar tidak sampai tenggelam. Sebab saat itu kondisi air sudah semakin tinggi mencapai dada orang dewasa. 

Dengan kondisi air yang makin tinggi dan arus yang deras Kris bersama dengan anggota keluarga meninggalkan rumahnya. Tidak lama kemudian, porak-poranda disapu banjir bandang, 

Meskipun kondisi rumahnya rusak parah akibat banjir, namun kris tetap bersyukur karena istri dan anaknya bisa selamat dalam musibah ini. Bahkan dia berhasil menyelamatkan rafa yang masih berumur 10 bulan dengan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

“Harta benda sudah habis tapi saya masih punya harapan karena keluarga saya selamat dari bahaya ini,” tambahnya.

Saat ini Kris bersama keluarga kecilnya sudah aman berlindung di posko utama yang sudah disiapkan oleh pemerintah di sekitar Kompleks kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah. 

Mereka akan bertahan di sana sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya hingga saat ini tim evakuasi masih melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang.  “Banjir kali ini merupakan yang terparah dari peristiwa-peristiwa yang sudah pernah terjadi sebelumnya,” pungkasnya.

Selain Rafa, seorang Balita lainnya yang masih berumur 5 bulan juga berhasil selamat dari musibah banjir bandang. Balita yang belum diketahui identitasnya tersebut, berhasil diselamatkan anggota Yonif RK 751/VJS, Minggu (17/3) pagi sekira pukul 08.00 WIT.

Baca Juga :  Papua Kehilangan Pegawai yang Berdedikasi Tinggi

Bayi anak asli Papua ini diselamatkan saat terjebak banjir di kolong rumah dia  Jalan Sosial Taruna, Sentani, selama kurang lebih 6 jam.

Penyelamatan terhadap bayi berusia 5 bulan ini bermula saat tim penyisir dari Yonif RK 751/VJS yang terdiri dari  Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada yacob, Prada yusril dan Prada Syahril  melaksanakan penanggulangan bencana banjir di sekitar Kampung Taruna tepatnya di  Jalan Sosial, Sentani.

Saat melaksanakan penyisiran, Prada Syahril   menemukan bayi 5 bulan di kolong rumah masyarakat dengan posisi terjepit kayu runtuhan rumah. 

“Saat itu juga, Prada Syahril dibantu rekannya melaksanakan pemyelamatan dengan menggunakan dua buah gergaji untuk memotong kayu yg menjepit badan bayi tersebut,” ucap Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi kepada Cenderawasih Pos.

Bayi suku Orang Asli Papua yang orang tuanya belum bisa diidentifikasi termasuk belum diketahui nasibnya berhasil dikeluarkan dari jepitan kayu dalam keadaan selamat.

Dikatakan, Prada Syahril langsung menggendong Bayi tersebut selanjutnya membawanya ke Puskesmas terdekat menggunakan sepeda motor. Beruntung di tengah jalan, Prada Syahril berpapasan dengan mobil ambulance yang kemudian mengevakuasi bayi tersebut ke Puskesmas Sentani untuk mendapat perawatan medis. 

M. Aidi menambahkan bahwa hingga saat ini bayi tersebut berhasil diselamatkan. *** 

Kris Rumyak saat menggendong anaknya Rafa (10 bulan) di tempat pengungsian di kantor Satpol PP Kabupaten Jayapura, Minggu (17/3). ( FOTO : Robert Mboik/Cepos)

Kisah Kris Rumyak yang Menyelamatkan Bayinya dari Terjangan Banjir Bandang

Saat banjir bandang menerjang Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3), dua bayi berhasil selamat. Bagaimana kisah penyelamatan kedua bayi tersebut ? Berikut laporannya 

Laporan: Robert Mboik dan Elfira, Sentani

KRIS Rumyak salah seorang warga Perumahan BTN Nauli Advent Doyo, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura tak henti-hentinya menaikkan syukur kepada Tuhan. 

Pasalnya saat banjir bandang menerjang perumahan tempatnya tinggal, Kris bersama anggota keluarganya termasuk seorang anaknya Rafa yang berusia 10 bulan, berhasil selamat dalam musibah, Sabtu (16/3) malam. 

Saat ditemui Cenderawasih Pos di tempat pengungsian di kantor Satpol PP Kabupaten Jayapura, kalimat yang diucapkan Kris yaitu mujizat Tuhan itu nyata. 

Ya Kris bersama keluarganya betul-betul mengalami dan merasakan mujizat serta pertolongan Tuhan sehingga luput dari banjir bandang. 

Kepada Cenderawasih Pos, Kris menceritakan bahwa Sabtu (16/3) malam sekira pukul 22.00 WIT, secara tiba-tiba air deras muncul dari balik pemukiman tempatnya tinggal. 

“Awalnya saya lihat air tiba-tiba masuk ke dalam rumah,  Biasanya kalau hujan turun biasa saja dan tidak seperti ini,” ungkapnya dengan nada terbata-bata.

Merasa ada yang janggal, Kris memutuskan  keluar rumah untuk mengecek kondisi yang terjadi di luar. Sebelum memutuskan  keluar rumah dia terlebih dahulu berpesan kepada istri dan anak-anakya agar tidak keluar rumah sebelum ada perintah. Ia juga mengingatkan keluarganya untuk tetap tenang dan tidak panik.

Baca Juga :  Desak Pembentukan BEM Definitif, Sejumlah Mahasiswa Palang Kampus

“Saat tiba di jalan raya, saya melihat air sudah tinggi di permukaan jalan dan saya  langsung kembali ke rumah,” jelasnya.

Tanpa basa-basi Kris langsung meraih tangan Rafa  anaknya dan memasukkannya ke dalam kantong plastik agar tidak sampai tenggelam. Sebab saat itu kondisi air sudah semakin tinggi mencapai dada orang dewasa. 

Dengan kondisi air yang makin tinggi dan arus yang deras Kris bersama dengan anggota keluarga meninggalkan rumahnya. Tidak lama kemudian, porak-poranda disapu banjir bandang, 

Meskipun kondisi rumahnya rusak parah akibat banjir, namun kris tetap bersyukur karena istri dan anaknya bisa selamat dalam musibah ini. Bahkan dia berhasil menyelamatkan rafa yang masih berumur 10 bulan dengan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

“Harta benda sudah habis tapi saya masih punya harapan karena keluarga saya selamat dari bahaya ini,” tambahnya.

Saat ini Kris bersama keluarga kecilnya sudah aman berlindung di posko utama yang sudah disiapkan oleh pemerintah di sekitar Kompleks kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah. 

Mereka akan bertahan di sana sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya hingga saat ini tim evakuasi masih melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang.  “Banjir kali ini merupakan yang terparah dari peristiwa-peristiwa yang sudah pernah terjadi sebelumnya,” pungkasnya.

Selain Rafa, seorang Balita lainnya yang masih berumur 5 bulan juga berhasil selamat dari musibah banjir bandang. Balita yang belum diketahui identitasnya tersebut, berhasil diselamatkan anggota Yonif RK 751/VJS, Minggu (17/3) pagi sekira pukul 08.00 WIT.

Baca Juga :  Warga PNG Melintas ke Indonesia Lebih Banyak Dibanding Warga Indonesia ke PNG 

Bayi anak asli Papua ini diselamatkan saat terjebak banjir di kolong rumah dia  Jalan Sosial Taruna, Sentani, selama kurang lebih 6 jam.

Penyelamatan terhadap bayi berusia 5 bulan ini bermula saat tim penyisir dari Yonif RK 751/VJS yang terdiri dari  Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada yacob, Prada yusril dan Prada Syahril  melaksanakan penanggulangan bencana banjir di sekitar Kampung Taruna tepatnya di  Jalan Sosial, Sentani.

Saat melaksanakan penyisiran, Prada Syahril   menemukan bayi 5 bulan di kolong rumah masyarakat dengan posisi terjepit kayu runtuhan rumah. 

“Saat itu juga, Prada Syahril dibantu rekannya melaksanakan pemyelamatan dengan menggunakan dua buah gergaji untuk memotong kayu yg menjepit badan bayi tersebut,” ucap Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi kepada Cenderawasih Pos.

Bayi suku Orang Asli Papua yang orang tuanya belum bisa diidentifikasi termasuk belum diketahui nasibnya berhasil dikeluarkan dari jepitan kayu dalam keadaan selamat.

Dikatakan, Prada Syahril langsung menggendong Bayi tersebut selanjutnya membawanya ke Puskesmas terdekat menggunakan sepeda motor. Beruntung di tengah jalan, Prada Syahril berpapasan dengan mobil ambulance yang kemudian mengevakuasi bayi tersebut ke Puskesmas Sentani untuk mendapat perawatan medis. 

M. Aidi menambahkan bahwa hingga saat ini bayi tersebut berhasil diselamatkan. *** 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya