Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Delapan Prajurit Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

PENGHORMATAN TERAKHIR: Pangkogabwilham III Letjen TNI Ganip Warsito didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw dan sejumlah pejabat lainnya memberikan penghormatan terakhir kepada delapan jenazah prajurit TNI yang siap diterbangkan ke kampung halamannya menggunakan pesawat Hercules dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/2). (FOTO: Robert Mboik/Cepos)

SENTANI-Delapan dari 12 jenazah prajurit TNI yang gugur dalam musibah kecelakaan helikopter  MI-17 yang jatuh  di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 28 Juni 2019 lalu,  diterbangkan ke kampung halamannya di Semarang dan Surabaya menggunakan pesawat Hercules dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/2). 

Dari penerbangan tahap pertama ini, sebanyak tujuh jenazah prajurit TNI diterbangkan ke Semarang dan satu lagi ke Surabaya. 

Delapan anggota TNI Angkatan Darat yang gugur saat menjalankan tugas mendroping logistik bagi personel Satuan Tugas (Satgas) Pamtas RI-PNG di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ini, mendapat kenaikan pangkat luar biasa setingkat diatasnya (anumerta).

Kenaikan pangkat luar biasa itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Nomor, Kep 188 II 2020 tentang penetapan kenaikan pangkat luar biasa operasi militer selain perang Anumerta. Keputusan itu dibacakan saat upacara pelepasan delapan jenazah TNI di Base Ops Lanud Silas Papare.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilham) III,  Letjen TNI Ganip Warsito mengapresiasi semua pihak yang sudah terlibat penuh selama proses evakuasi 12 jenazah korban helikopter MI-17 dari pegunungan Mandala, pekan kemarin.

“Puji syukur kepada Tuhan, proses evakuasi berjalan lancar. Kami semua sangat berduka. Selama delapan bulan kita mencari dan Tuhan menujukkan (jalan, red), sehingga teman teman kita bisa ditemukan dan kemudian kita bisa  melakukan evakuasi,” kata Ganip Warsito usai mengantar delapan jenazah TNI ini.

Baca Juga :  Penjabat Gubernur Bukan Jabatan Politik

Untuk diketahui, 12 jenazah TNI korban jatuhnya helikopter MI-17 itu dipulangkan ke kampung halamannya dalam dua kali penerbangan. Pertama, delapan jenazah dipulangkan lebih dahulu, Senin (17/2). Sementara empat jenazah lainnya akan dipulangkan Selasa (18/2) hari ini.

Saat ditanya wartawan terkait sejumlah senjata api milik TNI yang ikut dibawa dan dinyatakan hilang dalam peristiwa jatuhnya helikopter MI-17, Ganip Warsito mengatakan, untuk urusan ini pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk menyelesaikan persoalan senjata api yang hilang itu.

“Prioritas kita yang pertama rekan-rekan kita. Kedua, masalah  senjata akan kita urus  kemudian. Saya yakin Kapolda, Pangdam dan Danrem  serta tokoh masyarakat akan membantu tentang itu,” tuturnya. 

Dia berharap, agar sejumlah senjata yang sudah dinyatakan hilang itu segera ditemukan. Sebab itu dikhawatirkan akan disalahgunakan apabila tidak segera ditemukan. “Kita khawatir apabila senjata ini tidak ditemukan, nanti disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin berbuat kejahatan,” ujarnya.

Mengenai kotak hitam atau FDR dari helikopter MI-17, Ganip Warsito mengakui FDRnya sudah ditemukan. Rencananya FDR tersebut diserahkan kepada pusat penerangan angakatan darat.
“Kotak itu ada prosedurnya, karena proses untuk membuka dan mengevaluasi kita akan serahkan nanti ke ahlinya di pusat penerangan  Angkatan Darat,” tambahnya.

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Dan Mutilasi Dijaga Ketat

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen. Pol. Drs. Paulus Waterpauw mengimbau seluruh masyarakat yang ada di sekitar Kabupaten Pegunungan Bintang, utamanya para tokoh masyarakat agar bisa membantu TNI-Polri untuk mengembalikan semua barang-barang dalam hal ini senjata yang dibawa oleh 12 prajurit TNI yang jatuh di pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua,  28 Juni 2019 lalu.

“Sejak ditemukannya titik koordinat kecelakaan itu kami libatkan anggota kami untuk bersama bersatu-padu untuk membantu mengevakuasi,” ujar mantan Kapolda Sumatera Utara ini. 

Dalam kesempatan itu, Kapolda Paulus Waterpauw  juga menyatakan  rasa dukanya yang mendalam mewakili unsur Polda Papua atas peristiwa jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang mengakibatkan 12 prajurit terbaik TNI gugur di dalam peristiwa tersebut. “Atas nama pimpinan dan juga seluruh anggota Polri kami menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap kecelakaan ini yang mengakibatkan korban anggota kita 12 orang gugur,” tambahnya. (roy/nat)

PENGHORMATAN TERAKHIR: Pangkogabwilham III Letjen TNI Ganip Warsito didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw dan sejumlah pejabat lainnya memberikan penghormatan terakhir kepada delapan jenazah prajurit TNI yang siap diterbangkan ke kampung halamannya menggunakan pesawat Hercules dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/2). (FOTO: Robert Mboik/Cepos)

SENTANI-Delapan dari 12 jenazah prajurit TNI yang gugur dalam musibah kecelakaan helikopter  MI-17 yang jatuh  di Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang pada 28 Juni 2019 lalu,  diterbangkan ke kampung halamannya di Semarang dan Surabaya menggunakan pesawat Hercules dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (17/2). 

Dari penerbangan tahap pertama ini, sebanyak tujuh jenazah prajurit TNI diterbangkan ke Semarang dan satu lagi ke Surabaya. 

Delapan anggota TNI Angkatan Darat yang gugur saat menjalankan tugas mendroping logistik bagi personel Satuan Tugas (Satgas) Pamtas RI-PNG di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ini, mendapat kenaikan pangkat luar biasa setingkat diatasnya (anumerta).

Kenaikan pangkat luar biasa itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Nomor, Kep 188 II 2020 tentang penetapan kenaikan pangkat luar biasa operasi militer selain perang Anumerta. Keputusan itu dibacakan saat upacara pelepasan delapan jenazah TNI di Base Ops Lanud Silas Papare.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilham) III,  Letjen TNI Ganip Warsito mengapresiasi semua pihak yang sudah terlibat penuh selama proses evakuasi 12 jenazah korban helikopter MI-17 dari pegunungan Mandala, pekan kemarin.

“Puji syukur kepada Tuhan, proses evakuasi berjalan lancar. Kami semua sangat berduka. Selama delapan bulan kita mencari dan Tuhan menujukkan (jalan, red), sehingga teman teman kita bisa ditemukan dan kemudian kita bisa  melakukan evakuasi,” kata Ganip Warsito usai mengantar delapan jenazah TNI ini.

Baca Juga :  Modus Antar Pulang, Seorang Remaja Diperkosa

Untuk diketahui, 12 jenazah TNI korban jatuhnya helikopter MI-17 itu dipulangkan ke kampung halamannya dalam dua kali penerbangan. Pertama, delapan jenazah dipulangkan lebih dahulu, Senin (17/2). Sementara empat jenazah lainnya akan dipulangkan Selasa (18/2) hari ini.

Saat ditanya wartawan terkait sejumlah senjata api milik TNI yang ikut dibawa dan dinyatakan hilang dalam peristiwa jatuhnya helikopter MI-17, Ganip Warsito mengatakan, untuk urusan ini pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk menyelesaikan persoalan senjata api yang hilang itu.

“Prioritas kita yang pertama rekan-rekan kita. Kedua, masalah  senjata akan kita urus  kemudian. Saya yakin Kapolda, Pangdam dan Danrem  serta tokoh masyarakat akan membantu tentang itu,” tuturnya. 

Dia berharap, agar sejumlah senjata yang sudah dinyatakan hilang itu segera ditemukan. Sebab itu dikhawatirkan akan disalahgunakan apabila tidak segera ditemukan. “Kita khawatir apabila senjata ini tidak ditemukan, nanti disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin berbuat kejahatan,” ujarnya.

Mengenai kotak hitam atau FDR dari helikopter MI-17, Ganip Warsito mengakui FDRnya sudah ditemukan. Rencananya FDR tersebut diserahkan kepada pusat penerangan angakatan darat.
“Kotak itu ada prosedurnya, karena proses untuk membuka dan mengevaluasi kita akan serahkan nanti ke ahlinya di pusat penerangan  Angkatan Darat,” tambahnya.

Baca Juga :  Korban Banjir dan Longsor Hanya Terima Sebutir Telur dan 3 Mie Instan

Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen. Pol. Drs. Paulus Waterpauw mengimbau seluruh masyarakat yang ada di sekitar Kabupaten Pegunungan Bintang, utamanya para tokoh masyarakat agar bisa membantu TNI-Polri untuk mengembalikan semua barang-barang dalam hal ini senjata yang dibawa oleh 12 prajurit TNI yang jatuh di pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua,  28 Juni 2019 lalu.

“Sejak ditemukannya titik koordinat kecelakaan itu kami libatkan anggota kami untuk bersama bersatu-padu untuk membantu mengevakuasi,” ujar mantan Kapolda Sumatera Utara ini. 

Dalam kesempatan itu, Kapolda Paulus Waterpauw  juga menyatakan  rasa dukanya yang mendalam mewakili unsur Polda Papua atas peristiwa jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang mengakibatkan 12 prajurit terbaik TNI gugur di dalam peristiwa tersebut. “Atas nama pimpinan dan juga seluruh anggota Polri kami menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap kecelakaan ini yang mengakibatkan korban anggota kita 12 orang gugur,” tambahnya. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya