Soal penyebab korban memilih jalan pintas, Kapolres mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya, korban memilih mengakhiri hidupnya karena korban tidak terima dituduh oleh pacarnya yang merupakan seorang oknum anggota Brimob yang bertugas di Mappi berhubungan atau pacaran dengan pria lain. ‘’Jadi korban dituduh oleh oknum anggota ini berhubungan dengan pria lain,’’ katanya.
Hal itu lanjut Kapolres, ditemukan pada instagram korban. Dimana oknum anggota Brimob tersebut mengirim tuduhan tersebut ke korban lewat instagramnya.
“Dalam instagram korban itu, sepertinya ada pertengkaran antara korban dengan oknum anggota tersebut, dimana korban dituduh berhubungan atau pacaran dengan pria lain,’’ terangnya.
Hanya saja, Kapolres mengaku pihaknya tidak bisa memproses oknum anggota Brimob yang bersangkutan, karena ada Ankumnya atau pimpinannya sendiri. Oknum anggota Brimob tersebut, lanjut Kapolres, sebenarnya sudah berkeluarga dan tentu ada aturannya bagi setiap personel Polri untuk hal tersebut dilarang karena sudah berkeluarga.
Meski begitu beberapa spekulasi mulai bermunculan di media sosial dan menganggap jika korban yang tinggal di Kota Bima ini bukan meninggal karena bunuh diri melainkan dibunuh oleh kekasihnya yang diduga merupakan ajudan dari Sekda Mappi. Apalagi posisi korban ketika itu dalam posisi duduk. Beberapa warga paguyuban Bima juga mulai membahas kematian Amalia yang dianggap aneh dan janggal.
“Yang terhormat Presiden RI Prabowo Subianto, Pak Kapolda Papua, ada apakah dengan kasus keluarga kami. Almarhumah hanya bisa duduk mais dan bersandar di bawah jendela kamarnya dihiasi tali pengikat. Skenario apa lagi sampai hari ini hasil visum tidak diperlihatkan ke keluarga kami,” tulis Rayyan dalam penggalan postingannya elektroniknya di Medos. (ulo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos