Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Rumah Sakit Mulai Kewalahan

BOR RSUD Jayapura 100 Persen, Ketersediaan Obat Mulai Menipis

JAYAPURA-Lonjakan kasus Covid-19 yang terus dalam beberapa minggu terakhir membuat rumah sakit di Kota Jayapura kewalahan menangani membludaknya pasien. 

Bahkan bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemanfaatan tempat tidur di RSUD Jayapura sudah mencapai 100 persen. Akibatnya puluhan pasien untuk sementara waktu harus dirawat di luar ruangan tepatnya di pelataran IGD (Instalasi Gawat Darurat).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, yang juga Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Jayapura,  dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) mengakui adanya 24 pasien yang untuk sementara tertahan di IGD, lantaran ruangan yang ada sudah penuh, Jumat (16/7). 

Meskipun demikian, dr. Silwanus Sumule memastikan bahwa 24 pasien yang tertahan di IGD kemarin tetap mendapatkan perawatan maksimal meskipun tidak seperti pada pasien yang berada dalam ruangan.

“Pasien yang masih tertahan di luar ini, seluruhnya kami curiga Covid-19. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan repid antigennya positif. Namun kami masih menunggu hasil pemeriksaan PCR,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (16/7).

Untuk saat ini, RSUD Jayapura menurut dr. Silwanus terpaksa melakukan pembatasan pelayanan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan tenaga kesehatan (Nakes). “Dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi, pelayanan kami juga ikut terganggu. Karena sebagian tenaga perawat kami terpapar Covid-19 yaitu sebanyak 25 tenaga perawat,” bebernya.

Baca Juga :  Pembayaran Beasiswa Otsus Terlambat Lagi

Dikatakan, tenaga kesehatan yang bertugas melayani pasien di RSUD Jayapura saat ini berjumlah 45 orang yang terdiri dari 29 perawat, 8 tenaga penunjang, 6 dokter umum dan 2 dokter spesialis.

“Meski pelayanan di RSUD Jayapura terganggu dari sisi pelayanan, akan tetapi kami akan terus berupaya semampu yang kami bisa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Bahkan untuk menahan laju perkembangan Covid-19,” tegasnya.

Pihaknya juga memohon agar masyarakat dapat membantu tenaga kesehatan. Khususnya dalam hal menjalankan protokol kesehatan sebaik mungkin. Dirinya meminta  aktivitas masyarakat harus sadar betul akan bahaya Covid-19.

“Terus terang kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Jujur kami lelah, kami capek dan kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Petugas kesehatan kerja hampir 24 jam, mereka juga butuh asupan gizi, butuh perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah,” tambahnya.

Berperang menghadapi situasi Covid-19 saat ini diakuinya tidaklah mudah. Bahkan menurut dr. Silwanus, kasus saat ini lebih berat dibandingkan dengan kasus awal Covid-19 pada Maret tahun lalu.

Baca Juga :  64.637 Suara Sah Ditetapkan sebagai Pemenang Pilkada

Dalam kesempatan itu, dr. Silwanus juga mengimbau masyarakat untuk memberikan diri divaksin. Sebab dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pihaknya maupun dinas-dinas kesehatan, dari sekian banyak pasien terpapar Covid-19 paling banyak yang tidak melakukan vaksinasi.

“Menurut data kami, 90% pasien yang meninggal belum divaksinasi covid-19. Tetapi sekali lagi saya katakan bahwa penelitian yang kita lakukan adalah deskriptif tidak dilakukan secara multisenter,” tambahnya.

Terkait dengan ketersediaan obat-obatan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19, diakuinya ada yang mulai menipis dan ada yang masih ada. Menurut dr. Silwanus, yang menipis itu seperti obat-obatan emergency.

“Dari semua yang kita butuhkan, teristimewa adalah oksigen. Dimana kami sedikit khawatir dengan kondisi oksigen saat ini. Dari sisi pengobatan, oksigen mulai menipis. Selain itu, obat-obat yang menyangkut kegawatdaruratan juga mulai menipis. Termasuk APD kita juga sudah mulai menipis,” bebernya.

Terkait kondisi ini, dr. Silwanus Sumule berharap pihak-pihak terkait bisa memberi dukungan bagi tenaga medis di Kota Jayapura. “Untuk Kota Jayapura sendiri masih bisa dikendalikan saat ini,” pungkasnya. (ana/fia/nat)

BOR RSUD Jayapura 100 Persen, Ketersediaan Obat Mulai Menipis

JAYAPURA-Lonjakan kasus Covid-19 yang terus dalam beberapa minggu terakhir membuat rumah sakit di Kota Jayapura kewalahan menangani membludaknya pasien. 

Bahkan bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemanfaatan tempat tidur di RSUD Jayapura sudah mencapai 100 persen. Akibatnya puluhan pasien untuk sementara waktu harus dirawat di luar ruangan tepatnya di pelataran IGD (Instalasi Gawat Darurat).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua, yang juga Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Jayapura,  dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) mengakui adanya 24 pasien yang untuk sementara tertahan di IGD, lantaran ruangan yang ada sudah penuh, Jumat (16/7). 

Meskipun demikian, dr. Silwanus Sumule memastikan bahwa 24 pasien yang tertahan di IGD kemarin tetap mendapatkan perawatan maksimal meskipun tidak seperti pada pasien yang berada dalam ruangan.

“Pasien yang masih tertahan di luar ini, seluruhnya kami curiga Covid-19. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan repid antigennya positif. Namun kami masih menunggu hasil pemeriksaan PCR,” jelasnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (16/7).

Untuk saat ini, RSUD Jayapura menurut dr. Silwanus terpaksa melakukan pembatasan pelayanan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan tenaga kesehatan (Nakes). “Dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi, pelayanan kami juga ikut terganggu. Karena sebagian tenaga perawat kami terpapar Covid-19 yaitu sebanyak 25 tenaga perawat,” bebernya.

Baca Juga :  Dimulai dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP

Dikatakan, tenaga kesehatan yang bertugas melayani pasien di RSUD Jayapura saat ini berjumlah 45 orang yang terdiri dari 29 perawat, 8 tenaga penunjang, 6 dokter umum dan 2 dokter spesialis.

“Meski pelayanan di RSUD Jayapura terganggu dari sisi pelayanan, akan tetapi kami akan terus berupaya semampu yang kami bisa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Bahkan untuk menahan laju perkembangan Covid-19,” tegasnya.

Pihaknya juga memohon agar masyarakat dapat membantu tenaga kesehatan. Khususnya dalam hal menjalankan protokol kesehatan sebaik mungkin. Dirinya meminta  aktivitas masyarakat harus sadar betul akan bahaya Covid-19.

“Terus terang kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Jujur kami lelah, kami capek dan kami sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Petugas kesehatan kerja hampir 24 jam, mereka juga butuh asupan gizi, butuh perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah,” tambahnya.

Berperang menghadapi situasi Covid-19 saat ini diakuinya tidaklah mudah. Bahkan menurut dr. Silwanus, kasus saat ini lebih berat dibandingkan dengan kasus awal Covid-19 pada Maret tahun lalu.

Baca Juga :  Fientje Suebu Dubes Perempuan Papua Pertama

Dalam kesempatan itu, dr. Silwanus juga mengimbau masyarakat untuk memberikan diri divaksin. Sebab dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pihaknya maupun dinas-dinas kesehatan, dari sekian banyak pasien terpapar Covid-19 paling banyak yang tidak melakukan vaksinasi.

“Menurut data kami, 90% pasien yang meninggal belum divaksinasi covid-19. Tetapi sekali lagi saya katakan bahwa penelitian yang kita lakukan adalah deskriptif tidak dilakukan secara multisenter,” tambahnya.

Terkait dengan ketersediaan obat-obatan yang berkaitan dengan penanganan Covid-19, diakuinya ada yang mulai menipis dan ada yang masih ada. Menurut dr. Silwanus, yang menipis itu seperti obat-obatan emergency.

“Dari semua yang kita butuhkan, teristimewa adalah oksigen. Dimana kami sedikit khawatir dengan kondisi oksigen saat ini. Dari sisi pengobatan, oksigen mulai menipis. Selain itu, obat-obat yang menyangkut kegawatdaruratan juga mulai menipis. Termasuk APD kita juga sudah mulai menipis,” bebernya.

Terkait kondisi ini, dr. Silwanus Sumule berharap pihak-pihak terkait bisa memberi dukungan bagi tenaga medis di Kota Jayapura. “Untuk Kota Jayapura sendiri masih bisa dikendalikan saat ini,” pungkasnya. (ana/fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya