Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Umat Katolik Harus Meneladani Kisah Sengsara Yesus

JAYAPURA-Ratusan umat Katolik  di Kota Jayapura, memadati Gereja Katolik , St. Agustinus Entrop mengikuti Misa Minggu Palma (Minggu daun daun). Minggu Palma tahun ini jatuh pada Minggu (2/4)  kemarin.

Tampak setiap umat yang hadir masing masing memegang daun Palma. Pada misa minggu palma ini terbagi dua jenis liturgi, diantaranya pemberkatan daun palma dan ekaristi.

Sebelum memasuki misa ekaristi, umat sebelumnya mengikuti misa pemberkatan daun palma didepan Gerja. Setelah pemberkatan daun palma berlangsung, umat diarak masuk ke dalam Gereja. Saat masuk kedalam gereja, umat diringi dengan lagu Yerusalem.

Misa dipimpin oleh Uskup Emeritus Mgr. Leo Laba Ladjar O.F.M dalam homili (khotbah) mengatakan Minggu Palma ini begitu istimewa sebab merupakan peringatan masuknya Yesus ke Kota Suci Yerussalem sebelum ia mati dan bangkit lagi dari kematiannya.

Iapun mengatakan memknai Minggu Palma, umat Katolik diharapkan mampu mengenang peristiwa kesengsaraan Yesus kritus melalui tindakan maupun perbuatan. “Kisah sengsara Yesus merupakan paradoks (Tantangan), juga dalam hidup kita paradoks itu tetap ada,” kata Uskup Emeritus saat berkhotbah.

Baca Juga :  Pemprov Temukan Harga Minyakita Capai Rp 18 Ribu

Uskup Leo, menyatakan bahwa Yesus merupakan anak Allah, namun ia tetap merendahkan diri, demi menyelamatkan manusia. “Tuhan Yesus selalu merendah diri, dia tidak pernah mempertahankan kekuasaannya, sebab jika dirinya mempertahankan kekuasaan, maka manusia tidak ada yang dapat diselamatkan dari dosa dosanya,” tutur Uskul Leo.

Iapun mengatakan jika melihat kisa kesengsaraan Yesus, apakah manusia bisa hidup seperti Yesus, walaupun mungkin tidak populer tetapi menyelamatkan. “Kita dapat menyaksikan dalam kehidupan kita setiap hari, apakah kita telah mengikuti jalan Yesus atau sebaliknya, jangan sampai kita hanya tau kisah kesengsaraan Yesus, tetapi tidak mampu memaknai kisah kesengsaraan iti sendiri,” tutur Uskup Leo.

Uskup Leo, mengajak kepada seluruh umat Katolik  jika ingin hidup bahagia, maka harus mampu hidup secara sederhana, mampu menjadi pelayan bagi orang lain, serta hidup cinta kasih antar sesama.

“Kita harus hidup jujur jangan korupsi, kita harus mampu memaknai kehipudan Yesus, ia sangat merendah dihadapan orang banyak demi keselamatan umat manusia, oleh sebab itu kitapun diminta untuk hidup sederhana. Jangan pernah sombong, dan membuat orang lain merasa tetindas,” tutur Uskup Leo.

Baca Juga :  PTM Terbatas Tergantung Kepala Daerah

Uskup leo menegaskan agar menjadi orang Katolik tidak hanya sebuah pengakuan belaka, namun dituntut untuk hidup seyogyanya yang dijalankan oleh Yesus.

“Jangan hanya bilang saya orang Katolik , tapi prakteknya seperti bukan orang Katolik , itu tidak boleh tetapi kita harus mampu meneladani kehidupan Yesus,” tandas Uskup Leo.

Pesan dari kisah sengsara Yesus kata dia, adalah umat Katolik  mampu melihat paradoks yang dijalani Yesus dimana ia rela mati di kayu salib, hanya untuk menyelamatkan dosa umat manusia.

“Saudara-saudara sekalian pesan dari Paradoks ini adalah bagimana kita mencari jalan yang ditempuh Tuhan, bukan mencari jalan untuk menginginkan diri, tetapi marilah kita merendahkan diri membantu orang lain, tebarkan cinta kasih kepada orang lain,” pesan Uskup Leo. (rel/wen)

JAYAPURA-Ratusan umat Katolik  di Kota Jayapura, memadati Gereja Katolik , St. Agustinus Entrop mengikuti Misa Minggu Palma (Minggu daun daun). Minggu Palma tahun ini jatuh pada Minggu (2/4)  kemarin.

Tampak setiap umat yang hadir masing masing memegang daun Palma. Pada misa minggu palma ini terbagi dua jenis liturgi, diantaranya pemberkatan daun palma dan ekaristi.

Sebelum memasuki misa ekaristi, umat sebelumnya mengikuti misa pemberkatan daun palma didepan Gerja. Setelah pemberkatan daun palma berlangsung, umat diarak masuk ke dalam Gereja. Saat masuk kedalam gereja, umat diringi dengan lagu Yerusalem.

Misa dipimpin oleh Uskup Emeritus Mgr. Leo Laba Ladjar O.F.M dalam homili (khotbah) mengatakan Minggu Palma ini begitu istimewa sebab merupakan peringatan masuknya Yesus ke Kota Suci Yerussalem sebelum ia mati dan bangkit lagi dari kematiannya.

Iapun mengatakan memknai Minggu Palma, umat Katolik diharapkan mampu mengenang peristiwa kesengsaraan Yesus kritus melalui tindakan maupun perbuatan. “Kisah sengsara Yesus merupakan paradoks (Tantangan), juga dalam hidup kita paradoks itu tetap ada,” kata Uskup Emeritus saat berkhotbah.

Baca Juga :  Belum Disepakati Bentuk Logo dan Titik Nol Ibukota PPS

Uskup Leo, menyatakan bahwa Yesus merupakan anak Allah, namun ia tetap merendahkan diri, demi menyelamatkan manusia. “Tuhan Yesus selalu merendah diri, dia tidak pernah mempertahankan kekuasaannya, sebab jika dirinya mempertahankan kekuasaan, maka manusia tidak ada yang dapat diselamatkan dari dosa dosanya,” tutur Uskul Leo.

Iapun mengatakan jika melihat kisa kesengsaraan Yesus, apakah manusia bisa hidup seperti Yesus, walaupun mungkin tidak populer tetapi menyelamatkan. “Kita dapat menyaksikan dalam kehidupan kita setiap hari, apakah kita telah mengikuti jalan Yesus atau sebaliknya, jangan sampai kita hanya tau kisah kesengsaraan Yesus, tetapi tidak mampu memaknai kisah kesengsaraan iti sendiri,” tutur Uskup Leo.

Uskup Leo, mengajak kepada seluruh umat Katolik  jika ingin hidup bahagia, maka harus mampu hidup secara sederhana, mampu menjadi pelayan bagi orang lain, serta hidup cinta kasih antar sesama.

“Kita harus hidup jujur jangan korupsi, kita harus mampu memaknai kehipudan Yesus, ia sangat merendah dihadapan orang banyak demi keselamatan umat manusia, oleh sebab itu kitapun diminta untuk hidup sederhana. Jangan pernah sombong, dan membuat orang lain merasa tetindas,” tutur Uskup Leo.

Baca Juga :  Undangan Penjemputan Pj Gubernur Dilakukan Secara Terbuka 

Uskup leo menegaskan agar menjadi orang Katolik tidak hanya sebuah pengakuan belaka, namun dituntut untuk hidup seyogyanya yang dijalankan oleh Yesus.

“Jangan hanya bilang saya orang Katolik , tapi prakteknya seperti bukan orang Katolik , itu tidak boleh tetapi kita harus mampu meneladani kehidupan Yesus,” tandas Uskup Leo.

Pesan dari kisah sengsara Yesus kata dia, adalah umat Katolik  mampu melihat paradoks yang dijalani Yesus dimana ia rela mati di kayu salib, hanya untuk menyelamatkan dosa umat manusia.

“Saudara-saudara sekalian pesan dari Paradoks ini adalah bagimana kita mencari jalan yang ditempuh Tuhan, bukan mencari jalan untuk menginginkan diri, tetapi marilah kita merendahkan diri membantu orang lain, tebarkan cinta kasih kepada orang lain,” pesan Uskup Leo. (rel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya